yang ada. Nilai rata-rata geometrik dari semua responden dari setiap nilai pendapat yang dibandingkan dan diolah.
f Pengolahan vertikal
Nilai-nilai yang diperbandingkan sangat mempengaruhi hasil pada level berikutnya sehingga pengolahan vertikal untuk memberikan porsi nilai
yang ditentukan pada masing-masing kriteria level dibawahnya. g
Perhitungan vektor prioritas sistem Perhitungan dilakukan pada masing-masing vektorsub yang terdapat
didalam level untuk mengetahui prioritas dominan dari pakar terhadap penilaian yang ada.
h Pemeringkatan komponen level
Analisis ini digunakan untuk menginterpretasi prioritas dari stakeholder, faktor,
tujuan dan
alternatif kebijakan
yang mempengaruhi
pengembangan kota wilayah tepian air.
3.3.6 Menentukan Prospek atau Skenario Arahan Kebijakan dan Strategi
Pengelolaan Semarang “water front city”
Produk berupa alternatif kebijakan, kriteria penentuan kebijakan sesuai jangka waktu pelaksanaan.
a. Analisis Prospektif
Dilakukan dalam rangka menganalisis prospek pengembangan wilayah pesisir secara berkelanjutan di pesisir Kota Semarang
untuk masa yang akan datang dengan menggunakan faktor kunci yang diperoleh dari hasil analisis MDS yang berpengaruh
terhadap kinerja sistem.
b. Analisis Kebijakan berdasarkan Skenario
Dari kombinasi antara faktor kunci hasil MDS, di lakukan analisis kebijakan
dengan mengasumsikan
tiga skenario
yang kemungkinan terjadi, yang diberi nama: 1 Skenario Pesimis, 2
Skenario Moderat, dan 3 Skenario Optimis.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH STUDI
4.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kawasan Kota Semarang
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak pada 6
o
50’- 7
o
10’ LS dan 109
o
35’-110
o
50’ BT, dengan batas administrasi dan fisiografi: sebelah Utara berbatasan dengan Laut
Jawa; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Demak; Sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal.
Secara administratif, Kota Semarang dengan luas 373,70 Km
2
37.370 ha terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan.
Adapun fokus penelitian adalah Kawasan pesisir Kota Semarang dengan garis pantai sepanjang ± 13.6 km dan lebar 4 mil laut, yang mempunyai luas
kurang lebih 19.160,08 ha. data satelit IKONOS perekaman 13 Juni, 2009
terdiri dari luas wilayah daratan pesisir seluas 9.111,28 ha 47,6 dan luas wilayah perairan seluas 10.048,8 ha. 52,4 meliputi 4 kecamatan, yakni:
Genuk, Semarang Utara, Semarang Barat dan Tugu. Adapun untuk pengamatan dampak pengelolaan waterfront di pesisir Semarang, cakupan penelitian
diperluas ke wilayah Kecamatan sekitarnya wilayah Kota Semarang. Kawasan penelitian Kota Semarang secara geografis merupakan kawasan
strategis yang terletak di jalur ekonomi nasional pantai utara Jawa dan merupakan daerah lintasan utama Jakarta- Surabaya. Kawasan Kota Semarang
berada di dataran rendah hingga perbukitan, sebagai bentukan akibat adanya beberapa gunung dan pegunungan.
Secara topografi, kawasan bagian utara terletak pada ketinggian antara 0- 25 m merupakan dataran rendah, sedang bagian Selatan antara 0 – 359 m.
Kawasan berupa kelerengan dan dataran rendah dengan karakteristik: 1. Pesisir Utara Kawasan ini merupakan kawasan pesisir pantai yang
ditargetkan sebagai fokus kajian wilayah studi desain kebijakan pengelolaan kota tepian air berkelanjutan, yang sementara ini merupakan
kawasan pantai yang dibudidayakan sebagai kawasan tambak, Pelabuhan Tanjung Mas, serta menjadi daerah hilirmuara beberapa sungai besar.
2. Bagian Selatan, merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi yang sudah tidak aktif lagi. Daerah ini merupakan daerah yang cukup subur,
banyak mata air, hulu sungai, serta tambang mineral. Bagian Timur dan Tenggara terdapat daerah rawan banjir .
Luas Wilayah Pesisir : 9.111,28 ha Sumber : Hasil pemetaan menggunakan data Satelit IKONOS-1m
Perekaman 13 Juni 2009 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang, 2010
Gambar 4.1. Wilayah Pesisir Kota Semarang, 2009
Gambar 4.2. Wilayah Perairan Kota Semarang
4.2. Kondisi Biofisik