Dampak Alternatif Simulasi Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan pelaku pasar, maka dampak kebijakan ini paling banyak diperoleh petani jagung, karena kesejahteraan petani jagung sebagai produsen
maupun konsumen meningkat, yaitu masing-masing sebesar Rp. 55.550 miliar dan Rp. 49.972 miliar. Sementara itu pabrik pakan sebagai produsen pakan
menempati urutan kedua, sedangkan peternak ayam ras sebagai produsen daging ayam ras menempati urutan ketiga. Oleh sebab itu, kebijakan penurunan suku
bunga Bank Indonesia dan depresiasi nilai tukar RpUSD merupakan alternatif kebijakan yang kondusif dalam pengembangan pasar jagung, pakan dan daging
ayam ras di Indonesia. Kebijakan menaikkan harga DOC sebesar 25 persen dan menurunkan suku
bunga bank sebesar 30 persen masih memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan bagi masyarakat sebesar Rp. 29.066 miliar. Bahkan penerimaan
pemerintah total dari tarif juga masih positif sebesar Rp. 0.016 miliar. Apabila dilihat setiap pelaku pasar, maka produsen daging ayam ras tidak memperoleh
kesejahteraan dengan adanya kebijakan ini. Hal ini disebabkan karena surplus produsen dan konsumen mengalami penurunan dibandingkan kedua pasar lainnya,
yaitu sebesar Rp. 6.967 miliar dan Rp. 5.158 miliar. DOC merupakan salah satu input terpenting bagi produksi daging ayam ras. Oleh sebab itu apabila terjadi
kenaikan harga DOC akan menjadi disinsentif bagi kesejahteraan produsen daging ayam ras. Selain itu perubahan terbesar diperoleh petani jagung dan pabrik pakan.
Dampak peningkatan harga pakan dan DOC, masing-masing sebesar 25 persen secara umum mempunyai pola yang sama dengan kebijakan sebelumnya
Simulasi 2. Surplus produsen maupun konsumen pada pasar jagung dan pakan ayam ras mengalami peningkatan, kecuali pada pasar daging ayam ras.
Peningkatan harga pakan ternyata direspon dengan positif oleh pabrik pakan, sehingga dampak kebijakan ini mampu memberikan peningkatan surplus
produsen yang terbesar dibandingkan di dua pasar lainnya. Selain itu, kebijakan ini masih memberikan penerimaan bagi pemerintah dari tarif impor jagung dan
daging ayam ras sebesar Rp. 0.052 miliar. Oleh sebab itu, kebijakan menaikkan harga pakan dan DOC bukan merupakan alternatif kebijakan yang kondusif dalam
pengembangan pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia. Kebijakan menaikkan harga jagung, pakan dan daging ayam ras sebesar 25
persen akan memberikan dampak yang positif di tiga pasar. Dampak kebijakan ini dirasakan manfaatnya oleh pelaku di ketiga pasar, baik produsen maupun
konsumen, yaitu sebesar Rp. 9 021.679 miliar dan Rp. 5 944.106 miliar. Selain itu kebijakan ini juga memberikan dampak yang positif terhadap penerimaan
pemerintah dari tarif impor jagung dan daging ayam ras, yaitu sebesar Rp. 4.120 miliar.
Berdasarkan pelaku pasar, maka kesejahteraan terbesar yang diperoleh dengan adanya kebijakan ini adalah pada pasar jagung, lalu diikuti oleh pasar
pakan dan pasar daging ayam ras. Oleh sebab itu, apabila pemerintah mampu menstimulasi kenaikan harga output di ketiga pasar itu, maka hal tersebut akan
mendorong pengembangan pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia. Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu kesepakatan antar negara-
negara di dunia untuk mengurangi dan pada akhirnya menghapus trade barrier. Penghapusan tarif jagung dan daging ayam ras serta adanya depresiasi RpUSD
akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari perubahan surplus produsen dan konsumen di ketiga pasar tersebut.
