. Design of waterfront city management policy in Semarang Coastal Zone

pemilihan skenario dan alternatif pengelolaan sebagai kawasan industri, perdagangan atau wisata.

1.6 .

Kerangka Pemikiran Permasalahan wilayah Kota Semarang dapat dicermati dengan analisis masalah Gambar 1.2 sebagai berikut: Semarang Kota Tepian Pantai merupakan ekosistem Tepian Air yang didukung oleh: 1 Daerah tangkapan air berupa sungai-sungai, kolam, sumber air tanah yang dikelola oleh masyarakat sebagai area pertanian, perkebunan lahan kering, tambak dan pemukiman. Maraknya konversi guna lahan di hulu dan eksploitasi air tanah di atas daya dukung lingkungan sekitar daerah tangkapan ini menyebabkan erosi dan intrusi air laut. Bahan-bahan yang terbawa oleh erosi akan mengendap sebagai sedimentasi, sedangkan intrusi menyebabkan pencemaran badan air. 2 Daerah perairan berupa pesisir pantai yang mempunyai potensi sebagai perikanan tangkap, pelabuhan , perdagangan peti kemas, wisata bahari dan transportasi laut, dimana kegiatan-kegiatan tersebut menimbulkan pencemaran 3 Daerah sosial ekonomi, konservasi merupakan daerah perkotaan yang mempunyai potensi sebagai kawasan industri, perdagangan, pemukiman, dan sebagainya, yang juga menimbulkan pencemaran industri dan limbah2 organik maupun non organik. Sedimentasi, intrusi dan pencemaran-pencemaran tersebut mengakibatkan pendangkalan, akresi, banjir kiriman, rob dan kondisi tidak nyaman yang menyebabkan terjadinya konflik. Masalah-masalah tersebut menunjukkan telah terjadinya degradasi ekologi, sosial dan ekonomi yang mengancam fungsi kota tepian pantai. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut 1 wilayah tepian pantai Kota Semarang tersebut harus dikelola melalui mekanisme kesesuaian lahan kriteria kesesuaian lahan, daya dukung lahan daya dukung ekologi dan daya dukung ekonomi. 2 Alternatif pengelolaan ICZM, The Coastal Zone Management Subgroup berupa retreat, akomodasiadaptasi dan proteksi. Dengan prinsip pembangunan berkelanjutan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan yang kemudian dikembangkan menjadi lima dimensi: ekonomi, ekologi, sosial budaya, kelembagaan dan teknologi untuk menganalisis keberlanjutan dengan menggunakan Multidimensional Scalling dan berdasar kebijakan pemerintah Rencana Tata Ruang Wilayah, Pembangunan Ekonomi, Pengembangan SDM, dll dilakukan pengelolaan secara terpadu, sehingga diperoleh desain pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan yang bisa melakukan langkah-langkah perbaikan pada ekosistem tepian pantai. Dalam hal ini, keterpaduan bermakna tiga dimensi: intersectoral integration koordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antar sektor pemerintah, interdisciplinary approaches keterlibatan berbagai disiplin ilmu dan ecological linkages keterkaitan berbagai macam ekosistem yang saling berhubungan serta dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia dan proses alamiah di daerah hulu-hilir maupun di laut lepas. Digunakan analisis Sistem Dinamik dan Spatsial Dinamik sehingga permasalahan yang terjadi dapat dilihat secara menyeluruh holistik yang melibatkan semua stakeholder yang ada di dalamnya. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang terfokus pada kebijakan pengelolaan kota tepian pantai dengan asumsi bahwa alternatif terbaik untuk pengelolaan wilayah tepian pantai adalah dengan cara pemeliharaan harmoni dengan air pendekatan konsep kota tepian air berkelanjutan, dimana pembahasannya dibatasi pada masalah biofisik pantai, masalah ekonomi dan masalah sosial. Adapun masalah biofisik daratan ada di luar fokus penelitian. Kerangka Pemikiran Pengelolaan dapat dilihat pada Gambar 1.2 11 Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran Pengelolaan lingkungan wilayah Kota Semarang tepian air berkelanjutan EKOSISTIM TEPIAN AIR DAERAH TANGKAPAN AIR DAERAH EKONOMI SOSIAL BUDAYA KELEMBAGAAN PERKOTAAN PERAIRAN PERTANIAN, PERIKANAN, TAMBAK, PEMUKIMAN PERIKANAN TANGKAP, PELABUHAN, TRANSPORTASI LAUT INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERMUKIMAN EROSI, ABRASI, INTRUSI PENCEMARAN INTRUSI SEDIMENTASI, PENCEMARAN PENDANGKALAN, ABRASI, BANJIR ROB, KONFLIK, PENYAKIT DIMENSI EKONOMI DIMENSI SOSIAL DIMENSI EKOLOGI FUNGSI KOTA TEPIAN AIR TERANCAM TRILOGI KEBERLANJUTAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PEMANFAATAN SESUAI DAYA DUKUNG DAN KESESUAIAN LAHAN EKOLOGI SOSIAL EKONOMI EKONOMI EKOLOGI SOSIAL KELEMBAGAAN TEKNOLOGI KETERPADUAN PENGELOLAAN PARTISIPASI STAKEHOLDER PENGELOLAAN KOTA TEPIAN PANTAI BERKELANJUTAN KRITERIA KESESUAIAN LAHAN DAYA DUKUNG EKOLOGI DAYA DUKUNG EKONOMI DAYA DUKUNG SOSIAL ANT AR S E KT OR ANT AR DI S IP L IN IL M U KE T E R KAI T AN E KOL OGI ALTERNATIF PENGELOLAAN KEBIJAKAN PEMERINTAH 11

1.7. Kebaruan