Pelaksanaan Supervisi MTBS oleh Dinkes Pelaksanaan Evaluasi penilaian MTBS oleh Kepala Puskesmas

6. Register malaria, demam berdarah dangue, diare, ISPA, gizi dan lain- lain 7. Register obat b. Pelaporan hasil pelayanan Sebagaimana dengan pencatatan hasil pelayanan MTBS, pelaporan yang digunakan juga tidak memerlukan perubahan. Pelaporan yang digunakan adalah : 1. Laporan bulanan 1 laporan bulanan data kesakitan LB 1 2. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat LP LPO 3. Laporan bulanan gizi, KIA, Imunisasi dan P2M LB 3 4. Laporan mingguan diare 5. Laporan kejadian luar biasa Departemen Kesehatan RI, 2006f.

2.2.3 Faktor Penguat reinforcing factor

2.2.3.1 Pelaksanaan Supervisi MTBS oleh Dinkes

Menurut Nasrul Effendy 1998: 183, supervisi adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan di puskesmas. Adapun tujuan dari supervisi antara lain : a. Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna. b. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman pelaksanaan. c. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali. d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. e. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan. Supervisi selain merupakan monitoring langsung yang merupakan kegiatan lanjutan pelatihan. Melalui supervisi dapat diketahui bagaimana petugas yang sudah dilatih tersebut menerapkan semua pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu supervisi dapat merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dalam bentuk on the job training. Supervisi harus dilaksanakan pada setiap tingkatan dan di semua pelaksana, karena dimanapun petugas bekerja akan tetap memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah dan kesulitan yang mereka temukan. Suatu umpan balik tentang penampilan kerja mereka harus selalu diberikan untuk meningkatkan kinerja petugas.

2.2.3.2 Pelaksanaan Evaluasi penilaian MTBS oleh Kepala Puskesmas

Evaluasi pembangunan kesehatan perlu senantiasa dilaksanakan secara rutin dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat maupun tolok ukur yang telah ditetapkan. Pada umumnya evaluasi dilaksanakan terhadap program-program pembangunan kesehatan khususnya evaluasi penilaian terhadap pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten dati II, rumah sakit pemerintah dengan instrumen stratifikasi rumah sakit atau akreditasi rumah sakit swasta serta penilaian terhadap puskesmas dengan instrumen sratifikasi puskesmas. Penilaian evaluasi menurut Djoko Wijono 1997: 135 adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program. Menurut WHO, evaluasi adalah suatu cara yang sistematis untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan menyeleksi secara seksama alternatif-alternatif tindakan yang akan datang. Ini menyangkut analisa yang kritis mengenai berbagai aspek pengembangan dan pelaksanaan suatu program dan kegiatan-kegiatan yang membentuk program itu, relevansinya, rumusannya, efisiensinya dan efektivitasnya, biayanya dan penerimaannya oleh semua pihak yang terlibat. Dengan demikian maksud dan tujuan evaluasi dalam pembangunan kesehatan adalah untuk memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanan kesehatan, dan untuk mengarahkan alokasi sumber daya, tenaga dan dana kepada program-program dan pelayanan kesehatan yang ada saat ini dan dimasa yang akan datang Djoko Wijono, 1997: 216. Sedangkan menurut Wahid Iqbal Mubarak 2009: 378, evaluasi merupakan kegiatan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun tujuan dari evaluasi antara lain sebagai berikut : 1. Membantu perencanaan di masa yang akan datang. 2. Mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. 3. Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program , baik dari segi teknis maupun administratif yang selanjutnya diadakan perbaikan- perbaikan. 4. Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti. 5. Mendapatkan dukungan dari sponsor pemerintah atau swasta, berupa dukungan moral maupun material. 6. Motivator, jika program berhasil , maka akan memberikan kepuasan dan rasa bangga kepada para staf, hingga mendorong mereka bekerja lebih giat lagi. .

2.3 Kerangka Teori