Analisis Kebijakan Tempat dan Waktu Penelitian

ketiga dimensi tersebut dalam menyusun model juga di kaitkan dengan peubahan-peubahan penatagunaan lahan land use changes akibat adanya pembangunan tersebut., sehingga model yang digunakan bukan model statistik tetapi merupakan model sistem dinamik yang akan digabungkan dengan model dinamis spasial. Selanjutnya, ketiga subsistem tersebut akan dilihat kinerjanya terhadap perubahan lahan secara spasial. Pada umumnya perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai secara kuantitatif perubahan besaran bertambah atau berkurang dari suatu jenis penggunaan atau tutupan lahan. Model Spasial Dinamik Dalam Model Spasial Dinamik, hasil analisis sistem dinamik yang berupa data numerik dan grafik dijadikan input untuk analisis spasial dinamik. Hasil analisis spasial dinamik adalah peta perubahan penggunaan lahan pada beberapa tahun yang akan datang. Pada kajian analisis system spatial dynamics, diperlukan dukungan: ke- ilmuan Landscape Ecology untuk meningkatkan hubungan pola spasial pembangunan perkotaan dengan proses ekologis dengan pendekatan secara analitis dan mengintegrasikannya secara holistis ilmu alam dan sosial Turner, 2005; Eisner dan Gallion, 1993; pendekatan ekologis terhadap bentang alam landscape menggunakan sistem informasi geografis Hendrix, 1988.

2.10 Analisis Kebijakan

Quandun yang diacu dalam Dunn 1998 menyebutkan bahwa analisis kebijakan adalah setiap jenis analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sehingga dapat menjadi dasar bagi para pengambil kebijakan dalam menguji pendapat mereka. Kata “analisa” digunakan dalam pengertian yang paling umum yang secara tidak langsung menunjukkan penggunaan intuisi dan pertimbangan yang mencakup tidak hanya pengujian kebijakan dalam pemecahan terhadap komponen - komponen tapi juga merencanakan dan mencari sintesa atas alternatif alternatif baru. Aktivitas ini meliputi sejak penelitian untuk memberi wawasan terhadap masalah atau issue yang mendahului atau mengevaluasi program yang sudah selesai. Ada 3 tiga pendekatan dalam analisis kebijakan, yaitu: 1 pendekatan empiris; 2 pendekatan evaluatif; dan 3 pendekatan normatif. Pendekatan empiris, adalah pendekatan yang menjelaskan sebab akibat dari kebijakan publik. Pertanyaan pokoknya adalah berapa nilai sesuatu. Pendekatan evaluatif, adalah pendekatan yang terutama berkenaan dengan penentuan harga atau nilai dari beberapa kebijakan. Pertanyaan pokoknya adalah berapa nilai sesuatu. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang terutama berkaitan dengan pengusulan arah tindakan yang dapat memecahkan masalah kebijakan. Pertanyaan pokoknya adalah tindakan apa yang harus dilakukan. Beberapa teknik analisis yang sering dipakai dalam kebijakan publik dan kebijakan lingkungan yang pada akhirnya menyediakan rekomendasi kebijakan yaitu analisis AHP, CBACost Benefit Analysis dan variasi dari pendekatan CBA yaitu CEA Cost Effective Analysis, OCA Opportunity Cost Analysis, MDS Multidemensional Scalling, Balanced Scorecard Analysis. III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah pada bulan Maret 2009 sampai dengan Maret 2010 dan dilanjutkan sampai tahun 2011 untuk pelengkapan data yang mendukung. Secara geografis Kota Semarang terletak pada 6 o 50’- 7 o 10’ LS dan 109 o 35’-110 o 50’ BT. Adapun fokus penelitian adalah kawasan pesisir Kota Semarang dengan garis pantai sepanjang ± 13.6 km dan lebar 4 mil laut, yang mempunyai luas kurang lebih 223 Km 2 meliputi 4 kecamatan, yakni: Genuk, Semarang Utara, Semarang Barat dan Tugu Gambar 3.1. Adapun untuk pengamatan dampak pengelolaan waterfront di pesisir Semarang, cakupan penelitian diperluas ke wilayah Kecamatan sekitarnya yang masuk dalam wilayah Kota Semarang yaitu: Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, Gayamsari, Pedurungan, dan selanjutnya jika diperlukan dapat diperluas ke Kecamatan sekitar yang lainnya Gambar 3.2.

3.2 Rancangan Penelitian