V. ANALISIS PASAR JAGUNG, PAKAN DAN DAGING AYAM RAS DI INDONESIA
5.1. Hasil Pendugaan Model Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia
Besaran uji nilai F hitung adalah antara 2.102 dan 203.627 dan nyata pada taraf
α = 0.0001 dan 0.1098. Dengan demikian secara keseluruhan dapat diinterpretasikan bahwa variasi peubah-peubah eksogen dalam persamaan
struktural secara bersama-sama dapat menjelaskan dengan baik variasi peubah masing-masing peubah endogennya.
Secara keseluruhan pendugaan parameter model ekonometrika dalam penelitian ini memberikan hasil yang cukup baik. Nilai koefisien determinasi R
2
masing-masing persamaan struktural berkisar antara 0.1867-0.9854. Persamaan harga riil daging ayam ras dunia HDWR memberikan nilai koefisien determinasi
terendah 0.1867, dan persamaan produksi jagung PJI memberikan nilai koefisien determinasi tertinggi 0.9854. Dengan demikian secara umum peubah-
peubah penjelas yang dimasukkan dalam persamaan struktural dalam penelitian ini mampu menjelaskan dengan baik keragaman peubah-peubah endogennya.
Selain itu, semua peubah penjelas mempunyai tanda dugaan parameter yang sesuai dengan harapan dan logis dari sudut pandang teori ekonomi.
Hasil uji statistik t yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa peubah penjelas yang tidak signifikan atau berpengaruh nyata terhadap peubah
endogennya pada taraf α = 0.05. Dalam penelitian ini taraf α yang digunakan
cukup fleksibel berlaku untuk tiap persamaan struktural, sehingga sebagian besar peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya. Taraf
nyata yang digunakan adalah A merupakan taraf nyata pada α sebesar 0.05, B
merupakan taraf nyata pada α sebesar 0.10, C merupakan taraf nyata pada α
sebesar 0.15 dan D merupakan taraf nyata pada α sebesar 0.20.
Nilai Durbin Watson DW berkisar antara 1.173 sampai 2.816. Nilai terendah DW terdapat pada persamaan harga riil jagung domestik HJDR,
sedangkan nilai DW yang tertinggi terdapat pada persamaan produksi jagung PJI yaitu sebesar 2.883.
Berdasarkan hasil dugaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini cukup representatif dalam menjelaskan
model pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia.
5.2. Persamaan Pasar Jagung
5.2.1. Produksi Jagung
Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Pendugaan Parameter Produksi Jagung PJI
Elastisitas Peubah
Dugaan Parameter
t-hitung Jangka
Pendek Jangka
Panjang
INTERCEP -165.584
-0.106 HJDR2 Perubahan harga riil jagung
1.171603 1.425 D
0.0102 0.0103
LAJ Luas areal panen jagung 1.961529
7.698 A 0.8956
0.9025 HPKR Harga riil pupuk -0.418077
-0.569 -0.008
-0.008 WR Upah riil tenaga kerja
-0.023105 -0.925
-0.0202 -0.0204
SBR Suku bunga riil -17.730325 -2.469
A -0.0131 -0.0132
D Dummy krisis moneter -384.247251
-1.144 T Trend waktu
117.044158 2.442 A
LPJI Produksi jagung t-1 0.007544
0.055 R
2
= 0.9854, F
hitung
= 203.627, Dw = 2.883
Keterangan: A nyata pada α = 0.05
D nyata pada α = 0.20
Hasil pendugaan parameter produksi jagung mempunyai nilai R
2
yang tinggi yaitu 0.985. Hal ini menunjukkan bahwa peubah-peubah penjelas dalam
persamaan ini dapat menjelaskan dengan baik peubah endogennya.
Sebesar 98 persen produksi jagung dapat dijelaskan oleh peubah-peubah perubahan harga riil jagung domestik, luas areal panen jagung tahun sebelumnya,
harga riil pupuk, suku bunga riil, trend waktu dan produksi jagung tahun sebelumnya.
Perubahan harga riil jagung domestik menstimulasi produksi jagung. Hal ini ditunjukkan dengan peubah harga riil jagung domestik yang signifikan secara
statistika dengan hubungan yang positif. Apabila perubahan harga riil jagung domestik meningkat sebesar Rp. 1 per kilogram maka akan meningkatkan
produksi jagung sebesar 1.17 ribu ton, ceteris paribus. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, peubah produksi jagung tidak responsif terhadap
perubahan harga riil jagung domestik. Luas areal panen jagung tahun sebelumnya secara statistika berpengaruh
nyata terhadap produksi jagung dengan arah yang positif. Jika luas areal panen jagung tahun sebelumnya meningkat 1 hektar, maka akan meningkatkan produksi
jagung sebesar 1.96 ribu ton, ceteris paribus. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang produksi jagung cukup responsif terhadap luas real areal panen
jagung tahun sebelumnya. Selain luas areal panen jagung, suku bunga riil juga berpengaruh nyata
terhadap produksi jagung dengan hubungan yang negatif. Apabila ada kenaikan suku bunga riil sebesar 1 persen per tahun akan menurunkan produksi jagung
sebesar 17.73 ribu ton. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang produksi jagung tidak responsif inelastis terhadap suku bunga riil.