sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan,
bukanlah pelayanan kesehatan yang baik. 4. Mudah dijangkau affordable
Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini adalah dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat
diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu certifiable Pengertian mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
2.1.3 Standar Pelayanan Kesehatan
Menurut Imbalo S. Pohan 2003: 32 standar pelayanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu yang
menyangkut masukan, proses, dan keluaran atau outcome system pelayanan kesehatan. Sedangkan di kalangan profesi pelayanan kesehatan sendiri
terdapat berbagai definisi tentang standar pelayanan kesehatan antara lain : 1. Petunjuk Pelaksanaan
Pernyataan dari para ahli yang merupakan rekomendasi untuk dijadikan suatu prosedur. Petunjuk pelaksanaan digunakan sebagai referensi
teknis yang luwes dan menjelaskan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan dalam kondisi klinis tertentu.
2. Protokol Ketentuan rinci dari pelaksanaan suatu proses atau pelaksanaan suatu
kondisi klinis. 3. Standar Prosedur Operasional SPO
Pernyataan tentang harapan bagaimana petugas kesehatan melakukan suatu kegiatan yang bersifat administratif.
4. Spesifikasi Penjelasan rinci dari karakteristik atau ukuran dari suatu produk
pelayanan kesehatan atau keluaran outcome.
2.1.4 Indikator Pelayanan Kesehatan
Pada dasarnya indikator mutu pelayanan kesehatan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Indikator Subyektif Indikator ini tergantung dari pendapatan atau pandangan pemakai jasa
pelayanan kesehatan. Pada umumnya indikator ini berupa keluhan atau ketidakpuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
2. Indikator Obyektif
Indikator ini berhubungan erat dengan asuhan keperawatan, karena dalam hal ini sangat berkaitan erat dengan kehendak atau keinginan
pemenuhan kebutuhan dan keinginan kelompok atau perseorangan dari konsumen. Maka tolok ukurnya adalah profesional, yaitu standar praktek
asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Menurut Lori Di Prete dalam Imbalo S. Pohan 2003: 19 terdapat
dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu : 1. Kompetensi Teknik
Kompetensi teknik menyangkut keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi pelayanan kesehatan.
2. Keterjangkauan atau Akses terhadap Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan itu harus dicapai oleh masyarakat, tidak
terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa. 3. Efektifitas Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan itu harus efektif artinya pelayanan kesehatan harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah
terjadinya penyakit serta berkembangnya dan atau meluasnya penyakit yang ada.
4. Efisiensi Pelayanan Kesehatan Sumber daya kesehatan itu sangat terbatas, oleh sebab itu dimensi
efisiensi ini sangat penting dalam pelayanan kesehatan. 5. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan
Artinya pasien harus dapat dilayani sesuai kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang
tidak perlu. 6. Keamanan
Dimensi keamanan pelayanan kesehatan itu harus aman, baik bagi pasien, bagi pemberi pelayanan kesehatan atau masyarakat sekitarnya.
Pelayanan kesehatan yang bermutu harus aman dari resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang ditimbulkan oleh pelayanan kesehatan
itu sendiri. 7. Kenyamanan
Kenyamanan tidak berhubungan langsung dengan efektivitas pelayanan kesehatan, namun mempengaruhi kepuasan pasien. Sehingga
mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut. Kenyamanan juga terkait dengan penampilan fisik pelayanan kesehatan,
pemberi pelayanan, peralatan medik dan non medik. 8. Informasi
Pelayanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana
pelayanan kesehatan itu dilaksanakan. 9. Ketepatan Waktu
Agar berhasil pelayanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat. Oleh pemberi pelayanan yang tepat dan
menggunakan peralatan dan obat yang tepat serta dengan biaya yang efisien tepat.
10. Hubungan Antar Manusia Hubungan antar manusia merupakan interaksi pemberi pelayanan
kesehatan dengan pasien atau konsumen, antar sesama pemberi pelayanan kesehatan, hubungan atasan-bawahan, Dinas Kesehatan, rumah sakit,
puskesmas, pemerintah daerah, LSM, masyarakat, dan lain-lain. Hubungan antara manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan
atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, dan memberi perhatian.
2.1.5 Mutu Pelayanan