III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah pada bulan Maret 2009 sampai dengan Maret 2010 dan dilanjutkan sampai tahun
2011 untuk pelengkapan data yang mendukung. Secara geografis Kota Semarang terletak pada 6
o
50’- 7
o
10’ LS dan 109
o
35’-110
o
50’ BT. Adapun fokus penelitian adalah kawasan pesisir Kota Semarang dengan
garis pantai sepanjang ± 13.6 km dan lebar 4 mil laut, yang mempunyai luas kurang lebih 223 Km
2
meliputi 4 kecamatan, yakni: Genuk, Semarang Utara, Semarang Barat dan Tugu Gambar 3.1. Adapun untuk pengamatan dampak
pengelolaan waterfront di pesisir Semarang, cakupan penelitian diperluas ke wilayah Kecamatan sekitarnya yang masuk dalam wilayah Kota Semarang yaitu:
Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, Gayamsari, Pedurungan, dan selanjutnya jika diperlukan dapat diperluas ke Kecamatan sekitar yang
lainnya Gambar 3.2.
3.2 Rancangan Penelitian
3.2.1 Tahapan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan wilayah tepian air Kota Semarang yang berkelanjutan. Kebijakan
dan strategi pengelolaan wilayah didasarkan pada kondisi sekarang, kecenderungan perkembangan wilayah, dan preferensi semua stakeholder.
Dalam merumuskan kebijakan dan skenario pengelolaan untuk membangun model kebijakan pengelolaan Semarang “water front city”,
dilakukan langkah seperti Gambar 3.3 dibawah ini, di mana data yang diperoleh di kelompokkan dalam 4 kelompok secara paralel dilakukan analisa terhadap:
a Kinerja Pengelolaan Sumberdaya Alam, b KeterpaduanKeberlanjutan, c Sistem Dinamik dan d Sistem Dinamik Spasial.
63
Gambar 3.1 Peta Area Penelitian di Semarang Tepian Pantai 63
64
Gambar 3.2. Peta Area Penelitian di Kota Semarang 64
65
Gambar 3.3. Tahapan Penelitian
65
Dengan menggunakan Analyitical Hierarchy Process AHP diperoleh Alternatif Kebijakan Pengelolaan Semarang “water front city”, untuk selanjutnya
ditentukan Strategi Kebijakan Semarang ”water front city”. Pada kelompok a, data diperoleh dari kajian pustaka, dilakukan analisis
kelayakan pengelolaan SDA mangrove, beach dengan pendekatan Extended Cost Benefit Analysis ECBA, Benefit Cost Ratio BCR untuk menghitung Net
Present Value NPV dalam jangka proyek 20 tahun. Untuk opsi manejemen digunakan Comparative Performance Index CPI. Output yang diperoleh berupa
kelayaan pengelolaan SDA yang akan menjadi inputan bagi perumusan strategi kebijakan.
Kelompok b, data berupa 92 atribut dari 5 dimensi biofisik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan hukum kelembagaan yang diperoleh dengan cara
wawancara, pengisian kuesioner. Dilakukan analisis Multi Dimensional Scaling MDS untuk mengetahui tingkat keberlanjutan, faktor-faktorfaktor pengungkit
yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan “water front city”, menggunakan perangkat lunak software Rap-WITEPA. Output berupa indeks keberlanjutan
dan faktor pengungkit yang diperoleh menjadi inputan bagi penyusunan diagram hirarki AHP untuk merumuskan kebijakan dan skenario pengelolaan.
Kelompok c, data berupa data-data biofisik, ekonomi dan sosial yang bersifat time series. Dilakukan analisis dinamik dengan pendekatan sistem,
menggunakan Powersim Studio 2005. Output yang dihasilkan berupa model sistem dinamis, suatu model abstrak dalam bentuk diagram alir dan persamaan
komputer.
3.2.2 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitia ini terdiri dari dua jenis data, pertama-tama adalah data yang diperoleh dengan cara observasi langsung di
lapanganlokasi penelitian, diskusi, wawancara langsung dengan pakar, pengisian kuisioner oleh stake holder di lokasi penelitian dan kedua adalah jenis data yang
diperoleh bersumber dari penelusuran dokumen. Jenis data yang akan di kumpulkan dalam penelitian ini antara lain:
Tabel 3.1. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian
No Jenis Data
Satuan Sumber Data
Kegunaan Teknik
Pengumpulan 1
Faktor Pengungkit
MDS Stakeholder
Analisa Keberlanjutan
Wawancara 2
Prioritas Kebijakan
AHP Stakeholder
Analisa Strategi
Kebijakan Wawancara
Data Biofisik 3
Lahan Permukiman
dan Bangunan Ha
BPS RTRW Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 4
Lahan Sawah Ha
BPSRTRW Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 5
Lahan Hutan Ha
BPSRTRW Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 6
Lahan Tegal, Kebun Lahan
Kering Lainnya
Ha BPSRTRW
Analisa Cenderung
Penelusuran Sumber
7 Lahan Tambak, Rawa
dan Kolam Ha
BPSRTRW Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 8
Jumlah Sampah Kg
SLHD Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 9
Jumlah Limbah Kg
SLHD Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 10
Penggunaan Lahan Ha
BPS Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 11
Reklamasi Ha
RTRW Analisa
Cenderung Penelusuran
sumber 12
Peta tutupan lahan Photo udara citra
landsat Lembar
Biotrop Analisa
spasial dinamik
Penelusuran sumber
Data Ekonomi 13
Pendapatan sektoral Rp
BPS Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 14
Jumlah industri Unit
BPS Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 15
Investasi USD
BPS Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber Data Sosial
16 Jumlah Penduduk
Jiwa BPS
Analisa Cenderung
Penelusuran Sumber
17 Kepadatan Penduduk
Jiwakm
2
BPS Analisa
Cenderung Penelusuran
Sumber 18
Lapangan KerjaAngkatan Kerja
Jiwa BPS
Analisa Cenderung
Penelusuran Sumber
19 Angka Pengangguran
Jiwa BPS
Analisa Cendeung
Penelusuran Sumber
20 Pertumbuhan
Penduduk BPS
Analisa Cenderung
Penelusuran Sumber
21 Jumlah
Penduduk, Petani Nelayan
Jiwa BPS
Analisa Cenderung
Penelusuran Sumber
3.2.3 Teknik Pengambilan Contoh
Teknik pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pada teknik ini, contoh diambil berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan yang di dasarkan pada kebutuhan penelitian. Sebanyak 25 orang pakar berasal dari kalangan akademisi 6 enam orang, birokrasi 4 empat orang
dan lembaga swadaya masyarakat 2 dua orang, pelaku usaha 4 empat orang, dan masyarakat nelayan, pedagang ikan, perbankan 9 sembilan orang,
merupakan nara sumber yang memberikan pandangan dan wawasan bagi pengelolaan lingkungan wilayah pesisir Semarang.
3.3. Teknik Analisis Data