e. Pembobotan Alternatif Sasaran Pengelolaan Kota Tepian Berkelanjutan di
Kecamatan Genuk.
Gambar 5.43. Urutan alternatif sasaran dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan
Berdasarkan Gambar 5.43 hasil analis AHP yang merupakan sasaran akhir level 5 dengan nilai inconsistency index keseluruhan sebesar 0,02, menunjukkan
strategi utama dalam pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan di Kecamatan Genuk sebaiknya lebih difokuskan kepada pengembangan kegiatan konsevasi
dengan bobot nilai 0,558. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan sehingga sumber daya alam yang ada di kawasan kota tepian pantai tersebut tetap terjaga
kelestariannya. Pemanfaatan potensi alam diantaranya dengan mengembangkan vegetasi spesifik seperti tanaman bakau yang dapat berfungsi untuk mencegah
abrasi, serta menjadi pemandangan alami dan mengembangkan perikanan darat tambak dan perikanan laut Suprijanto, 2001. Prioritas selanjutnya adalah
redevelopment dengan bobot nilai 0,320. Upaya ini dilakukan dengan cara peningkatan dukungan ketersediaan infrastruktur dasar yang memadai.
Prioritas terakhir adalah revitalisasi 0,122. Revitalisasi dapat dilakukan melalui cara pemugaran, konservasi lingkungan maupun penataan lingkungan.
g. Kecamatan Tugu
a. Hasil Pembobotan pada setiap Komponen
Gambar 5.44. Diagram hirarki AHP kebijakan pengelolaan tepian pantai kota Semarang
b. Pembobotan Kriteria Stakeholder dalam Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian
pantai Berkelanjutan
Gambar 5.45. Urutan prioritas stakeholder di Kecamatan Tugu Berdasarkan Gambar 5.45 hasil analis AHP yang merupakan stakeholder
level 2 untuk Kecamatan Tugu menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai peran utama dalam pengelolaan lingkungan kawasan tepian pantai 0,338 . Posisi kedua
adalah Investor 0,236. Stakeholder selanjutnya adalah masyarakat 0,191, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dengan bobot nilai 0,103. Stakeholder
selanjutnya pelaku usaha 0,081. Pelaku usaha merupakan salah satu pelaku ekonomi yang akan mempengaruhi terhadap kegiatan perekonomian di Kecamatan
Tugu terutama yang terkait dengan pengembangan Kecamatan Tugu sebagai kawasan rekreasi tepian air. Keberadaan pelaku usaha tersebut sangat penting
PENGELOLAAN KOTA SEMARANG TEPIAN PANTAI BERKELANJUTAN
Pengangguran Terbuka
0,232 Erosi dan
Abrasi 0,412
Kel.MitigasiBe ncana
0,061 Teknologi
Ecoport 0,117
Akses Masyarakat 0,178
Tujuan
Peningkatan PAD
0,159 Revitalisasi
0,062 Reduksi
Pencemaran 0,075
Adaptasi Banjir
0,178 Kesehatan
Lingkungan Masyarakat
0,163 Perluasan
Lapangan Kerja
0,267 Minimalisasi
Konflik 0,096
Alternatif
Redevelopmen t
Konsevasi 0,540
Revitalisasi 0,163
Stakehold er
Fokus
Faktor
Pemerintah 0,345
Masyarakat 0,191
LSM 0,103
Pelaku Usaha 0,074
Investor 0,236
Akademisi 0,051
terutama dalam menguatkan sektor ekonomi kepariwisataan di Kecamatan Tugu. Stakeholder terakhir akademisi mempunyai bobot nilai 0,051.
c. Pembobotan Kriteria Faktor Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian pantai
Berkelanjutan
Gambar 5.46. Urutan prioritas faktor pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan Berdasarkan Gambar 5.46 hasil analisis AHP yang merupakan faktor level 2, Erosi
dan abrasi menjadi prioritas utama dengan bobot nilai 0,412. Hasil Analisis AHP yang menjadi prioritas kedua adalah Pengangguran terbuka
dengan bobot nilai 0,232. Akses Masyarakat terhadap tepian pantai menjadi prioritas ketiga dengan bobot nilai 0,178. Teknologi ecoport dan pelabuhan menjadi
prioritas keempat dengan 0,117. Prioritas kelima Kelembagaan Mitigasi Bencana dengan nilai 0,061.
d. Pembobotan Kriteria Tujuan dalam Pengelolaan Kota Tepian pantai
Berkelanjutan di Kecamatan Tugu Berdasarkan hasil dari pendapat pakar tersusun tujuan yang menjadi capaian
utama dalam pengelolaan tepian pantai Kota Semarang, Gambar 5.47 menunjukkan urutan prioritas tujuan tersebut.
Gambar 5.47. Urutan prioritas tujuan dalam kebijakan pengelolaan kota tepianpantai berkelanjutan di Kecamatan Tugu
Berdasarkan Gambar 5.47 hasil analisis AHP yang merupakan tujuan level 4 menunjukkan perluasan lapangan kerja dan adaptasi banjir menjadi prioritas
utama dalam kriteria tujuan dengan masing-masing bobot nilai 0,267 dan 0,178. Prioritas selanjutnya adalah peningkatan PAD dengan bobot nilai 0,159. Prioritas
selanjutnya kesehatan lingkungan masyarakat dengan bobot nilai 0,163. Prioritas selanjutnya adalah minimalisasi konflik dengan bobot nilai 0,096. Hal ini penting
dilakukan agar tidak terjadi konflik di kawasan tepian pantai antara masyarakat dan pemerintah, maupun konflik antar stakeholder lainnya. Prioritas selanjutnya reduksi
pencemaran dengan bobot nilai 0,075. Prioritas terakhir revitalisasi kota tepian pantai dengan bobot nilai 0,062.
e. Pembobotan Alternatif Sasaran Pengelolaan Kota Tepian Pantai
Berkelanjutan
Gambar 5.48. Urutan alternatif sasaran dalam kebijakan pengelolaan kota tepian pantai berkelanjutan
Berdasarkan Gambar 5.48 hasil analis AHP yang merupakan sasaran akhir level 5, menunjukkan strategi utama dalam pengelolaan di Kecamatan Tugu
sebaiknya lebih difokuskan kepada pengembangan kegiatan konsevasi 0,540. Prioritas selanjutnya adalah redevelopment 0,297. Prioritas yang terakhir adalah
revitalisasi dengan bobot nilai 0,163.
h. Kecamatan Semarang Barat