a. Desentralisasi politik, pelimpahan kewenangan yang lebih besar kepada daerah
yang menyangkut aspek pengambilan keputusan, termasuk penetapan standar dan berbagai peraturan.
b. Desentralisasi
administrasi, merupakan
pelimpahan kewenangan,
tanggungjawab, dan sumberdaya antar berbagai tingkat pemerintahan. c.
Desentralisasi fiskal, merupakan pemberian wewenang kepada daerah untuk menggalai sumber-sumber pendapatan, hak menerima transfer dari pemerintah
yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin dan investasi. Osborne dan Gaebler 1991 menyebutkan bahwa lembaga yang
terdesentralisasi mempunyai 4 empat keunggulan, diantaranya; pertama, lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih fleksibel daripada yang tersentralisasi.
Lembaga tersebut dapat memberi respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan pelanggan yang berubah; kedua, lembaga yang terdesentralisasi jauh
lebih efektif daripada yang tersentralisasi; ketiga, lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih inovatif daripada yang tersentralisasi; keempat, lembaga yang
terdesentralisasi menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi, lebih banyak komitmen, dan lebih besar produktifitas.
2.3.2. Otonomi Daerah
Dalam UU No.322004 tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemberian
otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat. Disamping itu, melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Moeliono 1998 dalam Jeddawi 2005, kata wewenang disamakan dengan kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk bertindak,
membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggungjawab kepada orangbadan lain. Manan dalam Jeddawi 2005 menjelaskan bahwa wewenang
dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan match. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum wewenang
berarti hak dan kewajiban. Wewenang dalam kaitan dengan otonomi daerah, maka hak memiliki pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri zelfregelen
dan mengelola sendiri zelfbesturen. Prinsip otonomi daerah sebagaimana ditegaskan dalam UU No.322004,
menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, dalam arti bahwa daerah diberikan kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar
yang menjadi urusan pemerintahan yang ditetapkan dalam UU No.322004. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan. peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan prinsip
tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan
pemerintahan harus dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang
sesuai dengan potensi dan kekhasaan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud
dengan otonomi
bertanggung jawab
adalah otonomi
yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
Berdasarkan prinsip
otonomi daerah
yang luas,
nyata dan
bertanggungjawab, yang berorintasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat, maka penerapan otonomi daerah, harus lebih dimaknai substansi otonomi daerah dari aspek kerangka teoritik maupun instrumen hukumnya, agar
tidak terjadi interpretasi yang sempit dan keliru terhadap otonomi daerah. Disamping itu, penyelenggaraan otonomi daerah menjadi keharusan dan
kebutuhan dalam
upaya meningkatkan
kesejahteraan dan
percepatan pembangunan daerah, oleh karena pemerintah daerah akan melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan daerah berdasarkan prakarsa, kreaktifitas dan partisipasi aktif masyarakat yang seluas-luasnya. Dengan diberlakukannya
otonomi daerah, dalam arus globalisasi dewasa ini akan memperkuat eksistensi negara bangsa, yang kini tengah digugat. Namun, penerapan desentralisasi dan
otonomi yang diatur dalam UU No.322004, harus dilaksanakan secara konsisten dan sungguh-sungguh.
2.4. Aspirasi Masyarakat