Desa Swakarya Desa Swasembada

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota 107 1. Pengertian Kota Pengertian kota tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada zaman peradaban batu Paleolitikum, istilah kota diartikan sebagai gua-gua atau lembah di mana manusia purba tinggal dan terlindung dari pengaruh cuaca dan binatang buas. Setelah pola peradaban manusia mulai mengenal sistem pertanian tradisional pertanian primitif di mana penduduk mulai mengenal sistem bercocok tanam dan hidup menetap dengan membangun rumah-rumah, terutama di daerah dataran atau di lembah-lembah sungai yang subur maka istilah kota lebih ditujukkan pada kawasan-kawasan tersebut. Dalam catatan sejarah, kota-kota tua yang terletak di lembah sungai antara lain sebagai berikut. a. Lagash, Ur, dan Uruk di Mesopotamia Lembah Sungai Euphrat dan Tigris. b. Memphis dan Thebes di lembah Sungai Nil. c. Mohenjodaro dan Harappa di lembah Sungai Indus. d. Cheng-Chon dan An-Yang di lembah Sungai Huang-Ho. B Pola Keruangan Kota 1. Kota 2. Region 3. Gesellschaft Z oom Setelah periode pertumbuhan kota-kota tersebut, bermun culanlah kota-kota lain di muka bumi. Namun pada dasarnya kota-kota tersebut tumbuh dan berkembang dari wilayah desa. Pada dasarnya kota merupakan wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar wilayahnya ditutupi oleh fenomena dan gejala sosial hasil rekayasa manusia, serta merupakan areal konsentrasi penduduk dengan mata pencarian di luar sektor agraris. Secara lebih terperinci, berikut ini pengertian kota yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

a. R. Bintarto

Kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Gambar 4.14 Kota Mohenjodaro Mohenjodaro merupakan kota tua yang terletak di lembah Sungai Indus. Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006 108 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Gambar 4.15 Gedung-Gedung Tinggi di Kota Kota dicirikan oleh gedung-gedung tinggi yang sangat berdekatan. Sumber: www.engr.uiuc.edu

c. Burkhard Hofmeister

Kota adalah suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja manusia. Kegiatan utamanya bergerak di sektor sekunder industri dan perdagangan dan tersier jasa dan pelayanan masyarakat, pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan pen- duduknya sebagian besar disebabkan tambahan kaum pendatang, serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya.

2. Ciri-Ciri Kehidupan Kota

Sebagai suatu kawasan atau region, wilayah perkotaan memiliki ciri-ciri, baik dari segi pola tata guna lahan, kondisi fisik, maupun sosial budaya masyarakatnya. Secara umum, ciri-ciri kehidupan kota antara lain sebagai berikut. a. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial, karena adanya keterbukaan terhadap pengaruh dari luar. b. Masyarakat kota bersifat gesellschaft patembayan, di mana kepentingan individu lebih menonjol, sedangkan solidaritas dan kegotongroyongan semakin lemah. c. Adanya pelapisan sosial ekonomi, seperti perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. d. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial antar- warganya. e. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi, dan kondisi kehidupan. Sistem pembagian kerja di kota sangat jelas menurut keterampilan dan keahlian masing-masing. f. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu. g. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomis.

b. Grunfeld

Kota merupakan suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih besar daripada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur mata pencarian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya sangat berdekatan.