Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota
109
h. Terdapat keteraturan kehidupan sosial sebagai pendukung kehidupan hukum.
i. Masyarakat kota lebih mengenal hukum negara dibanding hukum adat.
3. Keterkaitan antara Kota dan Lokasi Pusat Kegiatan, Tata Ruang, Sistem Pengangkutan, dan Perhubungan
Kota yang telah berkembang maju akan memiliki peranan yang lebih luas. Peranan itu antara lain sebagai berikut.
a. Pusat permukiman penduduk. b. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, meliputi:
1 pusat sirkulasi modal dan keuangan; 2 pusat kegiatan transportasi;
3 pusat kegiatan konsumsi dan produksi; 4 pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan;
5 pusat
perindustrian.
Sumber: Tempo, 31 Juli-6 Agustus 2006
Gambar 4.16 Promosi Mobil
Perdagangan mobil merupakan salah satu ciri kegiatan ekonomi di kota.
c. Pusat kegiatan sosial budaya, antara lain: 1 pusat kegiatan kesenian;
2 pusat pendidikan;
3 pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain, seperti kesehatan, lembaga-lembaga sosial, dan keahlian.
d. Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan. Penduduk perkotaan di dunia antara tahun 1920 sampai dengan
1980 telah bertambah lima kali lipat, dari 360 juta menjadi 1.807 juta orang. Menurut perkiraan PBB, tahun 2000 penduduk perkotaan
akan bertambah 78 persen sehingga mencapai 3.208 juta orang. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang amat pesat jika
dibandingkan dengan penduduk perdesaan yang diperkirakan hanya bertambah sekitar 19 persen pada tahun 2000.
4. Struktur Penggunaan Lahan Kota
Ciri-ciri pola tata ruang di perkotaan antara lain sebagai berikut.
a. Tempat untuk memberi kehidupan kepada kelompok orang kurang luas.
b. Pola kehidupan daerah kota tidak bergantung pada tingkat kesuburan tanah.
c. Komunitas perkotaan lebih besar dibandingkan di desa. d. Lokasi kota tidak terpengaruh oleh kesuburan tanah.
110
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
e. Daerah perkotaan hanya terdapat sedikit tanaman dan cenderung banyak bangunan.
f. Daerah perkotaan umumnya berlokasi di daerah strategis.
g. Udara perkotaan umumnya kurang segar karena terkena pencemaran udara akibat berdirinya pabrik-pabrik dan
banyaknya kendaraan bermotor. h. Penduduk kota lebih padat dan beragam dibanding penduduk
desa. i. Pola tata ruang daerah perkotaan sudah diatur rapi, seperti
jalan-jalan, perkantoran, perumahan, dan pusat perdagangan. Di dalam mengkaji struktur penggunaan lahan kota dikenal
beberapa teori yang dikemukakan para ahli planologi dan perkotaan, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Konsentrik
Teori konsentrik dikemukakan oleh E.W. Burgess. Menurut teori
ini, daerah perkotaan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu sebagai berikut.
1 Pusat Daerah Kegiatan PDK sering juga disebut Central Busi ness District
CBD, dicirikan dengan adanya pusat pertokoan, kantor pos, bank, bioskop, dan pasar.
2 Wilayah transisi, ditandai dengan industri manufaktur, pabrik, dan pola penggunaan lahan yang merupakan pola campuran.
3 Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan rendah. 4 Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan menengah.
5 Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan tinggi. Contoh kota yang berpola konsentrik, antara lain London,
Chicago, Kalkuta, Adelaide, dan sebagian besar kota-kota di Indonesia.
Biography
Ernest W.Burgess ialah ahli sosiologi senior Amerika yang lahir di
daerah pinggiran luar Amerika, yang kemudian menjadi Presiden American
Sociological Society Organisasi Sosiologi Amerika.
Ernest W. Burgess is a senior American Sociologist who were born
beyond the border of the United State, that became President of the American
Sociological Society.
Sumber: http:spartan.ac.brocku.ac
Gambar 4.17 Kota London
Kota London dengan pola konsentrik
Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006
b. Teori Sektoral
Teori ini dikemukakan oleh Homer Hoyt. Menurut teori ini,
unit-unit kegiatan di perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi membentuk sektor-sektor yang sifatnya lebih
bebas. Dalam teori ini, Hoyt berpendapat bahwa: 1 daerah-daerah yang memiliki harga tanah atau sewa tanah tinggi
biasanya terletak di luar kota;