Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemekaran Wilayah Pembentukan Daerah Otonom

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Tujuan pemekaran wilayah yang disebutkan dalam bab II pasal 2 Peraturan Pemerintah PP nomor 129 tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan, Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui; a peningkatan pelayanan kepada masyarakat, b percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, c percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, d percepatan pengelolaan potensi daerah, e peningkatan keamanan dan ketertiban, f peningkatan hubungan yang serasi antar pusat dan daerah. Untuk mewujudkan 6 enam aspek dari tujuan pemekaran wilayah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, diselenggarakan oleh pemerintah daerah melalui pembangunan daerah, dan dibutuhkan keuangan daerah yang cukup untuk mendanai membiayai kegiatan pembangunan daerah. Pada daerah-daerah pemekaran otonom baru khususnya Kabupaten Halmahera Timur yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Tengah di Propinsi Maluku Utara pada tahun 2003, masih menghadapi masa transisi serta menghadapi keterbatasan keuangan, aparatur daerah, infrastruktur pemerintahan dan kewilayahan, sehingga pelaksanaan pembangunan daerah dalam waktu yang relatif singkat tahun 2005-2009 tentunya hasil-hasil sebagai output dari proses pembangunan daerah belum nampak sesuai dengan tujuan pemekaran wilayah dan manfaat pemekaran wilayah yang diaspirasikan masyarakat. Hal ini kemudian memunculkan apresiasi yang teropini ke publik bahwa kinerja pembangunan daerah belum sesuai dengan tujuan pemekaran wilayah, dan persepsi masyarakat terhadap pemekaran wilayah belum memberikan manfaat bagi masyarakat, bahkan manfaat pemekaran wilayah tidak terdistribusi secara merata. Opini yang menjadi wacana publik ini mesti dievaluasi dan dikaji agar tidak menimbulkan polemik yang multi tafsir, dan dapat dirumuskan strategi kebijakan pembangunan daerah Halmahera Timur yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan tujuan pemekaran wilayah. Menurut Rustiadi et al. 2009 pembangunan adalah suatu proses, maka hasil-hasil sebagai kinerja pembangunan tetap perlu dievaluasi walaupun masih pada tahap dini, dan dapat dilihat dari input-inputnya. Keragaan dari input akan menentukan keragaan pembangunan pada tahap-tahap berikutnya. Jika evaluasi kinerja pembangunan hanya dilakukan pada pencapaian- pencapaian jangka pendek yang tidak esensial, tidak menghasilkan manfaat dan dapat merugikan atau berdampak pada jangka panjang. Berdasarkan pandangan dan pemahaman yang dikemukakan Rustiadi et al. 2009, maka dalam menganalisis kinerja pembangunan daerah di Kabupaten Halmahera Timur agar sesuai dengan tujuan pemekaran wilayah sebagaimana diamanatkan dalam PP No.1292000, dalam analisis ini ditekankan pada 2 dua aspek penting yaitu, 1 aspek input, berkaitan dengan aparatur pemerintah sebagai pelaksana pembangunan daerah dan pelayanan publik, serta aspek keuangan daerah untuk membiayai kegiatan pembangunan daerah, dan 2 dampak pemekaran wilayah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat yaitu ekonomi daerah dan pelayanan publik. Analisis terhadap aspek input dipandang penting, karena untuk mencapai 6 enam aspek yang menjadi tujuan pemekaran wilayah daerah sesuai PP No.1292003, akan sulit diwujudkan jika tidak didukung oleh aspek aparatur pemerintah daerah dan aspek keuangan daerah. Kemudian aspek dampak pemekaran wilayah yang dianalisis adalah aspek ekonomi dan pelayanan publik, karena berkaitan kebutuhan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Analisis terhadap aspek ekonomi juga secara langsung berkaitan dengan pengelolaan potensi daerah, dan secara tidak langsung berkaitan dengan upaya penciptaan demokrasi di daerah. Oleh karena itu, analisis kinerja pembangunan daerah Kabupaten Halmahera Timur diarahkan pada 4 empat aspek yaitu, 1 kinerja aparatur pemerintah daerah, 2 kinerja keuangan daerah, 3 kinerja ekonomi daerah, dan 4 kinerja pelayanan publik. Keempat aspek ini dipandang cukup representatif untuk menganalisis tujuan pemekaran wilayah yang diamanatkan dalam PP No.1292003. Ke empat aspek kinerja pembangunan daerah Halmahera Timur yang dianalisis, selanjutnya akan dibandingkan dengan sesama daerah pemekaran yaitu Kota Tidore Kepulauan, dan daerah induk yaitu Kabupaten Halmahera Tengah. Perbandingan antar daerah pemekaran Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan maupun dengan daerah induk Halmahera Tengah, dimaksudkan untuk mengetahui kondisi umum