Rural urban fringe jalur batas desa dan kota yaitu suatu wilayah

120 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

4. Pengaruh Interaksi

Wujud interaksi kota-desa yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut. a. Pergerakan barang dari desa ke kota, atau sebaliknya. b. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa. c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah. d. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, menuntut ilmu, ataupun keperluan-keperluan lainnya. Proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus dengan intensitas yang relatif tinggi tentunya dapat menimbulkan pengaruh, baik bagi wilayah perdesaan maupun perkotaan. Pengaruh tersebut dapat bersifat negatif ataupun positif. Beberapa contoh media yang mengakibatkan adanya perubahan bagi kawasan perdesaan karena proses interaksi antara lain melalui program Kuliah Kerja Nyata KKN dan Praktek Kerja Lapangan PKL yang dilakukan mahasiswa, kegiatan ABRI Masuk Desa AMD, tenaga sukarela untuk pembangunan desa-desa terpencil baik yang dikirim pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, program pembangunan desa, dan media-media lainnya. Pengaruh positif yang dapat timbul akibat adanya interaksi kota-desa antara lain sebagai berikut. a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat. b. Adanya lembaga pendidikan di perdesaan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam meningkatkan penge- tahu an dan wawasan penduduk untuk turut serta dalam proses pembangunan. c. Tingkat ketergantungan desa terhadap kota sedikit demi sedikit dapat dikurangi karena wilayah desa terus mengalami per- kembangan ke arah kemandirian. d. Melalui pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan kota dengan desa, wilayah perdesaan akan semakin terbuka. Terbukanya keisolasian wilayah desa tentunya dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. e. Masuknya unsur-unsur teknologi ke wilayah perdesaan dapat lebih mengefektifkan proses produksi dan pengelolaan sumber daya alam sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. f. Bagi masyarakat kota, proses interaksi dengan wilayah pedesaan juga memiliki pengaruh yang positif, seperti terdistribusinya barang-barang hasil pertanian, perkebunan, dan barang-barang yang lain untuk memenuhi konsumsi penduduk kota. Gambar 4.23 Zona Interaksi Zona interaksi kota dan desa Rural Rural-urban fringe Urban-fringe Suburban fringe Suburban City Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987 Gejala dan permasalahan sosial yang sering timbul di masyarakat perdesaan khususnya yang dekat dengan kota sebagai akibat dari interaksi kota dan desa, antara lain sebagai berikut. 1. Kompetisi. 2. Kontroversi. 3. Konflik. 4. Hubungan penguasa dengan rakyat. 5. Masyarakat mulai terbuka. 6. Keseragaman dan keragaman. Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987 Geografia Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota 121 • Menurut Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasakan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. • Karakteristik masyarakat desa menurut Soerjono Soekanto antara lain sebagai berikut. a. Warga masyarakat perdesaan memiliki hu bungan kekerabatan yang kuat. b. Corak kehidupannya diikat oleh sistem kekeluargaan yang kuat gemeinschaft. c. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris. d. Cara bertani masih relatif sederhana atau tradisional. e. Sifat gotong royong masih belum tampak. f. Golongan tetua kampung atau ketua adat masih memegang peranan penting. g. Masyarakat masih memegang norma-norma agama yang cukup kuat. • Terdapat empat jenis bentuk desa menurut Daldjoeni, yaitu sebagai berikut. a. Bentuk desa linear memanjang mengikuti jalan raya atau sungai. b. Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai. c. Bentuk desa yang terpusat. d. Bentuk desa yang memiliki fasilitas tertentu. Rangkuman • Menurut perkembangan dan kemampuan masyaraktnya, desa dapat dibedakan dalam tiga tingkat, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. • Menurut Bintarto, kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik di banding kan dengan daerah di sekitarnya. • Teori-teori struktur penggunaan lahan kota meliputi: a. Teori Konsentrik E.W Burgess;

b. Teori Sektoral Homer Hoyt; c. Teori Inti Ganda Harris dan Ullman.

• Tahapan kota dapat dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu tahap Eopolis, Polis, Metropolis, Megalopolis, Tryanopolis, dan Nekropolis. • Proses urbanisasi dapat menyangkut dua aspek, yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota, dan bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh perpindahan penduduk desa ke kota. • Wujud interaksi desa dan kota dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut. a. Pergerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya. b. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa. c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah. d. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, menuntut ilmu, ataupun keperluan-keperluan lainnya. Adapun contoh pengaruh negatif interaksi kota-desa adalah sebagai berikut. a. Gerakan penduduk desa ke kota dapat mengurangi jumlah penduduk desa usia produktif yang diharapkan dapat mem bangun desanya. b. Banyak lahan pertanian di desa yang terlantar karena pen duduk nya berurbanisasi. c. Timbulnya gejala urbanisme.