RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.80
2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang
ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan
yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Faktor- faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi faktor penghambat perlu ditelaah
dan dianalisis lebih dalam.
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegagalan kinerja
pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.
Selain itu tahun 2015 adalah periode tahun terakhir dari tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Menengah RPJMD Kota Semarang 2010-2015. Untuk
itulah sebagai tahun transisi, dokumen RKPD Tahun 2015 ini harus mampu menyelesaikan tujuan akhir dari perencanaan RPJMD 2010-2015 sekaligus
mempersiapkan jawaban dari tantangan yang akan datang dalam RPJMD periode depan yakni periode tahun 2015-2020.
2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.
Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun 2015 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Semarang serta prioritas lain dari kebijakan nasionalprovinsi yang bersifat mandatory adalah sebagai berikut:
Tabel 2.69 Permasalahan Tahun 2015 terkait dengan RPJMD
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
1. Mengembangkan pemerataan akses
dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung
oleh saranaprasarana yang memadai dan
tenaga pendidikan
yang profesional serta peningkatan tata
kelola pendidikan
yang berskala
standar nasional 1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih
belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di
wilayah pengembangan masih ada yang perlu untuk diperhatikan
2. Masih dijumpai adanya siswa putus sekolah Angka Putus Sekolah APS di th 2013, APS
SMPMTs 0,46 ; APS SMAMASMK 0,06; membutuhkan Pemantapan wajardikdas 12
tahun
3. Jumlah guru berkualifikasi masih belum mencapai target; guru SD masih 70 dari 88,
guru SMP masih 90 dari 98. 4. Masih
adanya kesenjangan
mutu dan
pelayanan pendidikan
diantara sekolah-
sekolah. 5. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada
kebutuhan pasar kerja 2.
Pengembangan pemerataan
jangkauan dan
mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
perseorangan rujukan
dengan rintisan pengembangan pelayanan berskala rumah sakit,
1. Masih terdapat Jumlah penderita DBD 2.364 kasus naik 89,12 dari tahun lalu 1.250
kasus; Jml penderita baru TB BTA + 1.120 jiwa turun 0,7 dari tahun lalu.
2. Masih tingginya AKI 29 kasus.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.81
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang
didukung dengan pesebaran sarana dan
prasarana dan
terwujudnya jaminan
pemeliharaan kesehatan
masyarakat. 3. Persiapan
Puskesmas terhadap
Program Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yang cukup tinggi.
5. Masih belum optimalnya SDM Kesehatan serta distribusi yang tidak merata di daerah.
6. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu sebagian
tidak mengenai sasaran yang tepat 3.
Pengembangan sistem pengendalian laju
pertumbuhan dan
persebarannya, fasilitasi
Keluarga Berencana dan sistem administrasi
kependudukan yang terintegrasi. 1. Masih tingginya urbanisasi sebagai dampak
Kota semarang merupakan pusat perdagangan, pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya
tarik penduduk
2. Diperlukan peningkatan
pelayanan administrasi kependudukan dan capil untuk
menunjang pelayanan publik yang cepat dan efisien.
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber KB yang baru mencapai Cakupan Peserta
KB Aktif 76,46 th 2013. 4.
Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja berusaha, kesejahteraan dan
perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu
bersaing di era global 1. Meski Tingkat pengangguran terbuka turun
menjadi 5,4 BPS atau 8,89 data skunder namun dirasa masih cukup tinggi.
2. Masih belum optimalnya Kualitas SDM tenaga kerja yang secara tidak langsung berpengaruh
pada daya saing tenaga kerja 3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan
jumlah perselisihan
hubungan industrial
PHIPHKUnjukrasa yang ada dengan jumlah perselisihan pekerja-pengusaha mencapai 211
kasus di th 2013.
5. Pengembangan peran pemuda dan
organisasi kepemudaan
dalam mendukung sikap dan perilaku,
kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan
kreativititas serta
wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna
meningkatkan partisipasi
dalam pembangunan
1. Peran serta pemuda dalam pembangunan fisik dan non fisik dirasa masih belum optimal;
2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian,
inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan 3. Terbatasnya akses pemuda dalam kepeloporan
6. Pengembangan
pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi
olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga
yang memadahi 1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan
budaya olahraga, dan sarana dan prasarana olahraga
yang masih
terbatas tidak
berkembang. 7.
