Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota
119
wilayah A dan B maka kekuatan interaksi antara A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini, wilayah C berperan sebagai intervening area
atau wilayah perantara. Intervening opportunity
dapat pula diartikan sebagai sesuatu hal atau keadaan yang dapat melemahkan jalinan interaksi antarwilayah
karena adanya sumber alternatif pengganti kebutuhan. Untuk lebih jelasnya, amati Bagan 4.3.
Bagan 4.3 Melemahnya Interaksi Akibat Sumber
Daya Alternatif
Wilayah A
Surplus sumber daya X
Wilayah B
Minus sumber daya X tetapi memiliki sumber
daya Z sebagai sumber daya alternatif
= Interaksi melemah
Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987
c. Adanya Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam Ruang Spatial Transfer Ability
Faktor yang juga memengaruhi kekuatan interaksi adalah kemudahan pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan
informasi antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Kemudahan pergerakan antarwilayah ini sangat berkaitan dengan:
1 jarak antarwilayah, baik jarak mutlak maupun relatif; 2 biaya
transportasi; 3 kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi
antarwilayah.
3. Zona Interaksi Kota-Desa
Menurut Bintarto, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan
dan perdesaan membentuk pola-pola konsentrik, yaitu sebagai berikut.
a. City diartikan sebagai pusat kota. b. Suburban sub daerah perkotaan yaitu suatu wilayah yang
lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para penglaju penduduk yang melakukan
mobilitas harian ke kota untuk bekerja.
c. Suburban fringe jalur tepi subdaerah perkotaan, yaitu suatu
wilayah yang melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota dan desa.
d. Urban fringe jalur tepi daerah perkotaan paling luar yaitu
semua batas wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota, kecuali
dengan wilayah pusat kota.
e. Rural urban fringe jalur batas desa dan kota yaitu suatu wilayah
yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan
nonpertanian. f.
Rural daerah perdesaan.
Penggunaan tanah di pinggiran kota rural-urban fringe adalah ....
a. homogen b. marginal
c. cenderung
berubah d. cenderung tidak berubah
e. pertanian saja
JAWABAN
Daerah atau kawasan yang disebut rural urban fringe merupakan
daerah pinggiran kota, yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota
dan desa. Pada kawasan ini, penggunaan lahan campuran
antara pertanian dan nonpertanian penggunaan lahannya cenderung
berubah-ubah.
Jawab: c
Soal SPMB 2002
120
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
4. Pengaruh Interaksi
Wujud interaksi kota-desa yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
a. Pergerakan barang dari desa ke kota, atau sebaliknya. b. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa.
c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah. d. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi,
menuntut ilmu, ataupun keperluan-keperluan lainnya. Proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus dengan
intensitas yang relatif tinggi tentunya dapat menimbulkan pengaruh, baik bagi wilayah perdesaan maupun perkotaan. Pengaruh tersebut
dapat bersifat negatif ataupun positif. Beberapa contoh media yang mengakibatkan adanya perubahan bagi kawasan perdesaan
karena proses interaksi antara lain melalui program Kuliah Kerja Nyata KKN dan Praktek Kerja Lapangan PKL yang dilakukan
mahasiswa, kegiatan ABRI Masuk Desa AMD, tenaga sukarela untuk pembangunan desa-desa terpencil baik yang dikirim
pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, program pembangunan desa, dan media-media lainnya.
Pengaruh positif yang dapat timbul akibat adanya interaksi kota-desa antara lain sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat. b. Adanya lembaga pendidikan di perdesaan dapat memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam meningkatkan penge- tahu an dan wawasan penduduk untuk turut serta dalam proses
pembangunan. c. Tingkat ketergantungan desa terhadap kota sedikit demi sedikit
dapat dikurangi karena wilayah desa terus mengalami per- kembangan ke arah kemandirian.
d. Melalui pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan kota dengan desa, wilayah perdesaan
akan semakin terbuka. Terbukanya keisolasian wilayah desa tentunya dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat.
e. Masuknya unsur-unsur teknologi ke wilayah perdesaan dapat lebih mengefektifkan proses produksi dan pengelolaan sumber daya
alam sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. f.
Bagi masyarakat kota, proses interaksi dengan wilayah pedesaan juga memiliki pengaruh yang positif, seperti terdistribusinya
barang-barang hasil pertanian, perkebunan, dan barang-barang yang lain untuk memenuhi konsumsi penduduk kota.
Gambar 4.23 Zona Interaksi
Zona interaksi kota dan desa Rural
Rural-urban fringe Urban-fringe
Suburban fringe Suburban
City
Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987
Gejala dan permasalahan sosial yang sering timbul di masyarakat
perdesaan khususnya yang dekat dengan kota sebagai akibat dari
interaksi kota dan desa, antara lain sebagai berikut.
1. Kompetisi. 2. Kontroversi.
3. Konflik. 4. Hubungan penguasa dengan
rakyat. 5. Masyarakat mulai terbuka.
6. Keseragaman dan keragaman.
Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987
Geografia