Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2015 Pengeluaran Daerah 1. Belanja Daerah Tahun 2015

RKPD Kota Semarang Tahun 2015 III.17 3.2.5. Pengeluaran Daerah 3.2.5.1. Belanja Daerah Tahun 2015 Analisis belanja daerah RKPD Kota Semarang tahun 2015, rumuskan berdasarkan prinsip-prinsipketentuan sebagai berikut : a. Belanja tidak langsung,: 1 Pengalokasi Belanja Gaji dan tunjangan PNS dengan mempertimbangkan adanya kenaikan gaji dan tunjangan, antara lain akibat kenaikan pangkat dan jabatan, gaji berkala, tunjangan keluarga, dan sejumlah accress yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2 Belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDHWKDH dihitung sesuai dengan ketentuan mengenai besarnya penghasilan dan penerimaan pimpinananggota DPRD yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 3 Belanja bunga dihitung berdasarkan besarnya jumlah pinjaman daerah sesuai tingkat bunga dalam perjanjian. 4 Belanja bagi hasil dihitung berdasarkan besarnya perjanjian bagi hasil dengan pihak III. 5 Belanja bantuan partai politik ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. b. Belanja langsung, meliputi: 1 Belanja honorarium PNS, khusus untuk guru dan tenaga medis dihitung dengan berdasarkan kelangkaan profesi. 2 Belanja jasa kantor khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya. 3 Belanja sewa gedung kantor. 4 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor yang telah ada kontrak jangka panjangnya.

3.2.5.2 Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2015

Pengeluaran pembiayaan RKPD Tahun 2015 dirumuskan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Pencairan dana cadangan. Pencairan dana cadangan diperuntukan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Umum Walikota Dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2015. b. Penyertaan modal investasi pemerintah daerah: 1 Badan usaha milik pemerintah BUMN; 2 Badan usaha milik daerah BUMD; 3 Badan usaha milik swasta. c. Pembayaran pokok utang: 1 Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada pemerintah; 2 Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada pemerintah daerah lain; 3 Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan bank; 4 Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan bukan bank; 5 Pembayaran pokok utang sebelum jatuh tempo kepada pemerintah; 6 Pembayaran pokok utang sebelum jatuh tempo kepada pemerintah daerah lain; 7 Pembayaran pokok utang sebelum jatuh tempo kepada lembaga keuangan bank; RKPD Kota Semarang Tahun 2015 III.18 8 Pembayaran pokok utang sebelum jatuh tempo kepada lembaga keuangan bukan bank; 9 Pelunasan obligasi daerah pada saat jatuh tempo; 10 Pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh tempo. d. Pemberian pinjaman daerah: 1 Pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah; 2 Pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain. Perumusan Belanja daerah harus mempertimbangan programkegiatan wajibmengikat yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Semarang antara lain : a. Menyangkut pelayanan dasar wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang- undangan; b. Menyangkut kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Belanja daerah dan Pengeluaran pembiayaan serta untuk mendapatkan nilai dana yang akan digunakan dalam penghitungan pagu indikatif, atas kapasitas riil dikurangkan dengan kebutuhan dana bagi programkegiatan wajibmengikat yang harus diselenggarakan maka proyeksi Penghitungan Kebutuhan Belanja dan Pengeluaran Daerah Rencana Kerja Pemerintahan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2015 perhitungan sebagai berikut. Tabel 3.14 Perhitungan Kebutuhan Belanja Pengeluaran Pembiayaan Daerah Yang Mengikat RKPD Kota Semarang Tahun 2015 No Uraian Proyeksi RPJMD tahun 2015 Rp Proyeksi RKPD tahun 2015 Rp Selisih Rp Keterangan A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.002.694.000.000 1.332.087.133.000 329.393.133.000 1. Gaji dan Tunjangan PNS 986.694.000.000 1.303.839.055.000 317.145.055.000 2. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDHWKDH 14.920.000.000 16.548.078.000 1.628.078.000 Masuk dalam Belanja Gaji dan Tunjangan 3. Belanja Bunga 1.080.000.000 - -1.080.000.000 4. Belanja Bagi Hasil - - 5. Belanja Bantuan Keuangan - 1.000.000.000 1.000.000.000 6. Belanja Tdk Terduga - 10.700.000.000 10.000.000.000

B. BELANJA LANGSUNG

234.121.000.000 195.208.632.000 -38.912.368.000 Programkegiatan pada Setiap SKPD 234.121.000.000 195.208.632.000 -38.912.368.000

C. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

69.900.000.000 - -69.900.000.000 1. Pembentukan Dana Cadangan - - - 2. Pembayaran Pokok Utang 69.900.000.000 - -69.900.000.000 TOTAL PENGELUARAN WAJIB DAN MENGIKAT A+B+C 1.306.715.000.000 1.527.295.765.000 220.580.765.000 Total pengeluaran wajib dan mengikat diatas menjadi dasar dalam menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah untuk analisis kerangka pendanaan. RKPD Kota Semarang Tahun 2015 III.19 Dengan demikian, ketersediaan dana untuk mendanai program dan kegiatan tahun 2015 , yaitu: a. Total penerimaan daerah I Rp 3.311.302.868.000,- b. Total Pengeluaran belanja wajibmengikat II Rp. 1.527.295.765.000,- - Kapasitas keuangan daerah riil III Rp 1.784.007.103.000,- Dari perhitungan kapasitas keuangan daerah riil tersebut di atas dapat diketahui bahwa kemampuan riil keuangan daerah Kota Semarang untuk membiayai pembangunan Kota Semarang pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1.784.007.103.000,-. Secara rinci penggunaan rencana anggaran programkegiatan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 3.15 Penggunaan Rencana Anggaran Pembangunan Tahun 2015 No Uraian Belanja Rencana Anggaran Rp 1. Belanja Bantuan Hibah 85.431.970.000 2. Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000 3. Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Semarang Belanja Langsung SKPD 7.712.575.000 3. Belanja ProgramKegiatan yang ditetapkan peruntukannya Bantuan Keuangan Pemerintah Pusat, Provinsi, DBHCHT 80.390.923.000 4. Belanja ProgramKegiatan yang kewenangan SKPD 1.604.471.635.000 Jumlah 1.784.007.103.000 Dari uraian penggunaan dana pembangunan tahun 2015 tersebut diatas, maka kemampuan riil keuangan Daerah dalam membiayai Pelaksanaan ProgramKegiatan Pembangunan Tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1.604.471.635.000,-. Untuk Pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2015 telah dialokasi anggaran sebesar Rp. 7.712.575.000,- berupa kegiatan pada SKPD yang terkait. Selain itu juga terdapat alokasi untuk lembaga penyelenggara dan pengawas pelaksanaan Pemilihan Walikota serta untuk pengamanannya yang dialokasikan pada belanja hibah. Dengan kemampuan keuangan riil tersebut maka programkegiatan yang akan dilaksanakan harus diprioritaskan agar dapat berjalan secara efektif, efisien dan tepat sasaran. RKPD Kota Semarang Tahun 2015 IV.1

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

RKPD Kota Semarang Tahun 2015 merupakan penjabaran tahun kelima atau tahun terakhir dari RPJMD Tahun 2010-2015. Sasaran pada RPJMD disusun untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Penyusunan Prioritas pembangunan di dalam RKPD Kota Semarang penting untuk dilakukan mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki daerah untuk melakukan pembangunan. Penyusunan prioritas pembangunan daerah didasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1 Kesesuaian dengan dokumen perencanaan, 2 Urgensi penanganan isu, 3 Kemanfaatan pada hajat hidup masyarakat, 4 Kelayakan teknis, dan 5 Kesiapan bagi pelaksana kegiatanusulan, Selain kriteria-kriteria tersebut di atas penyusunan prioritas juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Visi dan misi pembangunan Kota Semarang 2010-2015, 2 Isu Strategis Kota Semarang, dan 3 Prioritas program pembangunan. Visi untuk membangun Kota Semarang tahun 2010-2015 adalah: ”Terwujudnya Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera”. Perwujudan visi tersebut mengandung filosofis bahwa Kota Semarang sebagai suatu daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus mampu mengoptimalkan segala potensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya, khususnya bertumpu pada kekuatan perdagangan, jasa, dan budaya. Secara khusus makna dari penjabaran visi tersebut adalah sebagai berikut: Kota Perdagangan dan Jasa. Kota Perdagangan diartikan Kota yang mendasarkan bentuk aktivitasnya pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik masyarakat kota, yang didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi lainnya. Pengembangan kota perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan produktifitas, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota secara keseluruhan. Dari pemahaman tersebut, karakteristik Semarang sebagai kota perdagangan mengandung beberapa aspek penting, diantaranya : 1. Pusat kegiatan Center Point distribusi dan transaksi barang dan jasa. Sesuai dengan letak geografisnya, Kota Semarang merupakan jalur distribusi barang dan jasa untuk wilayah Jawa Tengah pada khususnya dan pulau Jawa pada umumnya, serta antara pulau Jawa dengan Luar Jawa. Oleh karena itu pengembangan Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan mengedepankan konsep pembangunan yang mengarah pada terwujudnya Kota Semarang sebagai pusat transaksi dan distribusi barang dan jasa. Sebagai salah satu konsekuensi yang harus diemban adalah pelayanan yang memadai kepada seluruh pemangku kepentingan yang menopang pengembangan kota. 2. Pengembangan jejaring networking dan kerjasama perdagangan Pengembangan Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan juga bermakna bahwa pembangunan perekonomian daerah harus didasarkan pada terbangunnya jejaring dengan daerah-daerah lain, terutama daerah penyangga hinterland. Dengan demikian Kota Semarang akan dapat menjadi sentra aktivitas distribusi perdagangan barang dan jasa baik dalam skala lokal, nasional, regional, maupun internasional. 3. Pengembangan potensi ekonomi lokal Membangun Kota perdagangan tidak bisa lepas dari pengembangan potensi ekonomi lokal. Untuk menunjang terwujudnya Kota Semarang sebagai pusat transaksi dan distribusi, maka salah satu faktor penting adalah bagaimana mengembangkan