Lingkungan Hidup Pertanahan Kependudukan dan Catatan Sipil

RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.23 kendaraan pribadi dan angkutan umum kecil lainnya ikut berkurang serta waktu jarak tempuh perjalanan harus semakin cepat. Hal lainnya yang perlu diperhatikan antara lain: penambahanpemanfaatan Automatic Traffic Control System ATCS yang terhubungkan di semua titik lokasi lampu lalu lintas, optimalisasi dan penataan terminal-terminal angkutan darat sebagai terminal penumpang.

h. Lingkungan Hidup

Kinerja pembangunan pada urusan lingkungan hidup dapat dilihat dari cakupan penanganan terhadap lahan yang kritis di Kota Semarang. Dari data yang didapat dari Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang, peningkatan konservasi lahan kritis meningkat dari 21,5 Ha pada tahun 2012 menjadi 26,5 Ha yang berdampak positif terhadap pengurangan luas lahan danatau tanah yang kritis di Kota Semarang dari 724,23 Ha pada tahun 2012 menjadi 719,23 Ha pada tahun 2013. Untuk cakupan wilayah yang melaksanakan program “Biopori” di Kota Semarang Meningkatnya dari 15 pada tahun 2012 dari 48 kelurahan menjadi 15 pada tahun 2013 dari 64 kelurahan.

i. Pertanahan

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik pertanahan. Sampai dengan tahun 2012 terdapat 34 Kelurahan yang telah melaksanakan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah P5T. Sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 16 Kelurahan, sehingga sampai dengan tahun 2013 secara keseluruhan sudah dilaksanakan di 50 kelurahan. Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Pada tahun 2013 jumlah kasus pertanahan yang masuk sejumlah 25 kasus dan seluruhnya telah difasilitasi dalam upaya penyelesaiannya. Jumlah ini meningkat dibandingkan Tahun 2012 sejumlah 19 kasus.

j. Kependudukan dan Catatan Sipil

Keberhasilan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka tertib administrasi kependudukan dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja antara lain yaitu kepemilikan KTP, rasio bayi berakta kelahiran, rasio pasangan nikah dan penerapan KTP nasional berbasis NIK. Tabel 2.23 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang Tahun 2013 No Uraian Indikator Capaian Keterangan 1 Tingkat Validasi Database Kependudukan 94 penerapan sistem aplikasi SIAK 2 Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk 96 3 Rasio keluarga berKK Kartu Keluarga 100 525.894 KK 4 Rasio bayi berakta kelahiran 92 dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta lahir 5 Rasio pasangan berakta nikah 100 Pasangan Non muslim 6 Jumlah penduduk berNIK Nomor Induk Kependudukan 100 7 Jumlah penduduk meninggal berakta kematian 31 Sumber: Data Olahan Dispendukcapil Kota Semarang, LKPJ Th. 2013 Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan tertib administrasi kependudukan di Kota Semarang sudah baik. Untuik sisa sebesar 6 pada validasi database, kemungkinan hal itu berasal dari data ganda dan data rusak RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.24 data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala keluargaheader KK meninggalpindah, namun tidak melakukan perubahan susunan, sehingga data anggota keluarga rusak, serta data yang sedang dalam proses transaksi LAMPID lahir, mati, pindah dan datang. Sedangkan sejumlah 4 penduduk yang belum berKTP adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP pemula yang belum memiliki KTP. Sedangkan rasio bayi berakta kelahiran pada tahun 2013, artinya dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta kelahiran.

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak