Pemerintahan Daerah TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemekaran Wilayah Pembentukan Daerah Otonom

rekomendasi usulan pembentukan daerah kepada DPOD. Berdasarkan rekomendasi usulan pembentukan daerah, Menteri meminta tanggapan tertulis para Anggota DPOD pada sidang DPOD. Dalam hal DPOD memandang perlu dilakukan klarifikasi dan penelitian kembali terhadap usulan pembentukan daerah, DPOD menugaskan Tim Teknis DPOD untuk melakukan klarifikasi dan penelitian. Berdasarkan hasil klarifikasi dan penelitian, DPOD bersidang untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden mengenai usulan pembentukan daerah. Menteri menyampaikan usulan pembentukan suatu daerah kepada Presiden berdasarkan saran dan pertimbangan DPOD. Dalam hal Presiden menyetujui usulan pembentukan daerah, Menteri menyiapkan rancangan undang- undang tentang pembentukan daerah ke DPR RI untuk ditetapkan menjadi undang-undang. Setelah Undang-undang pembentukan daerah diundangkan, Pemerintah melaksanakan peresmian daerah dan melantik penjabat kepala daerah. Peresmian daerah dilaksanakan paling lama 6 enam bulan sejak diundangkannya undang-undang tentang pembentukan daerah.

2.2. Pemerintahan Daerah

Keberadaan pemerintahan oleh manusia moderen diperlukan untuk mencegah terjadinya homo homini lupus bellum omnium contra omnes, yaitu mencegah manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya, dan mencegah jangan sampai yang kuat menguasai yang lemah Oentarto, 2004. Manusia pada tahap perkembangan masyarakat tertentu mengadakan kontrak sosial social contract, untuk membentuk suatu lembaga pemerintahan yang bertugas mengatur hidup mereka agar tidak saling membinasakan satu dengan lainnya. Sarundayang 2005 menyebutkan bahwa di banyak negara, pemerintahan daerah sudah ada jauh sebelum pemerintah pusat atau pemerintahan nasional di bentuk. Lebih jauh, Hossein dalam Nurcholis 2005 menjelaskan bahwa local government pemerintah daerah dapat mengandung tiga arti, pertama; pemerintah lokal, kedua; pemerintahan lokal yang dilakukan oleh pemerintah lokal, ketiga; berarti daerah otonom. Manan 2001 menyebutkan bahwa dilihat dari kekuasaan pemerintahan daerah otonom, maka pemerintahan dapat dibagi menjadi 3 tiga kelompok; 1 Pemerintahan dalam arti sempit yaitu penyelenggaraan kekuasaan eksekutif atau administrasi negara, 2 Pemerintahan dalam arti agak luas yaitu penyelenggaraan kekuasaan eksekutif dan legislatif tertentu yang melekat pada pemerintahan daerah otonom, 3 Pemerintah dalam arti luas yang mencakup semua lingkungan jabatan negara dibidang eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lain sebagainya. Dalam UU No.221999 pasal 1 ayat huruf d Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan pemerintah daerah otonomi oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas desentralisasi. Kemudian perubahan UU No.221999 menjadi UU No.322004 tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud dengan Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI dalam UUD 1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur, bupatiwalikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

2.3. Desentralisasi dan Otonomi Daerah