Pelayanan Kesehatan Landasan Teori

Keberadaan tim dalam penanganan balita sakit sangat mendukung praktik MTBS. Tim yang dipimpin oleh seorang manajer kasus case manager yaitu seorang bidan yang bertanggungjawab kepada bidan koordinator KIA. Apabila ada masalah yang berkenaan dengan MTBS bidan koordinator mengkonsultasikan kepada kepala puskesmas. Manajer kasus mendistribusikan tugas serta pekerjaan kepada anggota tim lainnya yaitu petugas gizi untuk menangani konseling gizi, petugas imunisasi untuk pemberian imunisasi yang dibutuhkan anak pada saat pemeriksaan serta petugas kesehatan lingkungan yang menangani penyuluhan berkenaan dengan penyakit yang diakibatkan oleh perilaku dan lingkungan. Kejelasan tugas dalam pembagian kerja menyebabkan penanganan kasus lebih efektif. Masing-masing petugas bisa mengerti pekerjaan dan tugas-tugas yang lain sehingga ketika petugas lain yang diperlukan tidak ada, petugas yang ada bisa mengambil alih. Sifat yang fleksibel antar anggota tim inilah yang membantu dalam praktik MTBS sehingga pekerjaan terus berlangsung walaupun ada anggota tim yang tidak ada.

2.1.2 Pelayanan Kesehatan

2.1.2.1 Konsep Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba 1973 dalam Azrul Azwar 1996 adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berupaya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau dituntut oleh masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatannya Budioro B, 1997: 117. Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo, 2005: 5, pelayanan kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Djoko Wijono 2000: 204, pelayanan kesehatan adalah suatu proses kegiatan pemberian jasa atau pelayanan di bidang kesehatan yang hasilnya dapat berupa hasil pelayanan yang bermutu, kurang bermutu, atau tidak bermutu yang tergantung dari proses pelaksanaan kegiatan pelayanan itu sendiri, sumber daya yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi, serta manajemen mutu pelayanan. Baik atau tidaknya keluaran output suatu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh masukan input, proses process, dan lingkungan environment, maka mutu pelayanan kesehatan ada kaitannya dengan unsur- unsur pokok yaitu sebagai berikut Azrul Azwar, 1996: 46 : 1. Unsur Masukan Yang dimaksud dengan unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan. Unsur masukan ini banyak macamnya, diantaranya meliputi : tenaga man yaitu petugas kesehatan, dana money, manajemen, serta sarana material yang mendukung kelancaran kegiatan. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan standard of personnels and facilities, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai kebutuhan, maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan. 2. Unsur Proses Yang dimaksud dengan unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut secara umum dapat dibedakan dua macam yakni tindakan medis medical procedure yang bersifat penyembuhan penyakit dan tindakan non-medis non-medical procedures yang meliputi pelayanan administrasi, dan pelayanan apotek. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan standard of conduct, maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan. 3. Unsur Lingkungan Yang dimaksud unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekiar yang terpenting adalah kebijakan policy, organisasi organization dan manajemen management. Secara umum disebutkan apabila kebijakan, organisasi, dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar atau tidak bersifat mendukung, maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan. 4. Unsur Keluaran Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan performance. Penampilan yang dimaksudkan disini banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis medical performance. Kedua penampilan aspek non-medis non-medical performance. Secara umum disebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan standard of performance maka berarti sulit diharapkan baiknya pelayanan kesehatan yang bermutu Azrul Azwar, 1996. Pada output ini yang dimaksud adalah sistem Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada balita yang sedang sakit. Dengan diterapkannya pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di puskesmas diharapkan dapat membantu mempermudah dalam proses anamnesis, pemeriksaan, serta diagnosis penyakit pada balita. 2.1.2.2 Macam Pelayanan Kesehatan Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio 1983 dalam Azrul Azwar 1996 bentuk dan jenis pelayanan kesehatan adalah : a. Pelayanan Kedokteran Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran medical service ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri solo practice atau secara bersama-sama dalam satu organisasi institution, tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga. b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat public health services ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit. Sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat. Menurut Azrul Azwar 1996: 38 pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat harus memiliki berbagai persyaratan pokok, antara lain : 1. Tersedia dan berkesinambungan continous and available Pelayaan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat available serta bersifat berkesinambungan continous, artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan. 2. Dapat diterima dan wajar acceptable Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik. 3. Mudah dicapai accessible Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan di sini adalah terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik. 4. Mudah dijangkau affordable Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini adalah dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik. 5. Bermutu certifiable Pengertian mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

2.1.3 Standar Pelayanan Kesehatan