motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan, dan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang atau sekelompok masyarakat
tertentu, untuk mau berbuat dan bekerja sama secara optimal untuk melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan Azrul Azwar, 1996: 288.
2.2.1.4 Pelatihan MTBS yang Diikuti Petugas
Petugas yang baru saja ditunjuk untuk melakukan suatu jenis kegiatan, jarang secara tepat sesuai kebutuhan, mereka harus dilatih agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Program pelatihan dapat mempengaruhi perilaku kerja dalam dua
cara. Yang paling jelas adalah dengan langsung memperbaiki keterampilan yang diperlukan untuk karyawan itu agar berhasil menyelesaikan
pekerjaannya. Peningkatan kemampuan memperbaiki potensi karyawan itu untuk berkinerja pada tingkat yang lebih tinggi. Tentu saja apakah potensi
tersebut bisa terealisasi sebagian besar merupakan soal motivasi. Manfaat kedua adalah bahwa pelatihan itu meningkatkan keefektifan diri seorang
karyawan. Keefektifan diri seorang karyawan merupakan pengharapan seseorang bahwa ia dapat dengan sukses melaksanakan perilaku yang dituntut
untuk memproduksi suatu hasil. Bagi para karyawan, perilaku-perilaku tersebut adalah tugas-tugas kerja dan hasilnya adalah kinerja yang efektif.
Karyawan dengan keefektifan diri yang tinggi mengandung harapan yang kuat mengenai kemampuan mereka untuk sukses berkinerja dalam situasi
baru. Mereka percaya diri dan mengharapkan untuk sukses.
Maka pelatihan merupakan suatu cara untuk mempengaruhi secara positif keefektifan diri karena para karyawan mungkin lebih bersedia untuk
menjalankan tugas-tugas pekerjaan dan mengarahkan tingkat upaya yang tinggi, atau dalam lingkup harapan, individu-indiviu lebih mungkin untuk
mempersepsikan upaya mereka sebagai mengarah ke kinerja Stephen P. Robbins, 2001: 235.
Tujuan dari pelatihan ini yaitu dihasilkannya petugas kesehatan yang terampil menangani bayi dan balita sakit dengan menggunakan tatalaksana
MTBS. Sasaran utama pelatihan MTBS ini adalah perawat dan bidan, akan tetapi dokter puskesmas pun perlu terlatih MTBS agar dapat melakukan
supervisi penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas Yeyen, 2006.
2.2.1.5 Kepemimpinan Kepala Puskesmas