Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemekaran Wilayah Pembentukan Daerah Otonom

sehingga tokoh adat berpersepsi bahwa pelayanan umum belum mengalami peningkatan. Persepsi responden secara khusus terhadap pelayanan umum yang beragam atau berbeda-beda. Disebabkan perbedaan kebutuhan dan kepentingan setiap responden dalam memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan pelayanan umum. Namun secara umum maupun secara khusus pelayanan umum setelah pemekaran wilayah semakin meningkat, walaupun belum sesuai dengan standar pelayanan minimal SPM yang diisaratkan dalam ayat 4 pasal 11 UU No.322004, bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan harus berpedoman pada standar pelayanan minimal SPM dilakukan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah. Dimana SPM pada umumnya bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu daerah dalam melayani masyarakat pada umumnya. Berkaitan dengan itu, maka dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di Halmahera Timur, pemerintah daerah perlu menyusun standar pelayanan minimal SPM di Kabupaten Halmahera Timur.

b. Partisipasi Masyarakat

Secara umum hasil analisis pada Gambar 55 menunjukkan, bahwa sebagian besar responden yang diwawancarai menjawab partisipasi masyarakat semakin meningkat, dan 12,50 menjawab partisipasi masyarakat setelah pemekaran wilayah tidak mengalami peningkatan. Masyarakat yang berpersepsi partisipasi semakin meningkat setelah pemekaran wilayah karena; 1 masyarakat selalu dilibatkan dalam pelaksanaan Musrembang tingkat desa dan kecamatan, masyarakat juga dilibatkan dalam pengawasan pembangunan daerah; 2 masyarakat selalu dilibatkan dalam musyawarah pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan kayu, dan pertambangan nikel, serta direktrut sebagai tenaga kerja. Masyarakat yang berpersepsi partisipasi tidak mengalami peningkatan setelah pemekaran wilayah, karena; 1 dalam pelaksanaan Musrembang tingkat desa dan kecamatan, masyarakat tidak dilibatkan secara umum dan hanya pemerintah desa, 2 masyarakat kurang dilibatkan dalam musyawarah pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan, dan pertambangan, bahkan hanya sebagian kecil yang dapat diterima sebagai tenaga kerja dan banyak didatangkan dari luar daerah. Secara khusus persepsi responden terhadap partisipasi masyarakat menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal suku, pekerjaan utama dan jabatan dalammasyarakat cukup beragam atau berbeda-beda secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 23. Tabel 23. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Partisipasi Masyarakat Setelah Pemekaran Wilayah Menurut Profil Responden Profil Responden Kategori Apakah setelah pemekaran wilayah Partisipasi Masyarakat semakin meningkat Ya Tidak Jenis Kelamin 1. Laki-laki 87.93 12.07 2. Perempuan 83.33 16.67 Asal Suku 1. Lokal 100.00 - 2. Lokal Malut 83.33 16.67 3. Jawa 83.33 16.67 4. Sulawesi 84.62 15.38 5. Lainnya 92.86 7.14 Pendidikan 1. TKSD 100.00 - 2. SD 87.50 12.50 3. SMP 83.33 16.67 4. SLTA 83.87 16.13 5. PT 100.00 0.00 Pekerjaan Umum 1. Tidak Bekerja 100.00 - 2. Pegawai Negeri 93.31 6.69 3. Nelayan 100.00 - 4. Petani 81.48 18.52 5. Buruh 100.00 - 6. Lainnya 8.89 91.11 Jabatan dalam 1. Masyarakat Biasa 95.24 4.76 Masyarakat 2. KadesSekdesPemda 85.00 15.00 3. Tokoh Masyarakat 92.31 7.69 4. Tokoh Adat 25.00 75.00 5. Tokoh Agama 100.00 - Sumber: Hasil Wawancara data diolah Pada Tabel 23 menunjukkan, bahwa persepsi responden menurut jenis kelamin yang paling banyak menjawab partisipasi masyarakat semakin meningkat adalah responden laki-laki 87,93. Karena laki-laki lebih berkesempatan berpartisipasi dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan, serta rekruitmen tenaga kerja. Dilihat menurut asal suku responden yang paling banyak menjawab partisipasi semakin meningkat setelah pemekaran wilayah adalah lokal, lainnya, Sulawesi, Jawa, dan Lokal Malut. Karena masyarakat lokal, lainnya, Sulawesi, Jawa, dan Lokal Malut, selalu dilibatkan dalam dalam pelaksanaan Musrembang dan pengawasan pembangunan daerah, serta selalu dilibatkan dalam musyawarah pengelolaan dan pemanfaatan potensi pertambangan nikel, dan serta direktrut sebagai tenaga kerja. Dilihat menurut tingkat pendidikan, responden yang paling banyak menjawab partisipasi masyarakat semakin meningkat adalah perguruan tinggi dan tidak tamat SD.Karena setelah pemekaran wilayah, pemerintah daerah Halmahera Timur lebih memprioritaskan pengembangan dan pengelolaan potensi sumberdaya alam khususnya pertambangan nikel dan hasil hutan kayu, sehingga masyarakat yang berpnididkan tidak tamat SD lebih banyak terserap menjadi tenaga kerja pada sektor pertambangan dankehutanan. Sedangkan tingkat pendidikan perguruan tinggi PT selain memiliki kesempatan diterima sebagai tenaga kerja pada perusahan pertambangan dan kehutanan, juga selalu dilibatkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan daerah tingkat desa dan kecamatan. Dilihat menurut pekerjaan utaman, responden yang menjawab partisipasi masyarakat semakin meningkat adalah buruh dan tidak bekerja. Karena setelah pemekaran wilayah, buruh dan tidak bekerja lebih banyak memiliki kesempatan untuk diterima sebagai tenaga kerja pada perusahan pertambangan dan kehutanan. Dilihat menurut jabatan dalam masyarakat, responden yang menjawab partisipasi masyarakat semakin meningkat adalah tokoh agama dan masyarakat. Karena tokoh agama dan masyarakat biasa sering dilibatkan dalam musyawarah pengelolaan dan pemanfaatan potensisumberdaya alam dibidang pertambangan dan kehutanan. Persepsi responden secara khusus terhadap partisipasi masyarakat yang beragam atau berbeda-beda, disebabkan perbedaan pemahaman dan kultur masyarakat. Dimana masyarakat umumnya lebih terbiasa dengan pola partisipasi yang digerahkan oleh pemerintah daerah, dan baru sebagian kecil masyarakat yang memahami partisipasiatasi atas prakarsa masyarakat sendiri. Namun, secara umum partisipasi masyarakat setelah pemekaran wilayah semakin meningkat. Untuk itu, diperlukan kebijakan pemerintah daerah melalui sosialisasi yang berkaitan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

c. Kesempatan Kerja