responden 29,73 dengan implementasi MTBS rendah dan 8 responden 21,62 dengan implementasi MTBS tinggi.
Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,630 dimana itu lebih dari 0,05 0,630
0,05 berarti Ho diterima atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara ketersediaan peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan MTBS dengan
implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
4.2.2.7. Hubungan antara Alokasi Dana dari Dinas Kesehatan dengan
Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Hubungan antara alokasi dana dari dinas kesehatan dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dapat dilihat dalam
tabulasi sebagai berikut : Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Alokasi Dana dari Dinas Kesehatan
dengan Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Alokasi Dana Implementasi MTBS
Jumlah P value
Rendah Tinggi
n n
N Tidak Ada
18 48,65
12 32,43
30 81,1
0,212 Ada
2 5,4
5 13,51
7 18,9
Jumlah 20
54.1 17
45,9 37
100 Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang mengatakan tidak ada alokasi dana, terdapat 18 responden 48,65
dengan implementasi MTBS rendah dan 12 responden 32,43 dengan implementasi MTBS tinggi. Sedangkan dari 7 responden yang mengatakan
ada alokasi dana, terdapat 2 responden 5,4 dengan implementasi MTBS rendah dan 5 responden 13,51 dengan implementasi MTBS tinggi.
Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,212 dimana itu lebih dari 0,05 0,212
0,05 berarti Ho diterima atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara alokasi dana dari Dinkes dengan implementasi MTBS di Puskesmas di Kota
Semarang.
4.2.2.8. Hubungan antara Rapat Koordinasi Tingkat Puskesmas dengan
Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Hubungan antara rapat koordinasi tingkat puskesmas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dapat dilihat dalam
tabulasi sebagai berikut : Tabel 4.20 Tabulasi Silang antara Rapat Koordinasi Tingkat Puskesmas
dengan Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Rapat Koordinasi
Implementasi MTBS Jumlah
P value CC
Rendah Tinggi
n n
N Tidak Ada
15 40,54
7 18,9
22 59,44
0,037 0,325
Ada 5
13,51 10
27,0 15
40,51 Jumlah
20 54.1
17 45.9
37 100
Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa dari 22 responden yang mengatakan tidak ada rapat koordinasi, terdapat 15 responden 40,54
dengan implementasi MTBS rendah dan 7 responden 18,9 dengan implementasi MTBS tinggi. Sedangkan dari 15 responden yang mengatakan
ada rapat koordinasi, terdapat 5 responden 13,51 dengan implementasi MTBS rendah dan 10 responden 27,0 dengan implementasi MTBS tinggi.
Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,037 dimana itu kurang dari 0,05
0,037 0,05 berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan ada hubungan antara rapat koordinasi dengan implementasi MTBS. Berdasarkan Symmetric
Measures didapatkan Coefisient Contingency sebesar 0,325. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang lemah antara rapat koordinasi tingkat
puskesmas terhadap implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
4.2.2.9. Hubungan antara Sistem Pencatatan Pelaporan Pelaksanaan