banyak menjawab sektor lainnya mengalami peningkatan adalah tokoh agama, sedangkan yang paling banyak menjawab sektor lainnya tidak mengalami
peningkatan adalah tokoh adat dan kadessekdesPemda. Namun, secara umum setelah pemekaran wilayah sektor lainnya mengalami peningkatan.
5.4. Distribusi Manfaat Pemekaran Wilayah.
Manfaat pemekaran dari aspek sosial politik, fisik, dan ekonomi diharapkan terdistribusi secara merata, proporsional dan berkelanjutan bagi
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Hasil analisis distribusi manfaat pemekaran wilayah dengan menggunakan AHP disajikan dalam Gambar 61.
Gambar 61. Struktur hirarki distribusi manfaat pemekaran wilayah
Keterangan: Masyarakat lainnya=NTTNTB, Sumatera, Maluku, Papua, Kalimantan
Hasil perhitungan AHP pada Gambar 61 menunjukkan, pada level pertama manfaat pemekaran wilayah lebih besar dinikmati oleh pertama pemerintah
daerah, kedua pengusaha, dan ketiga masyarakat. Karena Halmahera Timur sebagai daerah otonom baru, dengan pemerintah daerah yang masih transisi, maka
untuk menggerakan jalananya pemerintahan dan pembangunanan daerah, lebih banyak didominasi oleh pemerintah daerah, sehingga masyarakat berpersepsi
bahwa manfaat pemekaran lebih besar dinikmati oleh pemerintah daerah. Selain itu, muncul fenomena di masyarakat bahwa lapangan pekerjaan yang layak dan
prestisius adalah disektor pemerintahan, khususnya menjadi PNS dan anggota DPRD, oleh karena itu penduduk yang diterima dan bekerja disektor
pemerintahan daerah dipandang lebih banyak menikmati manfaat pemekaran wilayah.
Distribusi manfaat Pemekaran Wilayah
Masyarakat 0,0923
Pengusaha 0,2628
Pemda 0,6649
Lainn 0,298
9 Cina
0,262 3
Sulawesi
0,171 4
Jawa 0,122
7 Malut
0,0915 Lokal
0,0528 Kecil
0,097 2
Menengah 0,2656
Besar 0,637
DPRD 0,8337
Pemda 0,1662
Pada level kedua pemerintah daerah yang terdiri atas pemerintah daerah eksekutif, dan DPRD, menunjukkan bahwa DPRD memiliki persentase yang
lebih besar dari pemerintah daerah. Artinya bahwa DPRD lebih besar memperoleh manfaat pemekaran wilayah. Masyarakat berpersepsi DPRD lebih banyak
memperoleh manfaat pemekaran wilayah, karena fungsi dan kewenangan DPRD khususnya
fungsi pengawasan,
anggaran, dan
legislasi yang
dalam pelaksanaannya secara maksimal, sehingga masyarakat berpersepsi bahwa DPRD
lebih banyak memperoleh manfaat pemekaran wilayah. Disamping itu, DPRD sebagai representase rakyat yang merupakan pemangku kepentingan rakyat,
secara yuridis dapat mengakses dan mengendalikan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, sehingga dipandang memperoleh
manfaat pemekaran wilayah yang lebih besar. Pada level kedua pengusaha besar lebih besar lebih banyak memperoleh
manfaat pemekaran wilayah, daripada pengusaha menengah dan kecil. Persepsi masyarakat bahwa pengusaha besar lebih banyak memperoleh manfaat, karena
Halmahera Timur sebagai daerah otonom baru lebih memprioritaskan pada pembangunan infrastruktur, serta mendorong peningkatan investasi pengelolaan
potensi sumberdaya pertambangan dan kehutanan. Dimana kegiatan pengololaan potensi pertambangan dan kehutanan umumnya dilaksanakan oleh perusahan-
perusahan besar. Pada level kedua masyarakat lainnya NTTNTB, Sumatera, Maluku, Papua,
Kalimantan lebih besar memperoleh manfaat pemekaran wilayah, daripada lokal, lokal Maluku Utara, Jawa, dan Sulawesi. Masyarakat berpersepsi bahwa
masyarakat lainnya lebih besar memperoleh manfaat pemekaran wilayah, karena masyarakat lainnya banyak terserap menjadi tenaga kerja pada sektor pemerintah,
dan swasta, serta menduduki posisi puncak dalam politik seperti jabatan Bupati, termasuk pengelolaan potensi sumberdaya alam banyak dilakukan oleh
perusahan-perusahan besar yang kepemilikannya adalah masyarakat lainnya.
5.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat. 5.5.1. Hubungan Profil Responden dengan Persepsi Manfaat Sosial Politik.
Profil responden merupakan karakteristik responden yang terdiri dari jenis
kelamin, asal suku, tingkat pendidikan, perkerjaan utama, dan jabatan dalam
masyarakat. Sedangkan persepsi manfaat sosial politik meliputi persepsi terhadap pelayanan umum, partisipasi masyarakat, kesempatan kerja, akses terhadap
sumberdaya, dan penagakan hukum. Hubungan profil responden dengan persepsi manfaat aspek sosial politik dihitung dengan menggunakan Chi-Square, dan
hasilnya ditampilkan dalam pada Tabel 43. Tabel 43. Hubungan Profil Responden dan Persepsi Manfaat Sosial Politik.
No Profil Responden
Nilai Chi-Square X
2
-tabel α=30
X
2
-tabel α=50
PU PM
KK ASD
PH 1 Jenis Kelamin
1,106 0,105
1,413 0,946 0,241 1,074
0,455 2 Asal suku
1,809 1,942
5,093 3,134 4,045 4,878
3,357 3 Tingkat Pendidikan
3,897 2,421
4,020 2,658 2,304 4,878
3,357 4 Pekerjaan utama
5,106 2,058
3,389 6,460 2,570 6,064
4,351 5 Jabatan dlm masyarakat
4,880 16,682 7,098 4,743 3,374
4,878 3,357
Keterangan:PU=Pelayanan Umum, PM=Partisipasi Masyarakat, KK=Kesempatan Kerja, ASD=Akses Terhadap Sumberdaya, PH=Penegakan Hukum
a. Hubungan Profil Responden dengan Persepsi Pelayanan Umum