Berdasarkan Gambar 5.47 hasil analisis AHP yang merupakan tujuan level 4 menunjukkan perluasan lapangan kerja dan adaptasi banjir menjadi prioritas
utama dalam kriteria tujuan dengan masing-masing bobot nilai 0,267 dan 0,178. Prioritas selanjutnya adalah peningkatan PAD dengan bobot nilai 0,159. Prioritas
selanjutnya kesehatan lingkungan masyarakat dengan bobot nilai 0,163. Prioritas selanjutnya adalah minimalisasi konflik dengan bobot nilai 0,096. Hal ini penting
dilakukan agar tidak terjadi konflik di kawasan tepian pantai antara masyarakat dan pemerintah, maupun konflik antar stakeholder lainnya. Prioritas selanjutnya reduksi
pencemaran dengan bobot nilai 0,075. Prioritas terakhir revitalisasi kota tepian pantai dengan bobot nilai 0,062.
e. Pembobotan Alternatif Sasaran Pengelolaan Kota Tepian Pantai
Berkelanjutan
Gambar 5.48. Urutan alternatif sasaran dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan
Berdasarkan Gambar 5.48 hasil analis AHP yang merupakan sasaran akhir level 5, menunjukkan strategi utama dalam pengelolaan di Kecamatan Tugu
sebaiknya lebih difokuskan kepada pengembangan kegiatan konsevasi 0,540. Prioritas selanjutnya adalah redevelopment 0,297. Prioritas yang terakhir adalah
revitalisasi dengan bobot nilai 0,163.
h. Kecamatan Semarang Barat
a. Hasil Pembobotan pada setiap Komponen
Gambar 5.49. Diagram hirarki AHP kebijakan pengelolaan tepian pantai kota Semarang Barat
b. Pembobotan Kriteria Stakeholder dalam Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian
pantai Berkelanjutan
Gambar 5.50. Urutan prioritas stakeholder di Kecamatan Semarang Barat
Berdasarkan Gambar 5.50 hasil analis AHP yang merupakan stakeholder level 2 untuk Kecamatan Semarang Barat menunjukkan bahwa pemerintah
mempunyai peran utama dalam upaya pengembangan potensi kawasan semarang barat sebagai kawasan terpadu dengan bobot nilai adalah 0,391.
Investor memiliki bobot nilai sebanyak 0,223 yang merupakan salah satu stakeholder yang mempunyai peran penting terhadap pengembangan kota wilayah
tepian pantai. Stakeholder selanjutnya adalah masyarakat mempunyai bobot nilai 0,180. Stakeholder selanjutnya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
PENGELOLAAN KOTA SEMARANG TEPIAN PANTAI BERKELANJUTAN
Pengangguran terbuka
0,257 Erosi dan
Abrasi 0,422
Kel. Mitigasi Bencana
0,045 Teknologi
Ecoport 0,110
Akses Masyarakat 0,166
Tujuan
Peningkatan PAD
0,187 Revitalisasi
0,039 Reduksi
Pencemaran 0,053
Adaptasi Banjir
0,175 Kesehatan
Lingkungan Masyarakat
0,149 Perluasan
Lapangan Kerja
0,323 Minimalisasi
Konflik 0,075
Alternatif
Redevelopment 0,614
Konsevasi 0,117
Revitalisasi 0,268
Stakeholder Fokus
Faktor
Pemerintah 0,391
Masyarakat 0,180
LSM 0,097
Pelaku Usaha
Investor 0,223
Akademisi 0,037
dengan bobot nilai 0,097. Stakeholder selanjutnya pelaku usaha dengan bobot nilai 0,073. Stakeholder terakhir akademisi dengan bobot nilai 0,037.
c. Pembobotan Kriteria Faktor Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian pantai
Berkelanjutan
Gambar 5.51. Urutan prioritas faktor pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan Kecamatan Semarang Barat.
