Gerakan I slam dan Kapitalisme Global: M embela Pembela Agama Tuhan

E. Gerakan I slam dan Kapitalisme Global: M embela Pembela Agama Tuhan

Terdapat banyak penjelasan sosial mengapa gerakan keagamaan yang berkarakteristik seperti itu muncul. Ada 'jalan panjang' kelahiran gerakan is untuk mengidentifikasi berbagai aspek ajaran, sit uasi politik, maupun kekuatan sosial yang hendak dibangun. Sejumlah tokoh-yang hingga kini berpengaruh memberikan landasan mendalam akan kehadiran kekuatankekuatan Islam di kemudian hari. Paling tidak ada sejumlah tesis yang bisa dijadikan faktor penyebab utama. Tesis pertama menyatakan kebangkitan gerakan ini karena bangkitnya kesadaran keagamaan di kalangan umat Islam. Biasanya karakteristik gerakan ini ditandai dengan suburnya praktek-praktek ritual Islam dan ketaatan yang menyolok pada berbagai bentuk peribadatan. Gerakan yang dimotivasi oleh situasi demikian cenderung akan pasif secara politik, kecuali jika ada dorongan kuat pemerintah atau pihak-pihak musuh dari luar. Gerakan ini biasanya selalu bermula dari ajakan 'untuk menyeru kembali ke asas- asas agama'. Tesis kedua menyatakan kemunculan gerakan keagamaan ini karena situasi krisis dimana gerakan ini biasanya berkeinginan untuk menegakkan tatanan politik Islami yang berbeda tegas dengan tatanan yang ada. Dalam konteks ini memang irisannya sangat tipis mengingat antara kesadaran keagamaan dengan perumusan tatanan politik sering bersinggungan erat. Ungkapan yang biasa dinyatakan adalah al-ba'ts al-islami (kebangkitan kembali Islam), al-syahwa al- islamiyyah (kebangkitan Islam), ihya ai-din (kebangkitan agama), dan al-ushuliyya al- islamiyyah (fundamentalisme Islam). Artinya mereka berkeinginan mencari keyakinan yang fundamental, baik dasar-dasar komunitasnya, pemerintahan, maupun dasar- dasar hukum syari' ah. Politik yang berasas pada ideologi Islam ini hadir di tengah pergumulan yang keras dengan ideologi-ideologi lain. Pertama adalah nasionalisme kultural jawa yang dimotori oleh para bangsawan tinggi dan para filosof Belanda. Kedua, dalah para sosialisme Marxis yang kemudian menjelma menjadi paham komunisme. Dan yang ketiga adalah nasionalisrne sekuler yang mulai menciptakan batas dan definisi mengenai Indonesia. Jika merujuk pada sosiolog Shils, yang merumuskan bahwa ideologi adalah hasil perumusan yang strategis dati pandangan hidup, maka ideologi politik Islam merupakan hasil 'subyektif' dari pandangan komunitas terhadap keagarnaan, sembari membuka kemungkinan baru yang bisa diwujudkan. Ideologi yang bersandarkan pada agama akan memberi rnakna tentang keberadaan rnanusia terutarna atas konsep hid up, mati, kosmos, dan hukum alamo Dalam kaitan itu Partai Syarikat Islam mengawali proses pembentukannya.

Dalam era transisi politik seperti sekarang kemunculan pasukan Tuhan memang memiliki akar sejarah yang panjang. Jika pada era Orde baru pendekatan represif telah mampu mengembangkan model semangat keagamaan yang bergeliat di bawah permukaan dan secara tak tereIakkan sulit untuk terpantau, maka pada masa sekarang situasinya sangat jauh berbeda. Berkombinasi dengan berbagai faktor global maka pasukan tuhan ini memiliki sejumah karakteristik yang unik. Pertama, keaktifan dalam membentuk tatanan kehidupan yang sepenuhnya mengikuti bunyi literer dari teks suci. Diterapkan dalam kerangka politik praktis keinginan untuk menegakkan syariat Islam merupakan artikulasi politik yang masih diperjuangkan hingga kini. Berhadap dapat masuk dalam konstitusi, maka isu penegakakn syariat Islam terus- menerus diperjuangkan dan konsolidasi berbagai kepentingan politik terus terjalin. Kedua, terdapat banyak bukti tentang keterlibatan militer dalam berbagai pembentukan sejumlah pasukan sipil sehingga dalam aksinya mereka terlatih untuk Dalam era transisi politik seperti sekarang kemunculan pasukan Tuhan memang memiliki akar sejarah yang panjang. Jika pada era Orde baru pendekatan represif telah mampu mengembangkan model semangat keagamaan yang bergeliat di bawah permukaan dan secara tak tereIakkan sulit untuk terpantau, maka pada masa sekarang situasinya sangat jauh berbeda. Berkombinasi dengan berbagai faktor global maka pasukan tuhan ini memiliki sejumah karakteristik yang unik. Pertama, keaktifan dalam membentuk tatanan kehidupan yang sepenuhnya mengikuti bunyi literer dari teks suci. Diterapkan dalam kerangka politik praktis keinginan untuk menegakkan syariat Islam merupakan artikulasi politik yang masih diperjuangkan hingga kini. Berhadap dapat masuk dalam konstitusi, maka isu penegakakn syariat Islam terus- menerus diperjuangkan dan konsolidasi berbagai kepentingan politik terus terjalin. Kedua, terdapat banyak bukti tentang keterlibatan militer dalam berbagai pembentukan sejumlah pasukan sipil sehingga dalam aksinya mereka terlatih untuk

Di samping itu sejumlah faktor ekstemal yang sangat mempengaruhi dinarnika yang ada dalam pasukan Tuhan. Pertama, arus yang cukup deras dari globalisasi yang telah menciptakan risiko terutama daIam kerangka pengukuhan identitas. Konsep-konsep globalisasi sedikit ban yak mengguncang keyakinan terdalam tentang keberadaan Tuhan dan rencana-Nya pada masa depan. Meskipun pada sisi lain format globalisasi yang mengandalkan pada teknologi informasi turut berjasa dalam memperluas dukungan beberapa program pasukan Tuhan. Kedua, adalah pandangan bahwa sistem politik internasional masih gagal untuk menciptakan tatanan yang lebih adil bahkan berlaku diskriminatif pada kalangan M uslim. Krisis Palestina menjadi lambang kesewenang-wenangan pemerintah Amerika bahkan lebih jauh dari itu merupakan simbol dari kejahatan zionisme. Itu sebabnya pasukan Tuhan merasa berhak bahkan berkewajiban untuk melakukan berbagai bentuk jihad guna membebaskan tanah Palestina dari cengkeraman pemerintah Barat. Ketiga, kejahatan terorisme yang diidentikkan dengan kalangan Muslim telah menggerakkan keyakinan bahwa masyarakat intemasionaI mengalami semacam sindrom paranoid terhadap Islam. Perburuan terhadap kaum yang disebut -sebut sebagai teroris tanpa prosedur hukum yang normal makin menguatkan kecurigaan bahwa sebagai ajaran, Islam hendak dibasrni keyakinan-keyakinan politiknya. Kombinasi antara faktor internal dan eksternal ini masin diperkeruh oleh kondisi stabilitas politik yang terus bergolak di berbagai daerah. Yang menarik, melalui kerusuhan itulah kemudian konsep jihad, yang selama ini menjadi lambang dan simbol utama pasukan Tuhan mendapat penekanan. Jihad bukan semata-mata mengartikulasikan kepentingan agama, melainkan juga mewakili sederet keinginan politik pragmatis.[]