Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,040 dimana itu kurang dari 0,05
0,040 0,05 berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan ada hubungan antara sikap petugas dengan implementasi MTBS . Berdasarkan Symmetric
Measures didapatkan Coefisient Contingency sebesar 0,320. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang lemah antara sikap petugas terhadap
implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
4.2.2.3. Hubungan antara Motivasi Kerja Petugas dengan Implementasi
Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Hubungan antara motivasi kerja petugas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dapat dilihat dalam tabulasi
sebagai berikut : Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Motivasi Kerja Petugas dengan
Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Motivasi Kerja Petugas
Implementasi MTBS Jumlah
P value Rendah
Tinggi
n n
N Sedang
2 5,4
2 5,4
0,489 Tinggi
18 48,7
17 45,9
35 94,6
Jumlah 20
54,10 17
45,9 37
100 Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 2 responden yang memiliki motivasi kerja sedang, terdapat 2 responden 5,4 dengan
implementasi MTBS rendah dan tidak ada responden dengan implementasi
MTBS tinggi. Sedangkan dari 35 responden yang memiliki motivasi kerja tinggi terdapat 18 responden 48,7 dengan implementasi MTBS rendah
dan 17 responden 45,9 dengan implementasi MTBS tinggi. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf
kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,489 dimana itu lebih dari 0,05 0,489 0,05 berarti Ho diterima atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara
motivasi kerja petugas dengan implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
4.2.2.4. Hubungan antara Pelatihan MTBS yang Diikuti Petugas dengan
Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Hubungan antara keikutsertaan pelatihan MTBS oleh petugas dengan implementasi MTBS dapat dilihat dalam tabulasi sebagai berikut :
Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Keikutsertaan Pelatihan MTBS oleh Petugas dengan Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit
MTBS
Pelatihan yang Diikuti
Implementasi MTBS Jumlah
P value CC
Rendah Tinggi
n n
N Belum Pernah
15 40,54
7 18,9
22 59,44
0,037 0,325
Pernah 5
13,51 10 27,0
15 40,51
Jumlah 20
54,1 17
45,9 37
100 Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 22 responden yang belum pernah mengikuti pelatihan MTBS , terdapat 15 responden
40,54 dengan implementasi MTBS rendah dan 7 responden 18,9 dengan implementasi MTBS tinggi. Sedangkan dari 15 responden yang
pernah mengikuti pelatihan MTBS, terdapat 5 responden 13,51 dengan implementasi MTBS rendah dan 10 responden 27 dengan
implementasi MTBS tinggi.
Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,037 dimana itu kurang dari 0,05
0,037 0,05 berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan ada hubungan antara keikutsertaan pelatihan MTBS oleh petugas dengan implementasi MTBS.
Berdasarkan Symmetric Measures didapatkan Coefisient Contingency sebesar 0,325. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang lemah antara
pelatihan MTBS yang diikuti petugas terhadap implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
4.2.2.5. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan