24 kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi keluarga seorang
siswa, semakin tinggi pula kemampuan verbalnya. Siswa yang berasal dari lingkungan rumah yang memberikan kesempatan membaca dan menyediakan
bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi. Faktor lain yang juga memengaruhi kemampuan membaca siswa adalah
faktor psikologis. Faktor ini mencakup motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. Faktor psikologis berfungsi sebagai penyeimbang ketiga
faktor lainnya.Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Motivasi dalam diri siswa memengaruhi minat membacanya. Siswa yang mempunyai
motivasi tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.
Siswa juga harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Siswa yang bereaksi secara berlebihan ketika mendapatkan sesuatu atau menarik
diri ketika kehilangan sesuatu, akan mendapat kesulitan dalam kegiatan membaca. Sebaliknya, siswa yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah
memusatkan perhatiannya pada teks yang dibaca. Pemusatan perhatian pada bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan siswa dalam membaca dan
memahami bacaan.
2.1.3.3 Pengertian Minat
Menurut Sukardi 1988 dalam Susanto 2015:57, minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Bernard 1996
dalam Susanto 2015:57 menjelaskan “Minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar .” Susanto 2015:58 menyatakan pengertian minat sebagai berikut:
25 Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang
menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang meng-
untungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatang- kan kepuasan dalam dirinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek
sebagai akibat dari pengalaman dan kebiasaan. Ketertarikan tersebut akan menimbulkan rasa suka dan senang pada diri seseorang terhadap suatu objek.
Minat tidak terbatas pada objek yang berbentuk benda melainkan kegiatan- kegiatan yang dianggap menguntungkan bagi masing-masing individu.
2.1.3.4 Jenis dan Ciri-ciri Minat
Menurut Gagne 1975 dalam Susanto 2015:60, sebab timbulnya minat pada diri seseorang dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat
terpola. Minat spontan merupakan minat yang timbul secara spontan dari dalam diri sesorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Minat terpola adalah minat yang
timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga sekolah
maupun di luar sekolah. Kuder 1996 dalam Susanto 2015:61 mengelompokkan jenis-jenis minat
menjadi beberapa macam. Perbedaan minat dipengaruhi oleh ketertarikan seseorang terhadap suatu hal. Pengalaman, kebiasaan, dan keadaan lingkungan
juga dapat memengaruhi perbedaan minat. Jenis-jenis minat yang dimaksud oleh Kuder 1996 yaitu minat terhadap alam sekitar, mekanis, hitung menghitung,
ilmu pengetahuan, minat persuasif, seni, leterer, musik, layanan sosial, dan minat klerikal.
26 Minat baca yang menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini termasuk
dalam jenis minat leterer. Minat leterer adalah minat yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis berbagai karangan. Seseorang yang berminat pada
jenis minat leterer memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik. Hurlock 1990 dalam Susanto 2015:62 menjelaskan, minat bersifat
egosentris. Jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan muncul ketertarikan pada hal tersebut. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan
fisik dan mental. Minat siswa terhadap sesuatu akan berubah sesuai perkembangan fisik dan mentalnya.
Kesempatan belajar juga memengaruhi timbulnya minat pada seseorang. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua
orang dapat merasakannya. Kesempatan belajar berkaitan dengan pengalaman seseorang dalam mempelajari suatu hal. Ketertarikan terhadap sesuatu akan
semakin tinggi apabila individu tersebut tekun dalam mempelajarinya.
2.1.3.5 Konsep Minat Baca