Indeks Pembangunan Manusia Pendidikan

RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.14

e. Rasio Penduduk Miskin

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2011-2013 No Uraian 2011 2012 2013 Jiwa Jiwa Jiwa 1 Kota Semarang versi Bappeda 448.398 26,44 448.398 26,44 373.978 21,49 versi BPS 88.453 5,68 81.900 5,13 81.900 5,13 Keputusan Walikota Semarang Nomor 050716 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2013 Versi BPS prov. Jateng update September 2012 data update per bulan Maret dan September Pemerintah Kota Semarang memperhitungkan rasio kemiskinan di Kota Semarang didasarkan pada identifikasi dan verifikasi warga miskin yang dilakukan setiap 2 tahun sekali yang nantinya akan dituangkan kedalam Keputusan Walikota. Untuk tahun 2013 sesuai dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 050716 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2013 jumlah warga miskin mencapai 373.978 jiwa atau mencapai 21,49 . Meski angka ini turun cukup signifikan dari tahun sebelumnya namun masih diperlukan usaha yang cukup keras bagi Pemerintah Kota Semarang untuk mencapai target indikator yang tertuang dalam dokumen RPJMD 2010-2015. Sebagai bahan pertimbangan, berdasarkan data versi BPS Prov. Jateng, September 2012 rasio penduduk miskin Kota Semarang hanya menyentuh angka 5,13 dan bahkan jauh lebih rendah bila dibandingkan angka kemiskinan Jawa Tengah yang mencapai rasio 14,98 di tahun yang sama.

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar sosial masyarakat lainnya. Kondisi pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2013 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

a. Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan indeks yang menunjukkan aspek-aspek peluang hidup panjang dan sehat, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, serta hidup layak. Indikator ini meruapakan kemudahan dalam aspek sosial, budaya dan aspek ekonomi. Tabel 2.10 IPM Kota Semarang Tahun 2011-2013 No Uraian 2011 2012 2013 1 IPM 77,42 77,98 78,37 a Angka Harapan Hidup AHH 72,18 72,24 72,31 b Angka Melek Huruf AMH 96,44 96,98 97,28 Rata-Rata Lama Sekolah 10,11 10,30 10,42 c Perkembangan Paritas Daya Beli PPP 649,26 652,80 655,52 Sumber BPS Kota Semarang Data belum rilis asumsi prediksi Bappeda Angka sangat sementara Pencapaian IPM Kota Semarang dalam 3 tahun terakhir relatif cukup baik, hal menunjukkan bahwa bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Namun Pemerintah Kota Semarang harus tetap memperhatikan hal-hal penting untuk mendukung hal tersebut Pola hidup bersih dan sehat yang merupakan salah satu penentu perbaikan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.15 derajat kesehatan masyarakat, dan hal ini cukup sulit diintervensi. Peran Pemerintah harus terus ditingkatkan dalam hal sosialisasi Pola Hidup Sehat. Penuntasan buta huruf dan penurunan angka putus sekolah harus tetap ditingkatkan. Pembebasan biaya pendidikan dan penyediaan infrastruktur pendidikan harus terus dikawal oleh Pemerintah Kota. Dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat, upaya pengembangan skala mikro dan usaha kecil menengah merupakan alternatif untuk menaikkan pendapatan masyarakat yang masih rendah dan bermuara pada peningkatan daya beli.

b. Pendidikan

Strategi pembangunan pendidikan dijabarkan melalui empat sendipokok yaitu Pemerataan kesempatan, Relevansi pendidikan dengan pembangunan, Kualitas pendidikan dan Efisiensi pengelolaan. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Relevansi pendidikan merupakan konsep link and match, yaitu pendekatan atau strategi meningkatkan relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan efisiensi pengelolaan pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara berdayaguna dan berhasil guna. Tabel 2.11 Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang Tahun 2011-2013 No Uraian 2011 2012 2013 1 Angka Partisipasi Kasar APK a SD 99,86 100,56 107,45 b SLTP 95,16 96,63 117,19 c SMASMK 77,05 78,90 118,97 2 Angka Partisipasi MurniAPM a SD 89,25 89,94 92,22 b SLTP 71,36 76,36 80,23 c SMASMK 53,12 56,09 81,87 Sumber BPS Kota Semarang Data DinasPendidikan Angka sangat sementara Indikator partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar APKdan Angka Partisipasi Murni APM menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi tolok ukur dalam tingkat partisipasi bidang pendidikan dalam kesejahteraan sosial masyarakat Kota Semarang. APK adalah indikator untuk mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan APM adalah indikator yang menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.

c. Kesehatan