Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota
97
Di Indonesia, istilah desa itu sendiri berbeda-beda di berbagai wilayah. Sebagian besar istilah tersebut umumnya sesuai dengan
bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk setempat. Pada masyarakat Sunda, istilah desa diidentikkan dengan gabungan
beberapa kampung atau dusun. Dalam bahasa Padang atau masyarakat Minangkabau Sumatra Barat dikenal istilah nagari, sedangkan
masyarakat Aceh menyebutnya dengan kata gampong. Di Propinsi Sumatra Utara, masyarakat Batak menyebut desa dengan istilah
Uta
atau Huta. Adapun di kawasan Sulawesi, seperti di Minahasa, masyarakat menyebutnya dengan istilah wanus atau wanua.
Pengertian desa dalam sudut pandang geografi dikemukakan
oleh R. Bintarto dan Paul H. Landis sebagai berikut. a. R. Bintarto
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungannya. Hasil perpaduan tersebut merupakan
suatu perwujudan atau ketampakan geografis yang ditimbulkan oleh faktor-faktor alamiah maupun sosial, seperti fisiografis, sosial
ekonomi, politik, dan budaya yang saling berinteraksi antarunsur tersebut dan juga dalam hubungan nya dengan daerah-daerah lain.
Selanjutnya, Bintarto mengemukakan bahwa minimal ada tiga unsur utama desa, yaitu sebagai berikut.
1 Daerah, dalam arti suatu kawasan perdesaan tentunya memiliki
wilayah sendiri dengan berbagai aspeknya, seperti lokasi, luas wilayah, bentuk lahan, keadaan tanah, kondisi tata air, dan
aspek-aspek lainnya. 2 Penduduk dengan berbagai karakteristik demografis
masyarakatnya, seperti jumlah penduduk, tingkat ke lahiran, kematian, persebaran dan kepadatan, rasio jenis kelamin,
komposisi penduduk, serta kualitas penduduknya. 3 Tata Kehidupan, berkaitan erat dengan adat istiadat, norma, dan
karakteristik budaya lainnya.
Gambar 4.2 Landscape Perdesaan
Salah satu contoh landscape perdesaan.
Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006
b. Paul H. Landis
Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa, dengan ciri-ciri antara lain memiliki pergaulan hidup
yang saling nengenal satu sama lain kekeluargaan, ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan, serta cara
berusaha bersifat agraris dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor alam, seperti iklim, keadaan alam, dan kekayaan alam.
Pengertian desa dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang
keilmuan. Misalnya, ekonomi akan lebih menekankan pada
aktivitas komersial penduduk. Sosiologi lebih menekankan pada
sosialisasi antarpersonal dan kelompok masyarakat. Geografi
akan lebih komprehensif lagi karena memandang desa sebagai satu
kesatuan fisik karakteristik alamiah dan nonfisik sosial.
Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987
Geografia
98
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
2. Karakteristik Wilayah Perdesaan
Wilayah perdesaan pada umumnya masih diasosiasikan sebagai daerah yang berlokasi di daerah pedalaman, jauh dari lingkungan
perkotaan, dan memiliki keterikatan yang kuat terhadap kehidupan tradisional. Dalam masyarakat desa berlaku keteraturan kehidupan
sosial yang mencakup kegiatan-kegiatan ekonomi, keagamaan, politik, dan hukum yang sesuai dengan lingkungan hidup setempat.
Dilihat dari karakteristik wilayahnya, kawasan perdesaan masih lebih bersifat alamiah, belum banyak tersentuh oleh teknologi
modern dan perkembangan pembangunan. Selain sebagai lahan permukiman penduduk, sebagian wilayah desa terdiri atas lahan
pertanian, perkebunan, atau tertutup oleh hutan alami, baik itu wilayah desa yang terletak di wilayah pantai, dataran rendah, maupun
dataran tinggi. Adapun kota sebagian besar wilayahnya ter tutup oleh kawasan permukiman penduduk, gedung-gedung perkantoran,
fasilitas sosial, kawasan industri, dan kawasan lainnya.
Kehidupan masyarakat perdesaan dicirikan oleh kegiatan yang pada umumnya bercorak agraris. Aktivitas kesehariannya masih didominasi
oleh pengaruh lingkungan alam. Dengan kata lain, pengaruh lingkungan atau kondisi alam setempat masih sangat kuat mewarnai
tatanan dan pola hidup penduduk desa. Hubungan antarwarga masyarakat desa sangat erat, saling mengenal, dan gotong royong.
Penderitaan seseorang di perdesaan pada umumnya menjadi derita semua pihak. Menurut para ahli sosiologi, hubungan masyarakat
semacam ini dikenal dengan istilah gemeinschaft paguyuban.
Menurut Direktorat Jenderal Pembangunan Desa DITJEN BANGDES
, ciri-ciri desa antara lain sebagai berikut. a. Perbandingan manusia dengan lahan man and land ratio cukup
besar, artinya lahan-lahan di perdesaan masih relatif luas dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menempatinya
sehingga kepadatan penduduknya masih rendah dan lapangan pekerjaan penduduk masih bertumpu pada sektor agraris.
b. Hubungan antarwarga masyarakat desa masih sangat akrab dan sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi
yang berlaku. c. Sarana dan prasarana komunikasi dan perhubungan sebagian
besar masih sangat sederhana, seperti berupa jalan batu, jalan aspal sederhana, tidak beraspal, bahkan jalan setapak. Sarana
per hubungan atau transportasi yang umum dijumpai antara lain angkutan perdesaan, ojeg, alat transportasi perairan, seperti
perahu sederhana atau rakit, bahkan di beberapa tempat masih ada yang menggunakan kuda dan sapi.
Gambar 4.3 Rakit
Rakit sebagai salah satu alat transportasi air di desa.
Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006
1. Gemeinschaft 2. Man and land ratio
3. Face to face group 4. Subsintence farming
Z
oom