Pengembangan pelayanan
dan aksesbilitas perpustakaan berbasis
teknologi informasi, optimalisasi minat baca masyarakat dan rintisan
Perpustakaan berbasis IT 1. Meski secara data jumlah perpustakaan
rumah pintar meningkat menjadi 170unit, namun budaya baca masyarakat harus terus
didukung melalui Gerakan Gemar Membaca GGM ataupun melalui akses yang lebih
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.82
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
mudah dan merata webinternet. 8.
Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya tradisional, bangunan
bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas
dan jati diri masyarakat 1. Masih belum tingginya minat generasi muda
terhadap seni dan budaya tradisional sehingga sulit untuk menghasilkan generasi penerus
khususnya terhadap seni tradisi dan budaya lokal;
2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya;
3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas sarana dan prasarana di obyek wisata
9. Peningkatan
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agamakepercayaan melalui
pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan inter umat beragama serta
fasilitasi sarana
prasarana peribadatan,
1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma etika agama;
2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di
masyarakat.
10. Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik
demokratis yang
santun dan
partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang
sehat 1. Masih
rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat dalam demokrasi politik;
2. Persiapan Pilwakot 2015; 3. Diperlukan kegiatan pengamanan sebagai
bentuk fasilitasi dukungan Pilwakot 2015 11. Pengembangan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang
efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang
didukung penerapan e-government menuju e-city,
1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan
serta pengendalian
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;
2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna
12. Pengembangan sumber-sumber
pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani
rakyat 1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah
rupiah maupun
prosentasenya terhadap
APBD, potensi pendapatan asli daerah masih dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi
sumber-sumber pendapatan yang sudah ada atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan yang lain;
2. Diperlukan SDM
yang memadai
untuk mendukung pelaksanaan pengelolalan PBB dan
BPHTB 13. Pengembangan
budaya kerja
aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka tata kelola pemerintahan yang
baik
yang didukung
oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan
serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan
akuntabel serta
Pengembangan kerjasama daerah dengan berbagai
1. Meski terus ditingkatkan namun masih ada keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS,
distribusi pegawai yang tidak merata. Hal ini justru terutama dirasakan di kelurahan dan
kecamatan yang nota bene merupakan ujung tombak pelayanan terhadap masyarakat.
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.83
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional
14. Pengembangan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan
kompetensi sesuai kewenangan pada bidang
pelayanan dasar
dan penunjang
berbasis teknologi
infomatika guna
mewujudkan pelayanan prima.
1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada publik,
ketersediaan akses
informasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan masih dirasakan belum optimal. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan
dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi
pengelolaan Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah.
2. Perlu ditingkatkannya
kemampuan SDM
aparatur dalam
mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat bauk secara langsung maupun secara sistem;
15. Pengembangan upaya perlindungan masyarakat
untuk menjaga
dan memelihara keamanan, ketertiban,
persatuan, dan
kesatuan serta
kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan
dan ketertiban umum dan tegaknya hukum
serta terselenggaranya
perlindungan dan
pengayoman terhadap masyarakat yang didukung
oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi
1. Kemajemukan masyarakat
berpotensi terjadinya konflik unjuk rasa gangguan
keamanan dan ketrtiban 2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat
dalam mematuhi
peraturan daerah
keterlambatan mengajukan ijin; 3. Masih adanya daerah rawan pelanggaran
16. Pengembangan komunikasi timbal balik
antara pemerintah
dan pemangku
kepentingan yang
mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi
yang didukung oleh keterbukaan informasi
publik yang
bertanggungjawab 1. Pemanfaatan teknologi informasi yang dapat
diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi
pelaporan keuangan daerah;
2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
akan semakin besar UU no.14 ttg keterbukaan informasi publik;
3. Meningkatnya kebutuhan
sarana dan
prasarana pemerintahan dalam menunjang teknologi informasi menuntut pengelolaan
manajemen yang lebih baik;
4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna;
5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan sempurna di seluruh SKPD.
17. Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro
dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan
dan
pengembangan lokal
untuk mendorong daya saing,
1. Rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari masih
rendahnya produktivitas
dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar
2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan
pemasaran; 3. Masih belum optimalnya sarana dan prasarana
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.84
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
usaha untuk memenuhi kebutuhan bagi KUMKM;
4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih
rendahnya produktivitas
dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar.
18. Mengembangkan struktur
perekonomian daerah
melalui pengembangan investasi, potensi dan
produk unggulan
daerah yang
berdaya saing serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk
mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja
1. Dalam Pengembangan investasi kota masih sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
makro nasional; 2. Meski sudah dilakukan, namun promosi
investasi masih
perlu ditingkatkan
jar. Komunikasi web
3. Masih rendahnya
kualitas pengurusan
perijinan di Kota Semarang yang ditandai dengan belum optimalnya integritas dan
transparansi serta akuntabilitas pengurusan perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata
kelola perijinan dan peningkatan budaya aparatur
4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga belum memberikan kontribusi terhadap PAD.
19. Mengembangkan produktivitas
pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis
1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian ditingkat pelaku utama, yang disebabkan
lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga diperlukan sosialisasi lebih intensif dalam hal
menarik minat;
2. Masih belum optimalnya akses petani dan lembaga tani terhadap sumberdaya produktif,
termasuk akses permodalan dan infrastruktur. 20. Mengembangkan produktivitas bahan
pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan
ketahanan pangan 1. Kapasitas produksi pangan yang semakin
terbatas, dimana Kota Semarang bukan merupakan daerah produksi pangan melainkan
pusat konsumen.
2. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum mampu berperan dalam menstabilkan harga;
3. Perilaku konsumsi
masyarakat terhadap
pangan impor
cenderung meningkat
khususnya di perkotaan. 4. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang
keamanan pangan yang dihasilkan oleh industri tumah tangga;
5. Masih banyak digunakan bahan tambahan pangan
yang berbahaya
dalam pengolahanpangan seperti pewarna tekstil,
boraks, formalin dsb. 21. Mengembangkan kualitas pariwisata
melalui pemanfaatan
teknologi, kelembagaan,
obyek wisata
dan sarana prasarana pendukung
1. Belum optimalnya destinasi dan event-event pariwisata;
2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi pelaku pariwisata;
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.85
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepariwisataan.
22. Mengembangkan Produktivitas
kelautan dan
perikanan yang
berorientasi pada sistem agribisnis 1. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut
akibat adanya
reklamasi, erosi
dan sedimentasi pantai;
2. Terbatasnya infrastuktur di wilayah pesisir dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan
wilayah pesisir; 3. Terbatasnya
kapasitas usaha
perikanan, mencakup permodalan, sarana prasarana
produksi dan teknologi serta produktifitas; 4. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan
pelaku usaha perikanan; 5. Menurunnya lahan dari budidaya perikanan
dan masih adanya pengoperasian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
23. Rintisan pasar-pasar
tradisional modern
dan perlindungan
bagi keberadaan pasar tradisional serta
pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor
1. Pengelolaan baik
manajemen maupun
operasional dari pasar-pasar modern yang telah dibangun;
2. Masih terdapat sarana perdagangan baik bangunan maupun lingkungan yang belum
representatif. 3. Menjamurnya
mini marketswalayan,
memerlukan regulasi yang lebih tegas. 4. Pengoptimalan pendapatan pasar tradisional.
24. Mengembangkan kualitas
produk sektor
perindustrian melalui
pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung
1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing produk dan akses pasar baik regional maupun
internasional; 2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari
masih rendahnya
produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar; 3. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik
berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran.
25. Meningkatkan penataan lahan kritis, penataan lahan bekas galian C dan
penataan kawasan
pantai dan
pengembangan kegiatan perlindungan dan
konservasi, rehabilitasi
dan pemulihan
cadangan sumberdaya
alam dan pengendalian polusi 1. Menurunnya muka tanah landsubsidance,
2. Rusaknya lingkungan bekas galian, 3. Tingginya bencana longsor
4. Menurunya debit sumber air baku 5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai
6. Kejadian rob dan banjir 7. Antisiasi perubahan iklim
8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan. 26. Peningkatan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pengembangan kegiatan
1. Daya tampung
TPA Jatibang
melebihi kapasitas,
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.86
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
penanganan sampah 2. Pelayanan persampahan masih mencakup 83
dari seluruh wilayah Kota Semarang; 3. Pelayanan sampah terangkut baru mencapai +
4.014 m
3
hari 4. Aksesbilitas ke TPA masih belum mudah
5. Kurngnya kesadaran
masyarakat dalam
pengelolaan sampah 3R 27. Pengembangan kualitas dan kuantitas
Ruang Terbuka Hijau RTH 1. Luasan
RTH baru
mencapai 52,39
permendagri atau 7,31 permenPU 2. Kebijakan yang belum sepenuhnya mengarah
kepada pembuatan lahan terbuka baru 3. Pergantian lahan untuk permukiman yang
cukup tinggi dikarenakan tuntutan dan investasi
4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan taman atau ruang terbuka hijau
28. Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang, peningkatan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana
tata ruang yang ditetapkan 1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat
2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam memahami rencana tata ruang wilayah RTRW
Kota Semarang 2011-2030 3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan
dilapangan 29. Pengembangan
pengelolaan manajemen pelayanan transportasi
1. Menurunnya pelayanan
angkutan umum
karena kurang
nyaman dan
rendahnya pelayanan angkutan umum
2. Masih banyaknya parkir on street yang berdampak pada penyempitan jalan sehingga
menggangu kelancaran lalu lintas; 3. Kurangnya integrasi antar moda angkutan
umum dan moda transportasi darat, laut dan udara;
30. Pengembangan manajemen
pola pergerakan angkutan barang yang
terintegrasi antar moda angkutan darat dan laut
1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam penataan angkutan barang
2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai untuk sistem integrasi antar moda
31. Pengembangan kelengkapan
jalan street furniture
1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses 2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan
untuk daerah pedalaman perbatasan 3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding
dengan prasana jalan 4. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik yang belum terlalu besar yaitu sekitar 55,13.
5. Akses wilayah
dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.87
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2015
daerah pinggiranterisolir 32. Penyediaan perumahan yang layak
huni bagi
masyarakat dan
masyarakat berpenghasilan rendah MBR dan fasilitas pendukungnya,
1. Masih adanya permukiman kumuh
; 2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni,
3. Keterbatasan masyarakat
khususnya masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang
layak huni; 33. Pengembangan sarana dan prasarana
penanganan system jaringan drainase 1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan
masyarakat dalam menjaga kebersihan dari hulu hingga hilir;
2. Luas genangan rob dan banjir cenderung meningkat
3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan iklim;
34. Pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air baku masyarakat dan
kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan
antara Pemerintah
Pusat, Provinsi dan Kota dalam pengelolaan
air baku 1. Menurunnya
kualitas dan
kuantitas Penyediaan air bersih, bagi masyarakat yang
tidak terlayani PDAM; 2. Penyediaan air baku untuk pertanian;
3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan; 4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah
dalam pengelolaan air baku. 35. Pengembangan
pengarusutamaan gender
melalui fasilitasi
pengembangan kelembagaan,
kesetaraan dan
keadilan gender
dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan
perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi
1. Masih tingginya kesenjangan gender diberbagai bidang pembangunan.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender;
3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
; 4. Belum
optimalnya peran
serta lembagaorganisasi
wanita dalam
pembangunan. 5. Belum
terkoordinasinya penyusunan
perencanaan dan penganggaran responsive gender di SKPD.
36. Pengembangan penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, lansia, anak jalanan
dan anak
terlantar, anak
berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDS, wanita rawan
sosial dan penyandang cacat secara sistematis,
berkelanjutan dan
bermartabat melalui pelayanan panti, non panti maupun rumah singgah
dilandasi rasa kesetiakawanan sosial
1.
Meski jumlah penanganan PMKS meningkat, namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah
PMKS secara signifikan;
2.
Dengan bertambahnya sarana sosial, maka diperlukan
pengelolaan sarana
prasarana pelayanan yang harus lebih memadai,
3.
Masih perlu penanganan lebih intensif untuk penderita cacat, anak jalanan, kenakalan
remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah
kesejahteraan sosial PMKS lainnya;
4.
Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat dan
kerelawanan dunia
usaha dalam
kepedulian sosial,
RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.88
2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah