Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,036 dimana itu kurang dari 0,05
0,036 0,05 berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi MTBS oleh dinas kesehatan dengan implementasi
MTBS. Berdasarkan Symmetric Measures didapatkan Coefisient Contingency sebesar 0,325. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang lemah
antara pelaksanaan supervisi MTBS oleh Dinkes terhadap implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
4.2.2.11. Hubungan antara Pelaksanaan Evaluasi MTBS oleh Kepala
Puskesmas dengan Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Hubungan antara pelaksanaan evaluasi MTBS oleh kepala puskesmas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dapat dilihat
dalam tabulasi sebagai berikut :
Tabel 4.23 Tabulasi Silang antara Pelaksanaan Evaluasi MTBS oleh Kepala Puskesmas dengan Implementasi Manajemen Terpadu Balita
Sakit MTBS
Pelaksanaan Evaluasi MTBS
Implementasi MTBS Jumlah
P value CC
Rendah Tinggi
n n
N Rendah
10 27,03 2
5,4 12
32,43 0,013
0,377 Tinggi
10 27,03 15
40,5 25
67,53 Jumlah
20 54,1
17 45,9
37 100
Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa dari 12 responden yang mengatakan pelaksanaan evaluasi MTBS rendah, terdapat 10 responden
27,03 dengan implementasi MTBS rendah dan 2 responden 5,4 implementasi MTBS tinggi. Sedangkan dari 25 responden yang mengatakan
pelaksanaan evaluasi MTBS tinggi, terdapat 10 responden 27,03 dengan implementasi MTBS rendah dan 15 responden 40,5 dengan implementasi
MTBS tinggi. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf
kepercayaan 95 diperoleh p value = 0,013 dimana itu kurang dari 0,05 0,013 0,05 berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan ada hubungan antara
pelaksanan evaluasi MTBS oleh kepala puskesmas dengan implementasi MTBS. Berdasarkan Symmetric Measures didapatkan Coefisient Contingency
sebesar 0,377. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang lemah antara pelaksanaan evaluasi MTBS oleh kepala puskesmas terhadap
implementasi MTBS di Puskesmas di Kota Semarang.
115
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Hubungan antara Pengetahuan Petugas dengan Implementasi
Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan petugas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita
Sakit MTBS di Puskesmas di Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh p value = 0,036 p value 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian pula menunjukkan bahwa dari 26 responden yang memiliki pengetahuan kurang dan cukup tentang MTBS
terdapat 16 responden 43,24 dengan implementasi MTBS rendah dan 10 responden 27,0 dengan implementasi MTBS tinggi. Sedangkan dari 11
responden yang memiliki pengetahuan baik tentang MTBS, terdapat 4 responden 10,81 dengan implementasi MTBS rendah dan 7 responden
18,9 dengan implementasi MTBS tinggi. Hal ini dapat dimengerti bahwa petugas yang mempunyai
pengetahuan baik cenderung akan baik dalam menerapkan tatalaksana terhadap balita sakit dengan menggunakan pendekatan MTBS, sesuai dengan
teori perilaku yang mengatakan bahwa perilaku seseorang terhadap sesuatu akan sesuai dengan tingkat pemahaman terhadap sesuatu tersebut.