Indeks Kinerja Pelayanan Publik

Tengah dan Kota Tidore Gambar 42, terlihat Kota Tidore memiliki kualitas infrastruktur yang lebih baik, dari Halmahera Timur dan Halmahera Tengah. Hal tersebut terlihat hingga tahun 2009, kualitas infrastruktur yang dipersentasikan total panjang jalan dalam kondisi baik mencapai 77,87 dari total panjang ruas jalan. Sementara pada tahun yang sama kualitas panjang jalan dalam kondisi baik di Halmahera Tengah hanya mencapai 30,51 dari perkiraan total panjang ruas jalan. Namun, secara umum setelah pemekaran wilayah tahun 2005-2009 setiap tahunnya terjadi pertambahan panjang ruas jalan di daerah induk maupun daerah pemekaran, sehingga pemekaran wilayah memberikan dampak terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur khususnya jalan.

d. Indeks Kinerja Pelayanan Publik

Pemekaran wilayah daerah dengan membentuk daerah otonom baru diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui peningkatan pelayanan publik. Oleh karena itu, kinerja pelayanan publik menjadi ukuran bagi keberhasilan kebijakan pemekran wilayah daerah menjadi beberapa daerah otonom baru. Untuk menilai kinerja pelayanan publik sebagai dampak dari kebijakan pemekaran wilayah daerah, perlu dibuat perbandingan kinerja pelayanan publik antara daerah induk Halmahera Tengah dan daerah pemekaran Halmahera Timur dan Kota Tidore. Berdasarkan hasil analisis indeks kinerja pelayanan publik IKPP pada Gambar 43, secara umum kinerja pelayanan publik pada daerah induk Halmahera Tenga dan daerah pemekaran Halmahera Timur dan Kota Tidore setelah pemekaran wilayah khususnya tahun 2005-2009 cenderung membaik meningkat. Namun jika dilihat dari nilai persentase, Kota Tidore memiliki nilai indeks kinerja yang paling tinggi, urutan kedua Halmahera Timur dan ketiga Halmahera Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Tidore memiliki kinerja pelayanan publik yang lebih baik dan optimal, dari pelayanan publik di Halmahera Timur dan Halmahera Tengah. Gambar 43. Indeks Kinerja Pelayanan Publik Kota Tidore dan Kabupaten Halmahera Timur merupakan daerah pemekaran yang memiliki nilai indeks kinerja pelayanan publik yang lebih tinggi baik, dari daerah induk Halmahera Tengah selama tahun 2005-2009. Karena ketersediaan dan kualitas infrastruktur pelayanan publik dibidang pendidikan, kesehatan, maupun kualitas jalan di Kota Tidore lebih maju siap dibanding dengan Halmahera Tengah. Hal ini sangat wajar, karena Kota Tidore dulunya sebelum pemekaran wilayah merupakan ibukota kabupaten induk Halmahera Tengah yang saat ini telah dipindahkan ke Kecamatan Weda. Namun, secara umum setelah pemekaran wilayah kinerja pelayanan publik pada daerah induk dan daerah pemekaran semakin meningkat. Hal ini menunjukkan pemekaran wilayah memberikan dampak terhadap semakin meningkatnya pelayanan publik, berarti pemekaran wilayah Halmahera Tengah menjadi Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan telah sesuai dengan tujuan pemekaran wilayah yang diisyaratkan dalam PP no.1292000. 5.1.5. Analisis Kesejahteraan Masyarakat dengan IPM Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan indicator yang paling umum digunakan untuk menilai perkembangan kesejahteraan masyarakat sebagai kinerja dari pembangunan, sehingga pemerintah menggunakan IPM sebagai indicator dalam menilai kemampuan daerah melaksanakan tujuan otnomi daerah 74.99 90.11 65.49 63.18 73.58 100.58 80.26 88.19 86.97 87.85 66.82 67.52 72.33 77.33 74.06 20 40 60 80 100 120 2005 2006 2007 2008 2009 in d ek s K in er ja Halteng Tidore Haltim sebagaimana disyaratkan dalam PP No. 6 Tahun 2008 tentang evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. IPM yang dikembangkan oleh UNDP sejak tahun 1990 menggunakan 3 tiga indikator, yaitu 1 indikator harapan hidup, 2 indikator pendidikan, dan 3 indikator daya beli. Nilai minimum dan maksimum masing-masing indikator ditampilkan dalam Tabel 17. Tabel 17. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen Satuan Sasaran Ideal Nilai Minimum Angka Harapan Hidup Tahun 85 25 Angka Melek Huruf 100 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 15 Konsumsi Riil per Kapita Rp 1,332,720 900,000 disesuaikan thn 2002

a. Indikator Harapan Hidup