kualitas sumberdaya alam, peninggalan sejarah dan budaya; melibatkan masyarakat; meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-
nilai peninggalan sejarah dan budaya.
5. Rencana Kawasan Sarana dan Prasarana Kegiatan Perikanan.
Kegiatan perikanan tangkap di dukung dengan sarana penunjang berupa Tempat Pelelangan Ikan TPI yang membutuhkan sarana prasarana
perbaikan fisik bangunan PPITPI, saluran drainase, air bersih, tempat MCK dan sarana kebersihan.
6. Rencana Kawasan Pelabuhan. Pelabuhan berfungsi antara lain melayani kegiatan transportasi laut,
angkutan barang dan manusia. Rencana pengembangan kawasan pelabuhan lebih pada upaya meng optimalkan pelabuhan yang sudah ada
Pelabuhan Tanjungmas: a.
Rehabilitasi Jetty pemecah gelombang yang rusak b.
Perawatan dan perbaikan dinding revetment dan sea wall c.
Pemeliharaan kebersihan dan kedalaman alur serta kolam pelabuhan dan fasilitas doking kapal.
d. Pemeliharaan dan perbaikan terminal penumpang dilengkapi
dengan kantin, halaman parkir, ruang tunggu, mushola, fasilitas MCK dan poliklinik
Rencana zonasi pemanfaatan ruang untuk pelabuhan meliputi zona pemanfaatan ruang untuk pengembangan dan peningkatan pelabuhan
termasuk sarana dan prasarana pendukungnya. 7. Rencana Kawasan Permukiman
Rencana kawasan permukiman di wilayah Kota Semarang Tepian Pantai meliputi:
a. Rencana kawasan permukiman yang berada di dalam sistem perkotaan tepian pantai, dicirikan oleh kegiatan perkotaan dengan sarana-
prasarana penunjang kegiatan yang lengkap. Kawasan permukiman perkotaan tepian pantai dikembangkan di pusat-pusat pertumbuhan
kecamatan-kecamatan tepian pantai.
b. Rencana
kawasan sentra
pemukiman nelayan,
dengan homogenitas penduduknya bergerak dalam bidang perikanan dan
kelautan. Rencana kawasan sentra pemukiman nelayan ini lebih diarahkan pada pengembangan kawasan pemukiman pantai yang sudah ada di Kota
Semarang Tepian Pantai. Pengembangan kawasan ini meliputi penyediaan dan peningkatan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang aktifitas penduduk yang tinggal di kawasan tersebut.
8. Kawasan Pertanian Rencana zonasi pengembangan kawasan pertanian lahan basah antara lain
ditetapkan sebagai berikut: Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk pertanian lahan
basah Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan basah
secara ruang dapat memberikan manfaat: a
Peningkatan produksi pangan dan mendayagunakan investasi yang ada
b Meningkatkan perkembangan sektor dan kegiatan ekonomi sekitarnya
c Upaya pelestarian sumberdaya alam untuk pertanian pangan
d Meningkatkan pendapatan masyarakat e
Meningkatkan pendapatan daerah f
Menciptakan kesempatan kerja g Mendorong perkembangan masyarakat
Pertanian lahan basah di wilayah Kota Semarang Tepian Pantai lebih banyak dijumpai di Bagian Wilayah Pesisir Barat, yaitu Mangkang
Kulon, Mangunharjo dan Mangkang Wetan. Secara topografi, kawasan bagian utara terletak pada ketinggian antara 0-25 m dan merupakan
dataran rendah, sedang bagian Selatan memiliki ketinggian antara 0 – 359 m. Kawasan Kota Semarang berada di dataran rendah hingga
perbukitan, sebagai bentukan akibat adanya beberapa gunung dan pegunungan. Topografi kawasan berupa kelerengan dan dataran rendah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam merumuskan kebijakan dan skenario pengelolaan untuk selanjutnya membangun model kebijakan pengelolaan kawasan tepian air di Kota
Semarang, dilakukan tahapan seperti Gambar 5.1 dibawah ini, dimana masukan utama
berupa: 1
Kinerja Pengelolaan
Sumberdaya Alam,
2 KeterpaduanKeberlanjutan, 3 Sistem Dinamik dan Sistem Dinamik Spasial
dengan bermacam masukan data termasuk analisis guna lahan menurut RTRW Kota Semarang tepian pantai, untuk selanjutnya dengan menggunakan Analitical
Hierarchie Process AHP diperoleh 4 Alternatif Kebijakan Pengelolaan Kota Tepian Pantai, untuk selanjutnya ditentukan Strategi Kebijakan Water Front City.
Gambar 5.1. Skenario Membangun Model
DATA
1.ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN SDA :
NPV BCR, CPI 2. ANALISIS
KEBERLANJUTAN : MDS, RAPFISH
3. SISTEM DINAMIK : Analisis
Stakeholder, Powersim
4 .GIS : ArcView KELAYAKAN
PENGELOLAAN SDA
Tingkat Keberlanjutan Indikator Keberlanjutan
Faktor Pengungkit
Model Kebijakan Simulasi
MERUMUSKAN KEBIJAKAN DAN
SKENARIO : Analytical Hirarchy
Process
PERUMUSAN STRATEGI KEBIJAKAN REKOMENDASI
KEBIJAKAN : Group Discussion
Sistem Dinamik Sistem Spatial
Dinamik Analisis Guna
Lahan RT RW
5.1 Menentukan Kelayakan Pengelolaan Sumberdaya Alam Tujuan 1