5.1.2 Hubungan antara Sikap Petugas dengan Implementasi Manajemen
Terpadu Balita Sakit MTBS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap petugas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit
MTBS di Puskesmas di Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh p value = 0,040 p value 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian pula menunjukkan bahwa dari 13 responden yang memiliki sikap cukup, terdapat 10 responden 27,03 dengan
implementasi MTBS rendah dan 3 responden 8,11 dengan implementasi MTBS tinggi. Sedangkan dari 24 responden yang memiliki sikap baik,
terdapat 10 responden 27,03 dengan implementasi MTBS rendah dan 14 responden 37,8 dengan implementasi MTBS tinggi.
Hal ini dapat dimengerti bahwa petugas yang mempunyai sikap baik cenderung akan baik dalam menerapkan tatalaksana terhadap balita sakit
dengan menggunakan pendekatan MTBS, sesuai dengan teori perilaku yang mengatakan bahwa perilaku seseorang terhadap sesuatu akan sesuai dengan
tingkat pemahaman terhadap sesuatu tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri Hastuti 2010 yang
menunjukkan adanya pengaruh antara sikap terhadap penatalaksanaan MTBS pada petugas kesehatan di Puskesmas Kabupaten Boyolali.
Hal ini sejalan dengan pendapat Soekidjo Notoatmodjo 2003: 130, perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki serta dalam hal tertentu oleh material yang
tersedia. Sikap dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah pengalaman pribadi, kebudayaan orang lain yang dianggap penting oleh media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta emosi dari dalam diri atau individu. Sikap tidak dibawa orang sejak lahir, melainkan dibentuk
sepanjang perkembangannya. Sikap dapat berubah-ubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari. Sikap tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berkaitan
dengan suatu objek.
5.1.3 Hubungan antara Motivasi Kerja Petugas dengan Implementasi