berkaitan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
c. Kesempatan Kerja
Secara umum hasil analisis pada Gambar 44 menunjukkan, bahwa sebagian besar responden menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah tidak
mengalamipeningkatan, dan hanya 43,75 responden menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah mengalami peningkatan.
Persepsi masyarakat terhadap kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan setelah pemekaran wilayah, karena; 1 pembukaan lapangan
pekerjaan baru masih kurang tersedia, dan kuota penerimaan CPNSD sangat terbatas, 2 masyarakat masih sulit mengembangkan usaha karena selain
keterbatasan modal usaha, informasi pasar juga masih terbatas. Persepsi masyarakat terhadap kesempatan kerja semakin meningkat setelah
pemekaran wilayah, karena selain adanya peningkatan investasi yang melakukan kegiatan pengelolaan potensi pertambangan nikel, maupun pemanfaatan hasil
hutan kayu, dan setiap tahunnya Pemerintah Daerah melaksanakan penerimaan CPNSD, serta semakin berkembangnya usaha masyarakat, sehingga banyak
angkatan kerja atau diterima sebagai tenaga kerja. Persepsi masyarakat terhadap peningkatan kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah, ditunjukkan dengan
tingkat penyerapan tenaga kerja selama tahun 2005-2008 pada Gambar 57. Gambar 57 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang bekerja terhadap
total angkatan kerja tahun 2005 sebesar 93,38, meningkat menjadi 94,35 pada tahun 2008. Sementara persentase penduduk yang bekerja terhadap jumlah
penduduk pada tahun 2005 sebesar 44,57 menurun menjadi 39,17 tahun 2008, sedangkan persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk pada
tahun 2005 sebesar 47,73 menurun menjadi 41,52 pada tahun 2009. Hal ini memberikan makna bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Halmahera Timur selama tahun 2005-2008 cenderung mengalami peningkatan.
Gambar 57. Struktur Ketenagakerjaan Secara khusus menurut profil responden, persepsi masyarakat mengenai
kesempatan kerja di Kabupaten Halmahera Timur setelah pemekaran wilayah cukup beragam atau berbeda-beda Tabel 24. Pada tabel tersebut menunjukkan
bahwa persepsi responden terhadap kesempatan kerja menurut jenis kelamin, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat
adalah responden perempuan, sedangkan responden laki-laki paling banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden
perempuan lebih banyak menjawab kesempatan kerja mengalami peningkatan, karena selain perempuan banyak diterimasebagai tenaga kerja disektor pemerintah
dan swasta, perempuan juga kurang berkompetisi dalam mencari pekerjaan. Sedangkan laki-laki dalam struktur angkatan kerja jumlahnya lebih banyak
sementara penerimaan tenaga kerja masih terbatas, sehingga laki-laki lebih banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan.
Menurut asal suku resonden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja mengalami peningkatan adalah lokal Malut. Sedangkan suku lokal, Jawa,
Sulawesi, dan lainnya menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden suku lokal Malut lebih banyak menjawab kesempatan kerja semakin
meningkat. Karena pemahaman suku lokal Malut, bahwa kesempatan kerja tidakhanya disektor pemerintahan seperti penerimaan CPNS, tetapi kesempatan
kerja juga berada disektor swasta seperti mencari kerja pada perusahan-perusahan melakukan kegiatan pertambangan nikel, dan membuka usaha sendiri. Kemudian
93.38 94.04
95.17 94.35
44.57 51.13
38.98 39.17
47.73 54.36
40.96 41.52
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2005 2006
2007 2008
Bekerja thp Akt.Kerja Bekerja thp Jlh.Pddk
Akt.Kerja thp Jlh.Pddk
suku lokal, Jawa, Sulawesi, dan lainnya menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan, karena dalam pengembangan usaha masyarakat
dihadapkan dengan persoalan modal usaha yang terbatas, dan akses informasi pasar yang masih terbatas, sehingga usaha yang dikembangkan masyarakat kurang
berkembang, akibatnya tidak penyerapan kerja dalam pengembangan usaha sendiri sangat terbatas.
Tabel 24. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Kesempatan Kerja Setelah Pemekaran Wilayah Menurut Profil Responden
Profil Responden
Kategori Apakah setelah pemekaran
Kesempatan Kerja semakin meningkat
Ya Tidak
Jenis Kelamin 1.
Laki-laki 41.38
58.62 2.
Perempuan 66.67
33.33 Asal Suku
1. Lokal
14.29 85.71
2. Lokal Malut
61.11 38.89
3. Jawa
41.67 58.33
4. Sulawesi
46.15 53.85
5. Lainnya
35.71 64.29
Pendidikan 1.
TKSD 100.00
- 2.
SD 25.00
75.00 3.
SMP 33.33
66.67 4.
SLTA 45.16
54.84 5.
PT 58.33
41.67 Pekerjaan Umum
1. Tidak Bekerja
- 100.00
2. Pegawai Negeri
46.15 53.85
3. Nelayan
33.33 66.67
4. Petani
40.74 59.26
5. Buruh
100.00 -
6. Lainnya
50.00 50.00
Jabatan dalam 1.
Masyarakat Biasa 42.86
57.14 Masyarakat
2. KadesSekdesPemda
45.00 55.00
3. Tokoh Masyarakat
38.46 61.54
4. Tokoh Adat
- 100.00
5. Tokoh Agama
83.33 16.67
Dilihat menurut tingkat pendidikan, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah TK dan PT. Sedangkan
responden tingkat pendidikan SD, SLTP, dan SLTA lebih banyak menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah tidak mengalami peningkatan.
Responden tingkat pendidikan TK dan PT lebih banyak menjawab kesempatan
kerja semakin meningkat, karena lebih banyak terserap diterima menjadi tenaga kerja pada perusahan swasta maupun disektor pemerintahan. Kemudian responden
tingkat pendidikan SD, SLTP, dan SLTA menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan, karena kurang terserap padaperusahan swasta maupun
disektor pemerintahan sperti menjadi PNS. Dilihat menurut pekerjaan utama, responden yang paling banyak
menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah buruh dan lainnya. Sedangkan tidak bekerja, pegawai negeri, nelayan, dan petani paling banyak
menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden buruh dan lainnya menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah semakin
meningkat, karena lebih banyak diterima menjadi tenaga kerja pada sektor swasta dan pemerintah. Kemudian responden tidak bekerja menjawab kesempatan kerja
setelah pemekaran wilayah tidak mengalami peningkatan, karena kurang diterima menjadi tenaga kerja disektor pemerintah dan swasta.
Dilihat menurut jabatan dalam masyarakat, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah tokoh agama, sedangkan
tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat biasa paling banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden tokoh agama
menjawab kesempatan kerja mengalami peningkatan, karena seteleh pemekaran wilayah kesempatan kerja disektor swasta semakin bertamba dan kesempatan
untuk membuka usaha baru semakin bertambah. Kemudian tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat biasa menjawab kesempatan kerja tidak mengalami
peningkatan, karena masyarakat lokal kurang terserap sebagai tenaga kerja pada sektor swasta seperti perusahan-perusahan tambang, maupun pada sektor
pemerintah seperti menjadi PNS. Persepsi responden secara khusus terhadap kesempatan kerja yang beragam
atau berbeda-beda, disebabkan perbedaan pemahaman masyarakat bahwa kesempatan kerja hanya berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja disektor
pemerintah, dan sektor swasta khususnya pada perusahan-perusahan skala besear seperti disektor pertambangan, serta adanya kultur masyarakat bahwa menjadi
tenaga kerja disektor pemerintah khususnya menjadi PNS merupakan pekerjaan
yang paling prestisius. Namun, secara umum kesempatan kerja di Kabupaten Halmahera Timur setelah pemekaran wilayah mengalami peningkatan.
d. Akses Terhadap Sumberdaya