dampak yang terjadi setelah pemekaran wilayah. Selanjutnya akan dianalisis pula perkembangan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Halmahera Timur dengan pendekatan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Karena IPM berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menjadi dasar bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi kinerja pembangunan pada daerah kabupatenkota termasuk kabupatenkota pemekaran. Untuk mengetahui ada tidaknya perkembangan IPM Kabupaten Halmahera Timur dalam tahun 2004-2009, maka akan dibuat perbandingan dengan kabupatenkota lainnya dalam lingkup propinsi Maluku Utara pada tahun yang sama. Kemudian analisis persepsi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah juga ditekankan pada aspek input dan output. Aspek input berkaitan dengan aspirasi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah yang perlu dilaksanakan dalam pembangunan daerah, sedangkan aspek output berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah yang merupakan hasil-hasil pembangunan daerah yang dialami dan dirasakan masyarakat setelah adanya pemekaran wilayah. Pendektan analisis yang digunakan adalah aspirasi dan persepsi masyarakat secara individu Berdasarkan pemahaman ini, maka fokus evaluasi dan kajian dalam penelitian diarahkan pada 1 kinerja pembangunan daerah aspek aparatur pemerintah daerah, keuangan daerah, ekonomi daerah, pelayanan publik, dan kesejahteraan masyarakat, 2 aspirasi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah, 3 persepsi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah, 4 faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat, 5 distribusi manfaat pemekaran wilayah. Kerangka pemikiran konseptual disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan fokus evaluasi, maka evaluasi terhadap kinerja pembangunan daerah diarahkan pada, 1 kinerja aparatur daerah, 2 kinerja keuangan daerah, 3 kinerja ekonomi, 4 kinerja pelayanan publik, dan 5 Proses Pembangunan Daerah Daerah Pemekaran Daerah Otonom baru Kewenangan Daerah Aspirasi Masyarakat Manfaat Pemekaran Wilayah 1. Aspek Sosial Politik 2. Aspek Fisik 3. Aspek Ekonomi Tanggapan atau Penilaian Evaluasi Persepsi Tujuan Pemekaran Wilayah: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, melalui : 1. Peningkatan pelayanan public 2. Percepatan pertumbuhan demokrasi 3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah 4. Percepatan pengelolaan potensi daerah 5. Peningkatan keamanan dan ketertiban 6. Peningkatan hubungan yg serasi antara pusat dan daerah Kinerja Pembangunan 1. Kinerja Ekonomi 2. Kinerja Keuangan 3. Kinerja Pelayanan Publik 4. Kinerja Aparatur 5. Kesejahteraan Masyarakat 1. Manfaat pemekaran wilayah aspek 1 Sosial politik, 2 fisik, 3 Ekonomi 2. Distribusi manfaat kepada, 1 Pemda, 2 Pengusaha, 3 masyarakat Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi: a Jenis Kelamin, b asal suku, c pendidikan, d pekerjaan, e jabatan SARAN Fokus Evaluasi kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan IPM. Kemudian fokus evaluasi aspirasi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah, dikelompokkan menjadi 3 aspek; 1 aspek sosial politik, 2 aspek fisik, 3 aspek ekonomi. Demikian juga untuk evaluasi terhadap persepsi masyarakat, manfaat pemekaran wilayah didasarkan pada aspirasi masyarakat, yang dikelompokkan menjadi 3 aspek; 1 aspek sosial politik, 2 aspek fisik, 3 aspek ekonomi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat dilihat berdasarkan; 1 agama, 2 tingkat pendidikan, 3 asal suku, 4 pekerjaan utama, 5 jabatan dalam masyarakat. Kemudian evaluasi terhadap distribusi manfaat pemekaran wilayah kepada masyarakat dikelompokkan, 1 masyarakat umum, 2 pengusaha, 3 pemerintah. Pendekatan analisis aspek manfaat pemekaran yang diaspirasikan masyarakat dan distribusi manfaat pemekaran wilayah menggunakan pendekatan Analytical Hirarchy Process AHP. Sedangkan analisis persepsi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah digunakan pendekatan analisis kualitatif dan persentase. Kemudian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah digunakan pendekatan analisis Chi-Square X 2 . Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis terhadap aspirasi dan persepsi masyarakat terhadap manfaat dan distribusi serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, terlebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap kinerja pembangunan daerah Kabupaten Halmahera Timur sejak tahun 2005-2009 agar diperoleh gambaran untuk selanjutnya dibandingkan dengan presepsi masyarakat.

3.2. Lokasi Penelitian