Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

18 wawasan kehidupannya. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

2.1.2 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru. Sumantri 2005 dalam Susanto 2015:71 menjelaskan, pentingnya seorang guru mempelajari teori perkembangan anak adalah untuk memperoleh gambaran perbandingan yang nyata antara teori dan fakta pada diri siswa. Pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak juga membantu guru untuk merespon sebagaimana mestinya perilaku tertentu pada diri siswa. Respon yang tepat dapat mengarahkan siswa untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Susanto 2015:73 merumuskan perkembangan mental pada siswa sekolah dasar meliputi perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral keagamaan. Perkembangan intelektual pada usia sekolah dasar ditandai dengan kemampuan melaksanakan kegiatan belajar yang menuntut kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan menulis, membaca, dan menghitung. Menurut Yusuf 2004 dalam Susanto 2015:73, anak usia sekolah dasar sudah mampu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka serta memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana. Kemampuan memecahkan masalah pada diri siswa tidak akan berkembang tanpa diimbangi dengan kemampuan berbahasanya. Bahasa merupakan simbol- simbol sebagai sarana untuk komunikasi dengan orang lain. Manusia dapat meng- akses pengetahuan dan memperoleh informasi dari berbagai sumber melalui kemampuan berbahasa. Yusuf 2007 dalam Susanto 2015:73 menjelaskan, 19 “Perkembangan bahasa mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar, atau lukisan ”. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pengalaman belajar memberikan kontribusi besar dalam perkembangan bahasa siswa. Siswa SD minimal dapat membuat kalimat majemuk dan menyusun serta mengajukan pertanyaan. Kemampuan berbahasa pada diri siswa dapat memengaruhi perkembangan sosialnya. Perkembangan sosial berkenaan dengan bagaimana seorang siswa ber- interaksi dengan lingkungan sosialnya. Buhler 1928 dalam Susanto 2015:74 menjelaskan, “Perkembangan sosial adalah bagian dari perubahan yang saling berkaitan dalam perilaku individu untuk menjadi makhluk sosial.” Siswa SD mengalami proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral keagamaan. Hubungan sosial siswa juga semakin luas seiring dengan berkembangnya interaksi sosial. Siswa mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas. Siswa mulai dapat beradaptasi dari sifat egosentris menjadi kooperatif dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan emosi siswa. Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi berkaitan dengan perasaan seseorang yang terefleksi dalam bentuk perbuatan atau tindakan nyata kepada orang lain atau pada diri sendiri. Emosi dimiliki oleh setiap orang, mulai dari anak-anak sampai dewasa, namun kapasitas dan intensitas emosi pada setiap orang berbeda. Seseorang menunjukkan emosi 20 untuk menyatakan suasana batin dan jiwa. Emosi seseorang akan terwujud dalam perkataan dan perbuatan serta sikap yang ditunjukkannya. Menurut Yusuf 2005 dalam Susanto 2015:76, pada usia SD, siswa mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Karakteristik emosi yang stabil pada diri siswa ditandai dengan menunjukkan wajah ceria, bergaul dengan teman secara baik, dan menghargai diri sendiri serta orang lain. Kestabilan emosi juga ditunjukkan pada konsentrasi belajarnya. Konsentrasi belajar akan semakin baik seiring dengan stabilnya emosi pada diri siswa. Perkembangan emosi siswa berperan terhadap perkembangan moralnya. Perkembangan moral pada siswa SD ditandai dengan kemampuan siswa dalam mengikuti peraturan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Selain itu, siswa sudah dapat mengelompokkan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar atau salah dan baik atau buruk. Konsep-konsep tersebut secara sederhana kemudian diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Pendapat lain mengenai karakteristik siswa SD dikemukakan oleh Piaget 1950. Piaget 1950 dalam Susanto 2015:76 mengelompokkan tahap per- kembangan kognitif anak menjadi empat tahap. Tahap-tahap tersebut yaitu tahap sensori motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Siswa SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret biasanya dialami anak pada usia 7 sampai 11 tahun. Siswa SD sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah. Siswa sudah mampu mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya. Selain itu, siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda- benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret. 21 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa seorang anak mengalami perkembangan pesat dalam berbagai aspek pada usia sekolah dasar. Anak mulai berpikir konkret dan mampu mengerjakan tugas intelektual, seperti membaca, menulis, dan menghitung. Interaksi sosial dan perkembangan bahasanya juga berkembang pesat seiring dengan perkembangan emosinya.

2.1.3 Membaca dan Minat Baca

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa SMP Negeri 30 Medan

11 117 83

Program Peningkatan Minat Baca Masyarakat Oleh Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan

3 47 43

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI SDN DABIN V KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL

3 25 215

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE DABIN I KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA TEGAL

3 20 239

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III TEGAL BARAT KOTA TEGAL

6 78 269

PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SE GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL

3 52 190

PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN GUGUS WERKUDORO KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL -

1 1 55

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SBK) DI SD NEGERI DABIN IV KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA TEGAL

0 0 77

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA OLEH KHALIDA AZRIN ABSTRAK - PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA SMA IPIEMS SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI (Kajian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Mertasinga 07 Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap) - repository perpustakaan

0 0 13