Perkembangan PDRB per Kapita dan Tingkat Kemiskinan

pengembangan dan pengelolaan potensi sumberdaya alam khususnya di sektor pertambangan, kehutanan dan perikanan. Gambar 29. Kontribusi Ekonomi Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Kota Tidore Terhadap Perekonomian Propinsi Maluku Utara Atasa Dasar Harga Konstan Sumber: PDRB KabupatenKota dan Propinsi Maluku Utara

b. Perkembangan PDRB per Kapita dan Tingkat Kemiskinan

PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah bruto yang diciptakan oleh setiap penduduk pada suatu daerah melalui aktifitas produksi. Karena itu, PDRB per kapita sering digunakan sebagai indikator makro yang secara aggregate menggambarkan kondisi kesejahteraan masyarakat dari gerak pertumbuhan ekonomi di daerah yang bersangkutan. PDRB per kapita Kabupaten Halmahera Timur pada tahun 2005-2009 mengalami peningkatan yang cukup signifikan atau dua kali lipat, dan lebih tinggi dari PDRB per kapita propinsi Maluku Utara pada tahun yang sama. Pada tahun 2005-2009 rata-rata PDRB per kapita Kabupaten Halmahera Timur mencapai sebesar Rp.4.579, sedangkan rata-rata PDRB per kapita propinsi Maluku Utara hanya sebesar Rp.3,511 lihat Gambar 30. 8.23 8.19 9.09 7.94 7.79 9 9.1 9.14 9.09 9.1 7.87 7.94 8 8.31 8.37 7 7.5 8 8.5 9 9.5 2005 2006 2007 2008 2009 K o n tr ib u si P D R D T h p P D R B P ro p in si Halteng Tidore Haltim Gambar 30. PDRB per Kapita Halmahera Timur dan Propinsi Maluku Utara Sumber: PDRB KabKota dan Propinsi Se Indonesia BPS Nasional. PDRB per kapita Kabupaten Halmahera Timur tahun 2005-2009, bila dibandingkan dengan daerah induk Halmahera Tengah, dan sesama daerah pemekaran yaitu Kota Tidore Kepulauan, terlihat daerah induk Halmahera Tengah masih lebih tinggi, dan Halmahera Timur berada pada urutan ke-2, sedangkan Kota Tidore Kepulauan urutan ke-3. Hal tersebut terlihat dari rata-rata peningkatan PDRB per kapita Halmahera Tengah selama tahun 2005-2009 sebesar Rp.7.649, Halmahera Timur sebesar Rp.4.579, dan Kota Tidore Kepulauan sebesar Rp.3.792. Perkembangan PDRB per kapita Halmahera Tengah, Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan secara lengkap ditampilkan pada Gambar 31. Perkembangan PDRB per kapita Halmahera Timur yang cenderung meningkat, menunjukkan bahwa pemekaran wilayah memberikan dampak positif terhadap peningkatan PDRB per kapita Halmahera Timur. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa setelah pemekaran wilayah PDRB per kapita Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan, serta Halmahera Tengah semakin meningkat. 3,709 3,793 4,351 5,151 5,890 2,922 3,066 3,347 4,019 4,201 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 2005 2006 2007 2008 2009 P D RB P er K ap it a RP Haltim Malut Gambar 31. Perkembangan PDRB per Kapita Halmahera Timur, Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan Sumber: PDRB KabupatenKota dan Propinsi se Indonesia BPS Nasional Perkembangan PDRB per kapita Halmahera Timur dalam tahun 2005-2009, bila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di Halmahera Timur pada tahun yang sama, terlihat bahwa pertumbuhan PDRB per kapita disertai dengan penurunan tingkat kemiskinan lihat Gambar 31. Ini menunjukkan bahwa pemekaran wilayah Halmahera Tengah menjadi Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan tidak saja memberikan dampak terhadap peningkatan PDRB per kapita, tetapi secara umum mengurangi tingkat kemiskinan pada daerah induk dan daerah pemekaran. Gambar 32. Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Kota Tidore Kepulauan. Sumber : Data Kemiskinan BPS Nasional 6,635 6,760 7,351 8,289 9,211 3,091 3,240 3,552 4,068 5,010 3,709 3,793 4,351 5,151 5,890 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 2005 2006 2007 2008 2009 P D RB P er K ap it a Rp Halteng Tidore Haltim 31.83 31.81 30.18 29.18 28.18 8.32 8.31 7.43 6.43 5.43 24.48 22.68 21.54 20.54 19.54 5 10 15 20 25 30 35 2005 2006 2007 2008 2009 T in g k at K em is k in a n Halteng Tidore Haltim Pada Gambar 32 terlihat bahwa setelah 5 lima tahun pemekaran wilayah, tingkat kemiskinan di daerah pemekaran Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan, dan daerah induk Halmahera Tengah, cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa setelah pemekaran wilayah tingkat kemiskinan pada daerah pemekaran, maupun daerah induk mengalami penurunan, sehingga pemekaran wilayah memberikan dampak terhadap penurunan tingkat kemiskinan.

c. Indeks Kinerja Ekonomi