RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.15
derajat kesehatan masyarakat, dan hal ini cukup sulit diintervensi. Peran Pemerintah harus terus ditingkatkan dalam hal sosialisasi Pola Hidup Sehat. Penuntasan buta
huruf dan penurunan angka putus sekolah harus tetap ditingkatkan. Pembebasan biaya pendidikan dan penyediaan infrastruktur pendidikan harus terus dikawal oleh
Pemerintah Kota. Dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat, upaya pengembangan skala mikro dan usaha kecil menengah merupakan alternatif untuk
menaikkan pendapatan masyarakat yang masih rendah dan bermuara pada peningkatan daya beli.
b. Pendidikan
Strategi pembangunan pendidikan dijabarkan melalui empat sendipokok yaitu Pemerataan kesempatan, Relevansi pendidikan dengan pembangunan, Kualitas
pendidikan dan Efisiensi pengelolaan. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan
prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Relevansi pendidikan merupakan
konsep link and match, yaitu pendekatan atau strategi meningkatkan relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Kualitas pendidikan adalah
menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan efisiensi pengelolaan pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan
diselenggarakan secara berdayaguna dan berhasil guna.
Tabel 2.11 Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang
Tahun 2011-2013
No Uraian
2011 2012
2013 1 Angka Partisipasi Kasar APK
a SD 99,86
100,56 107,45
b SLTP 95,16
96,63 117,19
c SMASMK 77,05
78,90 118,97
2 Angka Partisipasi MurniAPM
a SD 89,25
89,94 92,22
b SLTP 71,36
76,36 80,23
c SMASMK 53,12
56,09 81,87
Sumber BPS Kota Semarang Data DinasPendidikan Angka sangat sementara
Indikator partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar APKdan Angka Partisipasi Murni APM menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi tolok ukur
dalam tingkat partisipasi bidang pendidikan dalam kesejahteraan sosial masyarakat Kota Semarang. APK adalah indikator untuk mengukur proporsi anak sekolah pada
suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan APM adalah indikator yang menunjukkan proporsi
anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.
c. Kesehatan
Tujuan dari pembangunan manusia dibidang kesehatan adalah untuk mencapai umur panjang yang sehat. peningkatan derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat
faktor penentu, antara lain: Faktor lingkungan, Perilaku kesehatan, Pelayanan kesehatan dan Kependudukanketurunan. Dari empat faktor tersebut yang dapat
diintervensi dengan cepat yaitu Faktor kesehatan lingkungan dan faktor Pelayanan kesehatan.
Sisi lain yang menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan diperlihatkan oleh rata-rata hari sakit yang dialami penduduk dari tahun ketahun semakin
menurun. Hal ini sejalan dengan perkembangan penyediaan fasilitas kesehatan yang
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.16
memadai dan kemudahan akses masyarakat ke tempat berobat yang semakin mudah serta program gratis berobat yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Dengan berbagai kemudahan yang ada tersebut memberikan efek positif terhadap kesehatan penduduk yakni, penyakit yang diderita penduduk akan lebih cepat
tertangani dan terdeteksi lebih awal dan pada akhirnya akan memperpendek rentang waktu hari sakit
Sedangkan jika dilihat berdasarkan indikator Angka Harapan Hidup AHH Kota Semarang mengalami pertumbuhan, meski tidak terlalu signifikan yaitu dari 72,24 di
tahun 2012 menjadi 72,31 di tahun 2013 angka sementara. Angka harapan hidup adalah perkiraan banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup
secara rata- rata. Indikator ini sering kali digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal kesejahteraan rakyat dibidang kesehatan.
d. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus
diimbangidengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.Secara singkat dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ketenagakerjaan dari sisi permintaan menciptakan lapangan kerja dan sisi penawaran meningkatkan kualitas
tenaga kerja.
Tabel 2.12 Nilai TPAK-TPT Kota Semarang
Tahun 2011-2013
No Uraian
2011 2012
2013
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK
69,90 67,91
69,85 2 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
6,92 5,82
5,40 Sumber: Statistik Ketahanan Sosial Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang
Data belum rilis asumsi prediksi Bappeda Angka sangat sementara
TPAK merupakan indikator yang menggambarkan seberapa banyak dari penduduk usia kerja yang aktif bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Pendapatan
rumah tangga perlu diberi perhatian lebih, mengingat dampaknya yang luas terhadap taraf kesejahteraan. Angka sementara Tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang
tahun 2013 sebesar 5,40 persen. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan kondisi tahun 2012 yang mencapai 5,82 persen. Mengingat masih tingginya angka
pengangguran, maka harus terus diupayakan penyediaan lapangan pekerjaan.
Upaya peningkatan kesempatan kerja dan perbaikan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing mutlak dilakukan, hal tersebut sangat perlu mendapatkan perhatian
dari pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha melalui pendidikan formal maupun informal
e. Angka Kriminalitas