5.2.2. Aspirasi Manfaat Aspek Fisik
Fasilitas sosial dipandang lebih penting dari fasilitas umum, dan mendapat prioritas pertama dengan bobot nilai sebesar 0,8372 Gambar 54. Fasilitas sosial
dipandang penting, karena sebelum pemekaran wilayah fasilitas pendidikan dan kesehatan belum tersedia secara merata di wilayah Halmahera Timur. Fasilitas
pendidikan yang dipandang belum merata yaitu sekolah TK, SD, SMPMTs, dan SMAMASMK, sedangkan fasilitas kesehatan yang dipandang meliputi RS,
Puskesmas, dan balai pengobatan. Fasilitas umum dipandang penting dan menjadi prioritas kedua, karena
kondisi jalan pada umumnya adalah jalan tanah yang belum diaspal dan sebagian dalam kondisi rusak. Hal tersebut terlihat dari panjang ruas jalan yang telah
dibangun di wilayah kabupaten Halmahera Timur sampai tahun 20042005 baru mencapai 334,4 km, yang telah diaspal 70,40 km, sirtu 15 km, dan jalan tanah
229 km. Dari panjang jalan tersebut, menunjukkan bahwa wilayah Halmahera Timur belum seluruhnya dapat diakses melalui jalan darat, karena untuk dapat
mengakses seluruh wilayah Halmahera Timur harus dibangun jalan kurang lebih 700 km. Hal ini menyebabkan aksessibilitas antar desa dan kecamatan, serta dari
dan keluar wilayah Halmahera Timur tidak berjalan dengan baik, sehingga mobilitas barang dan jasa tidak berjalan baik, dan berdampak pula pada sulitnya
masyarakat memperoleh kebutuhan pokok yang mahal, maupun hasil-hasil pertanian masyarakat yang tidak dapat dipasarkan keluar daerah.
5.2.3. Aspirasi Manfaat Aspek Ekonomi.
Pada Gambar 54 terlihat bahwa sektor lainnya dipandang lebih penting dari sektor pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, konstruksi, dan
perdagangan, sehingga sektor lainnya menjadi prioritas pertama dengan bobot nilai 0,271. Sektor lainnya dipandang penting karena sebelum pemekaran wilayah,
maupun setelah pemekaran wilayah khususnya sampai tahun 20042005, perkembangan sektor lainnya sangat lambat, sementara peranan sektor ini
lainnya sangat domain dan penting terutama dalam menunjang aktifitas ekonomi, sosial, dan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan khususnya setelah
pemekaran wilayah. Disamping itu, sektor lainnya juga menjadi kebutuhan dasar yang sangat menentukan kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
masyarkat beraspirasi bahwa pemekaran wilayah harus dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan sektor lainnya.
Perkembangan sektor
lainnya rumah
makanrestoran, tokokios,
penginapanhotel, listrik dan air bersih, jasa transportasi dan komunikasi, yang lambat, ditunjukkan dengan jumlah fasilitas sarana dan prasarana sektor lainnya.
Hal tersebut telihat pada tahun 2004 atau satu tahun setelah pemekaran wilayah Halmahera Timur belum dibangun restoran dan hotel, hanya ada rumah makan
sebanyak 28 buah dan penginapan 6 buah, tokokios 541 buah, jaringan listrik PLN baru terdapat pada 3 ibukota kecamatan, hanya 1 ibukota kecamatan yang
belum ada yaitu Wasile Selatan, kantor Pos dan Giro hanya terdapat pada kecamatan Maba dan Wasile, dan hampir sebagian besar masyarakat desa
menggunakan air bersih yang bersumber dari air sungai dan sumur. Kemudian untuk jaringan komunikasi menggunakan SSB dan wartel, jaringan hand phone
hanya di ibukota kabupaten, ibukota kecamatan Maba dan Wasile. Kemudian untuk jasa transportasi antar kabupaten umumnya menggunakan transportasi laut
dan pesawat, karena belum seluruh dapat dijangkau dengan jalan darat. Wilayah yang dapat dijangkau dengan jalan darat hanya kecamatan Wasile Selatan dan
Wasile. Perkembangan sektor lainnya yang lambat dapat juga dilihat dari
kontribusinya terhadap pembentukan PDRB. Pada tahun 2004 kontribusi sektor listrik dan air bersih sebesar 0,17, transportasi dan komunikasi 3,97.
Kemudian penginapanhotel, rumah makanrestoran dalam struktur PDRB merupakan sub sektor dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi sub
sektor restoranrumah makan pada tahun 2004 hanya sebesar 0,02, hotelrestoran 0,49. Dari besarnya kontribusi menunjukkan bahwa peranan
sektor lainnya terhadap perekonomian daerah sangat kecil, karena tingkat perkembangnnya.
Sektor perdagangan dipandang penting dan menjadi prioritas kedua, karena sebelum pemekaran wilayah maupun setelah pemekaran wilayah khususnya
tahun 2004, sektor perdagangan baik perdagangan besar maupun eceran perkembangannya sangat lamban. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas
yang menunjang aktifitas perdagangan kabupaten Halmahera Timur. Pada tahun
2004 jenis fasilitas perdagangan seperti pasar inpres, pasar tradisional dan tokokios, serta lembaga keuangan bank, maupun infrastruktur wilayah seperti
jalan dan jembatan belum berkembang dengan baik. Akibatnya harga-harga barang kebutuhan pokok di wilayah Halmahera Timur selain kurang tersedia,
harga-harga juga menjadi sangat mahal. Untuk itu, masyarakat beraspirasi bahwa pemekaran wilayah harus memberikan manfaat terhadap berkembangnya kegiatan
perdagangan, agar selain barang-barang kebutuhan pokok semakin tersedia harganya juga menjadi murah.
Sektor jasa konstruksi dipandang penting dan menjadi prioritas ketiga, karena sebelum pemekaran wilayah kegiatan jasa konstruksi kurang
dikembangkan masyarakat. Sementara Halmahera Timur sebagai daerah otonom baru, memiliki berbagai macam kegiatan pembangunan daerah yang
membutuhkan peran sektor usaha jasa konstruksi. Belum berkembangnya jasa konstruksi terlihat pada tahun 2003 masyarakat yang berusaha dibidang
konstruksi kurang lebih 9 buah perusahaan, yang terdiri dari 1 buah PT, dan 8 CV. Oleh karena itu, masyarakat beraspirasi bahwa dengan adanya pemekaran
wilayah, harus memberikan manfaat terhadap perkembangan jasa konstruksi.
5.3. Persepsi Manfaat Pemekaran Wilayah