Gambar 6. Persentase Penduduk Bekerja Tahun 2009.
Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka data diolah
4.3.2. Budaya Nilai dan Tradisi
Wilayah Kabupaten
Halmahera Timur
yang dulunya
sebelum kemerdekaan sebagai bagian dari wilayah pemerintahan Kesultanan Tidore,
memiliki beragam budaya, adat istiadat dan tradisi masyarakat seperti “mari torang baku bantu, barimarong” tolong menolonggotong royong, dan “ngaku
se rasai, budi se bahasa” yang merupakan ekspresi dari kesantunan dalam bersikap, dan kehalusan bertutur kata, dan menghargaimenghormati orang yang
lebih tua usianya dengan yang lebih muda, dan dianggap berjasa. Disamping itu, terdapat budaya atau kebiasaan masyarakat yang bersifat ritual baik dikalangan
umat muslim Islam, maupun nasrani Kristen. Acara ritual dikalangan umat muslim seperti “Mauludan dan Gisbayu”.
Mauludan adalah ritual perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lantunan bacaan riwayat Nabi yang disemarakkan oleh sajian berbagai jenis
makanan untuk dikonsumsi bersama, dan Gisbayu yaitu ritual magis yang dilaksanakan rutin setiap bulannya atau berdasarkan kebutuhan tertentu oleh
sekelompok warga yang segaris keturunan Bappeda, 2005. Sedangkan dikalangan umat nasrani seperti “makan-makan tahun baru” makan bersama,
acara ini biasanya diselenggarakan pada waktu akhir tahun dan menyambut tahun baru bulan Desember-Januari. Bentuk acaranya biasanya dimulai dengan ibadah-
ibadah ritual, diselingi dengan sajian makanan-makanan khas untuk dikonsumsi bersama dan disemarakan dengan lagu-lagu dan tarian.
70.77
4.20 6.97
4.05 14.01
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Pertanian Industri
Pengolahan Perdagangan
Hotel Restoran Jasa
Kemasyarakatan Lainnya
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Dari berbagai macam adat istiadat dan tradisi di atas, tradisi yang sampai saat ini masih menonjol dan terus dipelihara dalam kehidupan sosial masyarakat
Halmahera Timur yang sudah semakin dinamis dan majemuk adalah mari torang baku bantu, dan mari torang baku bawa bae-bae. Tradisi ini sangat nampak
dalam berbagai kegiatan masyarakat seperti kerja bakti membersihkan kampong desa, membangun rumah, hajatan kawinan orang kawin dan sunatan khitanan
anak, hajatan mendoakan orang meninggal tahlilan, dan dalam kegiatan-kegiatan ekonomi seperti membersihkan kebun ladang, panen hasil-hasil pertanian dan
perkebunan. Tradisi atau budaya mari torang baku bantu, dan mari torang baku bawa
bae-bae yang sangat kuat dan menonjol, dalam kehidupan sosial masyarakat, maka oleh pemerintah daerah Halmahera Timur sejak dibentuk pada tahun 2003,
mengformulasikan substansi dari kearifan lokal tersebut dalam kalimat “LIMABOT FAIFIYE mari torang baku bawa bae-bae dan saling bantu”.
Filosofi ini mengajak kepada semua penduduk yang ada di Halmahera Timur tanpa memandang suku bangsa etnis, budaya dan agama, untuk selalu hidup
rukun dan damai, yang dilandasi dengan semangat persaudaraan dan saling membantu dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
LIMABOT FAIFIYE saat ini menjadi spirit yang melandasi tata pergaulan sosial masyarakat, dan berbagai aktifitas pemerintah, sehingga masyarakat
Halmahera Timur yang majemuk, hidup dengan rukun, damai, dan penuh persaudaraan, serta dapat berkompetisi secara fair dalam bidang ekonomi dan
politik. Bahkan dalam bidang politik, “siapa saja” dapat menjadi pemimpin politik di daerah ini, seperti menjadi anggota DPRD dan Bupati. Hal ini memberikan
gambaran bahwa Halmahera Timur merupakan daerah yang memiliki budaya toleran, santun, dan terbuka kepada semua suku etnis dan agama untuk hidup
bermasyarakat dalam wilayah Halmahera Timur sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.3. Prasarana dan Sarana Wilayah 4.3.1. Prasarana Wilayah