Berdasarkan Gambar 5.51 hasil analisis AHP yang merupakan faktor level 2, Erosi dan Abrasi menjadi prioritas utama dengan bobot nilai 0,422. Hasil
Analisis AHP yang menjadi prioritas kedua adalah Pengangguran terbuka dengan bobot nilai 0,257. Akses MasyarakatPublik terhadap tepian air menjadi prioritas
ketiga dengan bobot nilai 0,166. Teknologi ecoport pelabuhan menjadi prioritas keempat dengan bobot nilai 0,117. Prioritas terakhir adalah Kelembagaan Mitigasi
Bencana 0,045. d.
Pembobotan Kriteria Tujuan dalam Pengelolaan Kota Tepian pantai Berkelanjutan di Kecamatan Semarang Barat
Gambar 5.52. Urutan prioritas tujuan dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan di Kecamatan Semarang Barat
Berdasarkan Gambar 5.52 hasil analisis AHP yang merupakan tujuan level 4 menunjukkan perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan menjadi
prioritas utama dalam kriteria tujuan dengan masing-masing bobot nilai 0,323 dan 0,187. Prioritas selanjutnya adalah adaptasi banjir dengan bobot nilai 0,175.
Adaptasi banjir perlu dilakukan mengingat permasalahan banjir merupakan ancaman utama upaya pengembangan kawasan Semarang Barat sebagai kawasan
tepian terpadu yang unggul. Prioritas selanjutnya kesehatan lingkungan masyarakat dengan bobot nilai 0,149. Upaya peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat
sangat penting dilakukan mengingat lingkungan hidup di kawasan tepian pantai cukup memprihatinkan, dimana langkanya air bersih dan sanitasi yang kurang baik
yang menyebabkan lingkungan kurang sehat. Prioritas selanjutnya adalah minimalisasi konflik dengan bobot nilai 0,075. Hal ini penting dilakukan agar tidak
terjadi konflik di kawasan tepian pantai antara masyarakat dan pemerintah, maupun konflik antar stakeholder lainnya. Prioritas selanjutnya reduksi pencemaran dengan
bobot nilai 0,053. Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan mengingat kawasan pesisir sangat rentan terhadap pencemaran dari berbagai aktivitas yang dilakukan
manusia. Prioritas terakhir adalah revitalisasi kota tepian pantai 0,039 e.
Pembobotan Alternatif Sasaran Pengelolaan Kota Tepian Pantai Berkelanjutan
Berdasarkan hasil dari pendapat pakar tersusun sasaran yang menjadi prioritas utama dalam keberhasilan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan,
Gambar 5.53 menunjukkan urutan prioritas sasaran tersebut.
Gambar 5.53. Urutan alternatif sasaran dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan, Kecamatan Semarang Barat.
Berdasarkan Gambar 5.53 hasil analis AHP yang merupakan sasaran akhir level 5 dengan nilai inconsistency index keseluruhan sebesar 0,07, menunjukkan
strategi utama dalam pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan di Kecamatan Semarang Barat sebaiknya lebih difokuskan kepada pengembangan kegiatan
redevelopment dengan bobot nilai 0,614. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru di Kecamatan Semarang Barat perlu diupayakan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki olah kawasan ini. Disamping itu perlu
dilakukan pengadaan sarana dan prasarana penunjang atau infrastruktur yang lebih memadai untuk menunjang aktivitas ekonomi di Kecamatan Barat, terutama sarana
listrik. Prioritas selanjutnya adalah revitalisasi dengan bobot nilai 0,268. Upaya ini
dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumber-sumber kegiatan ekonomi yang dimiliki selama ini sehingga mampu memberikan daya guna manfaat yang lebih
baik dalam upaya pengembangan Kecamatan Semarang Barat sebagai salah satu pusat kawasan terpadu di Kota Semarang. Prioritas terakhir adalah konservasi
dengan bobot nilai 0,117.
i. Kecamatan Semarang Utara