Sosial Ketenagakerjaan EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.24 data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala keluargaheader KK meninggalpindah, namun tidak melakukan perubahan susunan, sehingga data anggota keluarga rusak, serta data yang sedang dalam proses transaksi LAMPID lahir, mati, pindah dan datang. Sedangkan sejumlah 4 penduduk yang belum berKTP adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP pemula yang belum memiliki KTP. Sedangkan rasio bayi berakta kelahiran pada tahun 2013, artinya dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta kelahiran.

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemerintah Kota Semarang sangat intens terhadap permasalahan kekerasan dalam rumah tangga KDRT meskipun jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 109 kasus. Tabel 2.24 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Semarang Tahun 2012- 2013 NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2012 TAHUN 2013 1 Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 88 109 2 Rasio KDRT 0,020 0,021 3 Tingkat keterwakilan perempuan di DPRD Kota Semarang  Jumlah anggota DPRD  Jumlah anggota DPRD yang berjenis kelamin perempuan 50 org 6 org 46 9 4 Tingkat partisipasi perempuan di lembaga pemerintah  Jumlah pegawai Pemerintah Kota Semarang yang berjenis kelamin perempuan PNS honorer  Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon II di Pemerintah Kota Semarang  Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon III di Pemerintah Kota Semarang  Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon IV di Pemerintah Kota Semarang 8.288 7 49 624 8.934 12 46 692 Sumber: Data Olahan Bappermasper KB Kota Semarang, LKPJ Th. 2013 Jumlah kasus KDRT di Kota Semarang pada tahun 2013 yang tercatat dan dalam advokasi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 109 kasus, terdiri dari 15 kasus yang masih dalam proses penyidikan, dan 94 kasus sudah terselesaikan dengan perincian 62 kasus yang sudah diputus pengadilan negeri semarang, kasus yang selesai dimediasi non litigasi sebanyak 32 kasus. Dalam membantu korban KDRT, Pemerintah Kota Semarang tidak hanya memberikan bantuan advokasi terhadap para korban KDRT, tetapi juga diberikan pelatihan dan barang modal agar para korban bisa mandiri.

l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,37 dari 76,09 di tahun 2012 menjadi 76,46 di tahun 2013. Jumlah peserta KB aktif juga mengalami peningkatan dari 198.606 orang di tahun 2012 menjadi 201.739 orang di tahun 2013. Jumlah pasangan usia subur PUS juga mengalami peningkatan sebesar dari 261.031 orang di tahun 2012 menjadi 263.862 orang di tahun 2013. Sedangkan untuk pengendalian angka kelahiran atau Total Fertility Rate TFR tahun 2013 sebesar 2,12 dibanding tahun 2012 yang sebesar 2,16. TFR adalah gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan usia subur 15 sampai 49 tahun.

m. Sosial

Jumlah PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kota Semarang menurut data sektoral SKPD mengalami kondisi yang semakin membaik yaitu turun RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.25 sekitar 28,30 hal ini dikarenakan Pemkot menggalakkan penertiban frekuensi 5 kali per bulan dan 3 kali penyuluhan sosial terhadap orang PGOTAnak JalananWTS. Sedangkan untuk jumlah PMKS yang mendapatkan penanganan meningkat dari 4.022 jiwa di tahun 2012 menjadi 8.978 jiwa di tahun 2013. Meski cakupan penangan meningkat dari tahun lalu yang hanya 3,19 namun penanganan tahun ini yang mencapai 9,1 dirasakan masih belum optimal kareba hanya menyentuh sebagian kecil dari jumlah PMKS. Salah satu bentuk penanganan terlihat dari kegiatan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial. Tabel 2.25 Urusan Sosial di Kota Semarang Tahun 2012-2013 NO URAIAN 2012 2013 1 Jumlah penyandang masalah sosial 126.232 98.629 Jumlah yang tertangani 4.0223,19 8.9789,1 2 Jumlah sarana Sosial yang ada 112 119 Jumlah yang mendapat bantuan sarpras 62 74 Sumber: Data Olahan Dinsospora Kota Semarang th. 2013 Upaya penanganan sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi PMKS tersebut, tetapi mengubah pola pikir untuk hidup yang layak dengan kemampuan yang ada memang bukan pekerjaan yang mudah dan instan. Penyebab yang paling mendasar terjadinya PMKS adalah karena faktor kemiskinan, pendidikan yang rendah, tidak mempunyai ketrampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan penghasilan yang rendah.

n. Ketenagakerjaan

Selaras dengan kondusifnya Kota Semarang pembangunan pada urusan ketenagakerjaan mengalami pertumbuhan yang positif. Upah Minimum Kota Semarang pada tahun 2013 meskipun belum memenuhi nilai Kebutuhan Hidup Layak, namun mengalami peningkatan cukup besar mencapai 21,95 menjadi sebesar Rp.1.209.100,- Untuk Kasus perselisihan hubungan industrial PHIPHK tahun 2013 sebanyak 211 kasus naik dari tahun 2012 sebanyak 192 kasus. Hal ini terjadi karena adanya upaya peningkatan penanganan oleh mediator atas kasus yang diadukan pekerja, SPSB maupun pengusaha. Jumlah serikat buruh mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebanyak 700 PUK dengan anggota 118.023 orang binaan Disnakertrans 373 PUK dengan anggota 65.731 orang dibandingkan tahun 2012. Untuk kasus pelanggaran regulasi ketenagakerjaan tahun 2013 sebanyak 357 kasus mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 296 kasus

o. Koperasi dan UKM