RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.4
rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46 pada bulan Desember sampai 98 pada bulan Agustus.
g. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah, lahan non sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan sawah terdiri dari irigasi teknis 198
Km
2
, setengah teknis 530 Km
2
, irigasi sederhanairigasi desanon PU 45 Km
2
, tadah hujan 2,031 Km
2
, dan yang tidak diusahakan 267 Km
2
. Penggunaan lahan sawah dan lahan non sawah meliputi lahan pekarangan 38, ladang 21, tegalan 14,
lainnya 11, perkebunan 5, tambak dan kayu-kayuan 4, padang rumput 2, tidak diusahakan 1. Sedangkan lahan kering meliputi pekarangan dan bangunan
42, padang gembala 5, tambakrawa, tegalan dan kebun 27, tambakkolam, lainnyatanah kering 26.
Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pola
pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya yakni kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,
pertanian, pariwasata dan industrydan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.
a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa pelayanan.
Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala regional dan
nasional.
Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian wilayah Kota BWK terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi kepadatan dan
beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut:
1.
Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala regional, nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan, Tawang dan
Siliwangi;
2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan jasa
dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan jasa dengan perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar Johar
merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di pusat kota, selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota Semarang. Kawasan
perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah Pasar Agro yang direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk memasarkan produk-
produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan regional,
sehingga diperlukan dukungan jalan sekurang-kurang kolektor sekunder.
3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah kota
sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanannya;
4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat
berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang- kurangnya jalan lokal sekunder.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.5
5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan
sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang sejenis lainnya;
6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan terpadu,
pelaksana pembangunan
pengembang wajib
menyediakan prasarana
lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial dengan dengan proporsi 40 empat puluh persen dari keseluruhan luas lahan
dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah;
7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan kebutuhan
luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia, kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju
lokasi.
b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa