Ajaran-Ajaran dan Paham Golongan Syi’ah

3. Ajaran-Ajaran dan Paham Golongan Syi’ah

Adapun ajaran-ajaran dan pemahaman golongan Syi’ah secara umum adalah sebagai berikut:

a) Sayyidina Ali tidak mati terbunuh, tetapi masih hidup, karena sewaktu akan dibunuh, beliau diangkat ke langit seperti kisah Nabi Isa as, sedang yang mati terbunuh adalah orang yang diserupakan dengan Sayyidina Ali ra.

b) Dalam tubuh Sayyidina Ali bersemayam unsur ke-Tuhan-an yang telah bersatu padu dengan tubuh Sayyidina Ali ra. Karena it u beliau mengetahui segala yang ghaib, dan selalu menang melawan dengan orang kafir. Suara petir adalah suara Sayyidina Ali dan kilat adalah senyuman Sayyidina Ali.

c) Teori reinkarnasi, yaitu bahwa ruh orang yang meninggal dunia itu dapat menitis kembali dalam jasad yang baru.

d) Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan adalah orang-orang yang terkutuk, karena ketiganya telah merampas jabatan ke-khalifahan dari tangan Ali bin Abi Thalib. Menurut mereka, orang yang berhak menjadi imam (khalifah) yang pertama adalah Ali bin Abi Thalib.

e) Iman atau khalifah itu masih menerima wahyu dan juga ma’shum (terjaga dari perbuatan dosa). Ini berlandaskan pada riwayat -riwayat mutawatir yang dinukil oleh Ahlussunnah dan Syi’ah, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Imam Ali a.s. terjaga dari setiap dosa dan kesalahan, baik dalam ucapan maupun perilaku. Semua tindakan dan perilakunya sesuai dengan agama Islam dan ia adalah orang yang paling tahu tentang Islam

f) Percaya pada “ar-raj’ah”, yaitu bahwa salah seorang imam (khalifah)-nya (Ali bin Abi Thalib) akan kembali ke dunia di akhir jaman untuk menegakkan keadilan. Mereka menyamakan iman dengan nabi.

g) Percaya kepada Imam adalah salah satu rukun iman.

h) Mereka hanya menerima hadist -hadist yang ada pada kitab Al-Kafi, karangan ulama Syi’ah yang bernama Al-kulini dan menolak hadist -hadist yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman, apalagi hadist -hadist yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat Nabi dari suku Bani Umayyah. Kitab Al- Kulini ini oleh merka dianggap sebagai kitab yang kedua sesudah Al-Qur’an.

i) Sebagian dari golongan Syi’ah menganut paham “wahdatul wujud” yang diajarkan oleh salah seorang ahli tasawuf pemuka Syi’ah imamiyah bernama Husein bin Mansur Al Hallaj. Menurut pahamnya, apa yang ada ini pada hakekatnya adalah Tuhan karena Tuhan telah mewujudkan dirinya dalam tubuh apa saja yang ada di alam ini. Jadi, baginya alam ini juga Tuhan dan Tuhan juga alam. j) Islam belum cukup ketika Nabi Muhammad SAW, karena masih ada wahyu- wahyu Ilahi kepada Imam-Imam Syi’ah. k) Menghalalkan “nikah mut’ah”, yaitu perkawinan antara seorang lelaki dan wanita dengan maskawin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, dimana suami tidak berkewajiban memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, sert a tidak menimbulkan pewarisan antara keduanya.

Ada 6 perbedaan prinsip antara nikah mut’ah dan nikah sunni (syar’i):

a) Nikah mut’ah dibatasi oleh waktu, nikah sunni tidak dibatasi oleh waktu.

b) Nikah mut’ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam akad atau fasakh, sedangkan nikah sunni berakhir dengan talaq atau meninggal dunia.

c) Nikah mut’ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami istri, nikah sunni menimbulkan pewarisan antara keduanya.

d) Nikah mut’ah tidak membatasi jumlah istri, nikah sunni dibatasi dengan jumlah istri hingga maksimal 4 orang.

e) Nikah mut’ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah sunni harus dilaksanakan dengan wali dan saksi.

f) Nikah mut’ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri, nikah sunni mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri.