ekonomi baru di Kecamatan Semarang Barat perlu diupayakan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki olah kawasan ini. Disamping itu perlu
dilakukan pengadaan sarana dan prasarana penunjang atau infrastruktur yang lebih memadai untuk menunjang aktivitas ekonomi di Kecamatan Barat, terutama sarana
listrik. Prioritas selanjutnya adalah revitalisasi dengan bobot nilai 0,268. Upaya ini
dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumber-sumber kegiatan ekonomi yang dimiliki selama ini sehingga mampu memberikan daya guna manfaat yang lebih
baik dalam upaya pengembangan Kecamatan Semarang Barat sebagai salah satu pusat kawasan terpadu di Kota Semarang. Prioritas terakhir adalah konservasi
dengan bobot nilai 0,117.
i. Kecamatan Semarang Utara
Rincian lebih lanjut khususnya di Kecamatan Semarang Utara adalah sebagai berikut :
a. Hasil Pembobotan pada setiap Komponen
Gambar 5.54. Diagram hirarki AHP kebijakan pengelolaan tepian pantai kota
Semarang, Kecamatan Semarang Utara.
PENGELOLAAN KOTA SEMARANG TEPIAN PANTAI BERKELANJUTAN
Pengangguran terbuka
0,257 Erosi dan
Abrasi 0,422
Kel. Mitigasi Bencana
0,045 Teknologi
Ecoport 0,110
Akses Masyarakat 0,166
Tujuan
Peningkatan PAD
0,187 Revitalisasi
0,039 Reduksi
Pencemaran 0,053
Adaptasi Banjir
0,175 Kesehatan
Lingkungan Masyarakat
0,149 Perluasan
Lapangan Kerja
0,323 Minimalisasi
Konflik 0,075
Alternatif
Redevelopment 0,614
Konsevasi 0,117
Revitalisasi 0,268
Stakehold er
Fokus
Faktor
Pemerintah 0,391
Masyarakat 0,180
LSM 0,097
Pelaku Usaha 0,073
Investor 0,223
Akademisi 0,037
b. Pembobotan Kriteria Stakeholder dalam Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian
pantai Berkelanjutan Berdasarkan hasil dari pendapat pakar tersusun stakeholder yang menjadi
pengaruh utama dalam pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan, Gambar 5.55 menunjukkan urutan prioritas stakeholder tersebut.
Gambar 5.55. Urutan prioritas stakeholder di Kecamatan Semarang Utara Berdasarkan Gambar 5.55 hasil analis AHP yang merupakan stakeholder
level 2 untuk Kecamatan Semarang Utara menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai peran utama dalam upaya pengembangan potensi kawasan Semarang
Utara sebagai kawasan terpadu dengan bobot nilai adalah 0,326. Pemerintah mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap upaya penentuan alternatif
kebijakan pengembangan Kecamatan Semarang Utara menjadi kawasan terpadu. Investor memiliki bobot nilai 0,215 yang merupakan salah satu stakeholder
yang mempunyai peran penting terhadap pengembangan kota wilayah tepian pantai. Stakeholder selanjutnya adalah Masyarakat mempunyai bobot nilai 0,255 yang
diikuti Stakeholder Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dengan bobot nilai 0,100, Pelaku usaha dengan bobot nilai 0,074, dan terakhir Akademisi dengan bobot
nilai 0,030. c.
Pembobotan Kriteria Faktor Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian pantai Berkelanjutan
Gambar 5.56. Urutan prioritas faktor pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan di Kecamatan Semarang Utara.
Berdasarkan Gambar 5.56 hasil analisis AHP yang merupakan faktor level 2, Erosi dan Abrasi menjadi prioritas utama dengan bobot nilai 0,409.
Menjadi prioritas kedua adalah Pengangguran terbuka dengan bobot nilai 0,289 di ikuti Akses MasyarakatPublik terhadap tepian pantai menjadi prioritas
ketiga dengan bobot nilai 0,158. Teknologi ecoport dan pelabuhan menjadi prioritas keempat dengan bobot nilai 0,100 dan terakhir adalah Kelembagaan Mitigasi
Bencana dengan bobot nilai 0,044. d.
Pembobotan Kriteria Tujuan dalam Pengelolaan Kota Tepian pantai Berkelanjutan di Kecamatan Semarang Utara
Gambar 5.57. Urutan prioritas tujuan dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan di Kecamatan Semarang Utara
Berdasarkan Gambar 5.57 hasil analisis AHP yang merupakan tujuan level 4 menunjukkan perluasan lapangan kerja dan adaptasi banjir menjadi prioritas
utama dalam kriteria tujuan dengan masing-masing bobot nilai 0,343 dan 0,189. Prioritas selanjutnya kesehatan lingkungan masyarakat dengan bobot nilai
0,164, dilanjutkan dengan peningkatan PAD dengan bobot nilai 0,123. Prioritas selanjutnya adalah minimalisasi konflik dengan bobot nilai 0,078. Prioritas
selanjutnya reduksi pencemaran dengan bobot nilai 0,061. Prioritas terakhir adalah revitalisasi kota tepian pantai dengan bobot nilai 0,042.
e. Pembobotan Alternatif Sasaran Pengelolaan Kota Tepian Pantai
Berkelanjutan
Gambar 5.58. Urutan alternatif sasaran dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan
Berdasarkan Gambar 5.58 hasil analis AHP yang merupakan sasaran akhir level 5 dengan nilai inconsistency index keseluruhan sebesar 0,03 menunjukkan
strategi utama dalam pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan di Kecamatan Semarang Utara sebaiknya lebih difokuskan kepada pengembangan kegiatan
redevelopment dengan bobot nilai 0,577. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kecamatan Utara
perlu diupayakan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki olah kawasan ini. Perlu dilakukan pengadaan sarana dan prasarana penunjang atau infrastruktur yang
lebih memadai untuk menunjang aktivitas ekonomi di Kecamatan Semarang Utara, terutama sarana listrik. Prioritas selanjutnya adalah revitalisasi 0,342. Upaya ini
dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumber-sumber kegiatan ekonomi yang dimiliki selama ini sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih baik dalam
upaya pengembangan Kecamatan Semarang Utara sebagai salah satu pusat kawasan terpadu. Prioritas terakhir adalah konservasi dengan bobot nilai 0,081.
5.5 Menentukan Prioritas Atau Skenario Arahan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Tujuan 5