menyimpulkan bahwa pelaksanaan MTBS telah berjalan bergantung pada petugas yang sudah pernah dilatih. Kinerja petugas dalam pemeriksaan proses
MTBS meliputi kelengkapan pengisian formulir tatalaksana MTBS dan pembuatan klasifikasi keluhan pada balita yang sakit.
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian
5.2.1 Hambatan Penelitian Penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan implementasi
MTBS, tidak selalu berjalan dengan lancar. Adapun kendala yang dihadapi yaitu:
1. Peneliti mengalami kesulitan dalam mencari alamat tempat penelitian karena luasnya wilayah penelitian sehingga membutuhkan waktu yang
relatif lama untuk pengumpulan data. 2. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner untuk unsur pendukung
penerapan MTBS kurang mendalam yang sesuai dengan indikator dalam formulir tatalakana Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS.
5.2.2 Kelemahan Penelitian 1. Dalam penelitian ini diperlukan adanya kerjasama, keseriusan maupun
kejujuran responden
dalam menjawab
pertanyaan. Sehingga
memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan, responden yang diteliti adalah petugas kesehatan, sehingga
jawaban yang didapat cenderung bersifat subyektif, karena dipengaruhi
oleh ingatan, pengetahuan, persepsi, dan sosial responden saat wawancara dilaksanakan.
2. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner untuk variabel pengetahuan petugas, cenderung mempunyai pilihan alternatif jawaban yang hampir
senada mirip sama, sehingga dalam uji validitas terdapat 2 butir soal yang tidak valid.
3. Desain rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Crossectional, dimana data yang diambil selama penelitian berlangsung.
Sehingga hasil yang diperoleh hanya mencerminkan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dalam jangka waktu tersebut
saja.
132
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : 6.1.1 Tidak ada hubungan antara pengetahuan petugas tentang MTBS dengan
implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Puskesmas di Kota Semarang Tahun 2010 dengan nilai p value = 0,160.
6.1.2 Ada hubungan antara sikap petugas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Puskesmas di Kota Semarang Tahun
2010 dengan nilai p value = 0,040. 6.1.3 Tidak ada hubungan antara motivasi kerja petugas dengan implementasi
Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Puskesmas Di Kota Semarang Tahun 2010 dengan nilai p value = 0,489.
6.1.4 Ada hubungan antara pelatihan MTBS yang diikuti petugas terhadap implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Puskesmas Di
Kota Semarang Tahun 2010 dengan nilai p value = 0,037. 6.1.5 Ada hubungan antara kepemimpinan kepala puskesmas terhadap
implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang Tahun 2010 dengan nilai p value = 0,032.