RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.31
kelompok tani sehingga jumlah penyuluhan dan pendampingan petani tidak memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2013.
Tahun 2013 promosi produk pertanian unggulan meningkat 11, yaitu dari 9 pameran yang diikuti pada tahun 2012 bertambah menjadi 10 pameran yang diikuti
pada tahun 2013. Luas areal lahan sawah yang ditanami padi pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012. Secara umum sektor pertanian Kota
Semarang pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi. Dampak perubahan iklim seperti curah hujan yang tinggi dan musim yang tidak menentu dapat mempengaruhi
luas panen dan produktivitas tanaman.
b. Kehutanan
Luas lahan kritis di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan karena banyaknya kegiatan penambangan galian C untuk pembangunan
infrastruktur kota yang menyebabkan munculnya lahan kritis baru padahal lahan kritis yang lama belum sepenuhnya terehabilitasi. Rehabilitasi lahan kritis melalui
penanaman penghijauan mengalami kenaikan sebesar 3,43. Selain itu juga luas lahan produktif di dalam hutan untuk meningkatkan fungsi hutan dapat
dipertahankan sebesar 1.559,7 ha.
Sedangkan produksi kayu hutan rakyat mengalami penurunan karena populasi tanaman yang siap panen berkurang dan disisi lain masih banyak tanaman yang
umurnya belum cukup untuk dipanen.
c. Energi dan Sumberdaya Mineral
Energi dan Sumberdaya Mineral merupakan sektor yang tidak diprioritaskan karena Kota Semarang tidak memiliki sumberdaya mineral hasil tambang, namun
lebih kepada upaya pemulihan lingkungan.. Terdapatnya lokasi penambangan Galian C di Kota Semarang berdampak negatif terhadap keseimbangan alam, untuk itu
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2013 telah menyusun Naskah Akademik Pengelolaan Pengangkutan Galian Tanah semula Galian C sebagai kerangka dasar
pertimbangan untuk menyusun Rancangan Peraturan Daerah sebagai bentuk kontrol pemulihan lingkungan. Karena peningkatan utamanya terkait permintaan tanah urug
dalam rangka kepentingan pembangunan perumahan permukiman yang sangat diperlukan. Untuk itu perlu perangkat regulasi dalam pengendalian tata cara galian
tanah.
d. Kelautan dan Perikanan
Kinerja pelayanan pada urusan kelautan dan perikanan sedikit mengalami perbaikan, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: Jumlah nelayan di
Kota Semarang pada tahun 2012 sebanyak 1.315 orang dan di tahun 2013 sebanyak 1.317 orang; rata-rata pendapatan nelayan mengalami peningkatan sebesar 42,26
pada tahun 2012 sebesar Rp. 924.567,-kapitath dan meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.315.300kapitath
Produktivitas hasil perikanan di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun 2012. Nilai ikan hasil perikanan
darat mengalami peningkatan dari Rp. 9.219.094.500,- pada tahun 2012 menjadi Rp. 14.213.700.000,- pada tahun 2013 atau meningkat sebesar 54,18 . Sedangkan
nilai ikan hasil tangkapan dari laut juga mengalami peningkatan dari Rp. 6.254.421.250,- pada tahun 2012 menjadi Rp. 16.980.161.000,- pada tahun 2013
atau mengalami peningkatan sebesar 271,49. Dengan Nilai ekspor hasil laut yang meningkat sebesar 107,60 atau menjadi 21.938.202,23 pada tahun 2013 dari
semula yang sebesar 20.389.344,93 di tahun 2012.
e. Kepariwisataan