Secara keseluruhan dampak kebijakan ini kesejahteraan hanya diperoleh para pelaku di pasar jagung dan pakan saja, tapi tidak pada para pelaku pasar
daging ayam ras. Petani jagung mengalami peningkatan kesejahteraan terbesar, lalu berikutnya adalah pabrik pakan. Baik surplus produsen dan konsumennya
masih menunjukkan peningkatan yang positif. Pada pasar daging ayam ras, kebijakan ini ternyata membuat surplus produsen dan konsumennya mengalami
penurunan, yaitu sebesar Rp. 11.855 miliar dan Rp. 8.770 miliar. Selain itu penerimaan pemerintah dari tarif jagung dan daging ayam ras menurun drastis
dibanding semua simulasi kebijakan yang dilakukan, yaitu sebesar Rp. 30.392 miliar. Gambaran ini menunjukkan bila penghapusan tarif akan memberikan
dampak kemandirian bagi perkembangan pelaku pasar tersebut, namun di sisi lain ketidaksiapan pelaku pasar daging ayam ras justru akan memperburuk tingkat
kesejahteraan produsen, konsumen dan pemerintah. Dampak perubahan faktor-faktor eksternal terhadap kesejahteraan para
pelaku pasar jagung, pakan dan daging ayam ras secara keseluruhan disajikan pada Tabel 41. Peningkatan ekspor jagung USA sebesar 30 persen akan
berdampak negatif terhadap total kesejahteraan di pasar jagung domestik. USA adalah salah satu negara produsen jagung dunia, sehingga peningkatan ekspornya
akan menurunkan harga jagung dunia. Hal ini akan membuat harga jagung domestik sulit bersaing di pasar domestik dan dunia. Oleh sebab itu, peningkatan
kesejahteraan justru banyak diperoleh para pelaku ekonomi di pasar pakan dan juga daging ayam ras.
Tabel 41. Dampak Perubahan Faktor Eksternal Terhadap Kesejahteraan Para Pelaku Pasar Jagung, Pakan, dan Daging Ayam Ras di Indonesia,
Tahun 2000-2005
Perubahan Indikator Kesejahteraan No
Indikator Kesejaheteraan
Satuan Sim 6
Sim 7 Sim 8
Sim 9
1 Perubahan Surplus Produsen
a. Jagung Rp Miliar
-11.2505 146.1980 0.0000 0.0000 b. Pakan
Rp Miliar 21.7770 -296.8195
-29.0240 7.2560 c. Daging Ayam Ras
Rp Miliar 0.0000 -0.6960 -120.4227 42.4490
Total Rp
Miliar 10.5265 -151.3175 -149.4467 49.7050 2
Perubahan Surplus Konsumen a. Jagung
Rp Miliar -10.0020 129.7335 0.0000 0.0000
b. Pakan Rp Miliar
8.2050 -112.5655 -10.8920 2.7405
c. Daging Ayam Ras Rp Miliar 0.0000 -0.5157 -89.4571 31.4315
Total Rp
Miliar -1.7970 16.6523 -100.3491 34.1720
3 Perubahan Penerimaan Pemerintah dari
Tarif Impor a. Jagung
Rp Miliar -0.7625 8.3559
0.0000 0.0000
b. Daging Ayam Ras Rp Miliar 0.0000 -0.0004 -0.7648 0.2574
Total Rp
Miliar -0.7625 8.3555 -0.7648
0.2574 4
Net Surplus Rp Miliar
7.9670 -126.3097 -250.5605 84.1344
5 Perubahan Pengeluaran Devisa
a. Jagung Rp Miliar
274.2890 549.3048 -503.3697 0.0000
b. Daging Ayam Ras Rp Miliar -33.7942
-0.0044 -2.5365 3.2866 Total
Rp Miliar
240.4948 549.3004 -505.9062 3.2866
Keterangan: Simulasi 6
: Peningkatan Ekspor Jagung AS 30 Simulasi 7 : Peningkatan Impor Jagung Jepang 30
Simulasi 8 : Peningkatan Ekspor Daging Ayam AS 30 Simulasi 9 : Peningkatan Impor Daging Ayam Ras Cina dan Jepang 30
Dampak dari peningkatan ekspor jagung USA sebesar 30 persen di pasar jagung domestik bias kepada konsumen, yaitu dengan penurunan surplus sebesar
Rp. 10.00 miliar yang masih lebih rendah daripada surplus produsen dan net surplusnya meningkat sebesar Rp. 7.967 miliar. Penerimaan pemerintah dari tarif
berkurang sebesar Rp. 0.762 miliar akibat kebijakan ini. Di pasar pakan ayam ras domestik, kebijakan ini bias kepada produsen, yaitu sebesar Rp. 21.777 miliar.
Secara keseluruhan, dampak kebijakan ini banyak diperoleh pabrik pakan dibandingkan pelaku pasar jagung dan daging ayam ras. Total kesejahteraan
akibat kebijakan ini di tiga pasar adalah sebesar Rp. 7.967 miliar, walaupun di sisi lain penerimaan pemerintah menurun. Oleh sebab itu keadaan ini tidak
menguntungkan bagi kesejahteraan pelaku pasar, khususnya petani jagung dan peternak ayam ras.
Peningkatan impor jagung Jepang sebesar 30 persen justru akan bias kepada produsen jagung, yaitu sebesar Rp. 146.20 miliar dengan net surplus
sebesar Rp. 126.31 miliar. Selain itu, penerimaan pemerintah dari adanya tarif impor jagung mencapai Rp. 8.356 miliar. Di pasar pakan ayam ras, konsumen
mengalami penurunan surplus sebesar Rp. 112.57 miliar, dimana surplusnya masih lebih rendah dibandingkan penurunan kesejahteraan pada surplus produsen.
Net surplus di ketiga pasar berkurang sebesar Rp. 409.39 miliar. Sedangkan di pasar daging ayam ras, kebijakan ini juga bias kepada konsumen dengan surplus
konsumen yang berkurang sebesar Rp. 0.52 miliar. Pada pasar daging ayam ras, kebijakan ini mengakibatkan penerimaan pemerintah dari tarif impor berkurang
sebesar Rp. 0.0004 miliar. Peningkatan impor jagung Jepang akan menyebabkan peningkatan harga
jagung dunia. Oleh sebab itu harga jagung domestik menjadi lebih kompetitif, sehingga total kesejahteraan meningkat sebesar Rp. 126.31 miliar. Berbeda di
pasar pakan dan daging ayam ras, peningkatan impor jagung Jepang akan menstimulasi peningkatan jumlah jagung yang diekspor, sehingga mengurangi
pasokan jagung untuk produksi pakan, selanjutnya mengurangi pasokan pakan untuk produksi daging ayam ras. Hal in mengakibatkan total kesejahteraan di
pasar jagung dan daging ayam ras cenderung mengalami penurunan. Peningkatan ekspor daging ayam ras USA mengakibatkan perubahan
surplus di pasar pakan ayam ras, dimana kebijakan ini bias kepada konsumen dengan pengurangan surplus sebesar Rp. 10.89 miliar dan net surplus yang
menurun sebesar Rp. 39.92 miliar. Di pasar daging ayam ras domestik, kebijakan ini bias kepada konsumen dengan surplus yang menurun sebesar Rp. 89.46 miliar
dan net surplus yang searah menurun sebesar Rp. 209.88 miliar. Penerimaan pemerintah total dari tarif berkurang sebesar Rp. 0.765 miliar akibat kebijakan ini.
Secara keseluruhan kebijakan ini tidak berpengaruh langsung terhadap pasar jagung. Pelaku pasar daging ayam ras mengalami penurunan kesejahteraan
yang terbesar bila dibandingkan dua pasar lainnya. Peningkatan ekspor daging ayam ras USA akan menyebabkan penurunan harga daging ayam ras dunia,
sehingga kegiatan ekspor mengalami penurunan. Hal ini akan mempengaruhi permintaan terhadap kebutuhan jagung dan pakan di Indonesia.
Dengan adanya peningkatan impor daging ayam ras Cina dan Jepang sebesar 30 persen, maka total net surplus produsen dan konsumen di tiga pasar
meningkat sebesar Rp. 49.705 miliar dan Rp. 34.172 miliar. Total penerimaan pemerintah dari tarif impor juga masih positif, yaitu sebesar Rp. 0.257 miliar.
Perubahan impor daging ayam ras Cina dan Jepang tersebut memberikan dampak yang positif bagi perkembangan pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di
Indonesia. Apabila ditinjau dari setiap pelaku pasar, maka dampak kebijakan ini di
pasar pakan ayam ras adalah kesejahteraan yang bias kepada produsen, yaitu dengan surplus yang mengalami peningkatan sebesar Rp. 7.256 miliar dan net
surplus yang meningkat sebesar Rp. 10.000 miliar. Di pasar daging ayam ras, kebijakan ini bias kepada produsen dengan surplus positif sebesar Rp. 42.419
miliar dan net surplus yang meningkat sebesar Rp. 73.88 miliar. Kebijakan ini
juga memberikan keuntungan kepada negara dari tarif impor daging ayam sebesar Rp. 0.257 miliar.
Secara keseluruhan, peningkatan impor daging ayam ras Cina dan Jepang tidak berpengaruh langsung terhadap pasar jagung domestik. Peningkatan ini akan
berkontribusi dalam peningkatan harga daging ayam ras dunia, sehingga mendorong peningkatan produksi pakan dan daging ayam ras. Oleh sebab itu total
kesejahteraan pelaku di pasar daging ayam ras dan pakan cenderung meningkat.