Penentuan Variabel keputusan Penentuan Fungsi Tujuan Penentuan Fungsi Kendala

2. Perusahaan lebih mengefisienkan jam tenaga kerja dengan mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada.

4.4 Pengukuran Data dan Formulasi Model

Variabel keputusan dalam penelitian adalah bibit tanaman hias hasil kultur jaringan yang diproduksi PT. Inggu Laut Abadi dalam satuan tanaman. Variabel keputusan menunjukkan jumlah produksi optimal setiap jenis produk.

4.4.1 Penentuan Variabel keputusan

Variabel keputusan merupakan simbol matematik yang menggambarkan aktivitas perusahaan. Variabel keputusan dalam penelitian ini adalah setiap jenis barang yang diproduksi oleh PT. Inggu Laut Abadi, diantaranya bibit tanaman krisan yang terdiri dari bibit indukan serta bibit produksi, dan bibit produksi anyelir. Bibit indukan merupakan bibit yang diproduksi untuk kembali diproduksi menjadi bibit produksi, sedangkan bibit produksi adalah bibit yang siap untuk menghasilkan produksi bunga. Masing-masing bibit tersebut memiliki masa produksi yang berbeda-beda. Bibit sebar krisan memiliki masa produksi selama dua minggu. Bibit anyelir sebar memiliki masa produksi satu bulan. Berdasarkan keterangan tersebut, maka variabel keputusan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 3. Variabel Keputusan pada PT. Inggu Laut Abadi Variabel Keputusan Keterangan X1 indukan krisan X2 produksi krisan X3 produksi anyelir

4.4.2 Penentuan Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan adalah hubungan matematik yang menggambarkan tujuan perusahaan. Fungsi tujuan berfungsi untuk memaksimumkan laba kontribusi total perusahaan Z dengan mengetahui kombinasi produksi bibit tanaman hias yang memberikan keuntungan maksimum. Penelitian ini melihat laba kontribusi yang diperoleh perusahaan untuk satu tahun. Laba kontribusi ini diperoleh dari selisih penerimaan Py per tanaman dengan biaya produksi Px per tanaman Formulasi model permasalahan optimalisasi produksi bibit krisan pada PT. Inggu Laut Abadi dapat pada rumus matematik berikut ini: Memaksimumkan Dimana: Z = Nilai fungsi tujuan Rp C n = Keuntungan per produk jenis ke-n Rptanaman, diperoleh dari selisih Py dan Px Py-Px X n = Jumlah tanaman masing-masing produk jenis ke-n tanaman n = Jenis produk tanaman 1=indukan krisan, 2= produksi krisan, 3= produksi anyelir

4.4.3 Penentuan Fungsi Kendala

Kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan yang meliputi sumberdaya yang dimiliki dan tersedia di PT. Inggu Laut Abadi. Dalam usaha produksi bibit krisan dengan teknik kultur jaringan, kendala yang dihadapi meliputi: lahan greenhouse tempat kultur jaringan, kendala media tanam, kendala pupuk, kendala bahan kimia BAP, IAA, NAA, IBA dan lain-lain, kendala modal, kendala tenaga kerja, kendala permintaan, dan kendala penawaran. Secara rinci, kendala-kendala yang dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Kendala lahan Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang diperlukan untuk memproduksi semua jenis bibit krisan. Luas lahan untuk setiap jenis bibit yang diproduksi berbeda-beda tergantung kapasitas dan produktivitasnya. Koefisien untuk kendala lahan diperolah dari kebutuhan luas lahan per jenis bibit tanaman. Nilai sebelah kanan adalah luas lahan yang tersedia untuk ditanami. Model matematik untuk kendala lahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: a n = Penggunaan lahan jenis produk ke-n GH = Total ketersediaan Greenhouse m 2 2. Kendala Bahan Kimia Media Tanam Bahan kimia yang dimaksud adalah bahan baku untuk teknik kultur jaringan yang terdiri dari zat pengatur tumbuh, yaitu sitokinin dan auksin seperti BAP, IAA, NAA dan IBA. Bahan kimia ini biasanya digunakan untuk media tanam pada teknik kultur jaringan. Media tanam yang digunakan untuk pembibitan dengan teknik kultur jaringan berbeda dengan media tanam pembibitan secara generatif maupun vegetatif dengan teknik yang lain. Media yang digunakan untuk teknik kultur jaringan ini biasanya adalah media induksi tunas dan media perbanyakan. Komposisi media yang digunakan untuk induksi tunas adalah ½ MS + 0.5 IAA komposisi media yang digunakan untuk perbanyakan adalah ½ MS + 0.1 IAA. Koefisien pertidaksamaan fungsi kendala bahan kimia atau mdia tanam untuk kultur jaringan ini merupakan media tanaman yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan bibit tanaman hias, sedangkan nilai sebelah kanan diperoleh dari ketersediaan media tanam dalam satu tahun. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Dimana: a n = Penggunaan bahan kimia untuk jenis produk ke-n MT = Total ketersediaan bahan kimia ml 3. Kendala Tenaga Kerja Tenaga kerja sangat penting untuk diperhitungkan dalam program linier sebagai kendala karena tenaga kerja merupakan salah satu input produksi yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses produksi. Koefisian dari kendala tenaga kerja adalah jumlah jam tenaga kerja yang dibutuhkan per tanaman setiap bulan. Nilai sebelah kanan merupakan jumlah total jam tenaga kerja yang tersedia. Model matematis dapat ditulis sebagai berikut: Dimana: a n = Penggunaan jam tenaga kerja jenis produk ke-n TK = Total ketersediaan tenaga kerja jam 4. Kendala Sekam Bakar Sekam bakar digunakan untuk media tanam pada kegiatan produksi aklimatisasi, runut generasi dan rooting pengakaran. Sekam bakar digunakan untuk pembibitan dengan teknik stek akar dan runut generasi pada bibit krisan dan anyelir. Koefisien untuk fungsi kendala sekam bakar ini diperoleh dari jumlah sekam bakar yang digunakan untuk memperoleh satu satuan jenis bibit tanaman hias, sedangkan nilai sebelah kanan merupakan jumlah sekam bakar yang tersedia selama satu tahun. Kendala sekam bakar secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Dimana: a n = Penggunaan sekam bakar jenis produk ke-n kgbibit tanaman SB = Total ketersediaan sekam bakar kg 5. Kendala Pupuk Kimia Bibit yang diproduksi di perusahaan tentu saja membutuhkan kandungan hara tambahan yang diperoleh dari pupuk. Salah satunya yaitu pupuk kimia. Koefisien pertidaksamaan fungsi kendala pupuk kimia merupakan kebutuhan pupuk kimia untuk menghasilkan satu bibit tanaman hias. Nilai sebelah kanan merupakan jumlah pupuk kimia yang tersedia selama satu tahun. Kendala pupuk kimia secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Dimana: a n = Penggunaan pupuk kimia jenis produk ke-i kgbibit tanaman PK = Total ketersediaan pupuk kimia kg 6. Kendala Larutan Pupuk Organik Larutan pupuk organik ini tidak hanya untuk memperoleh tambahan hara yang dibutuhkan tanaman tetapi dapat pula sebagai bahan untuk peremajaan tanah sehingga kandungan hara dalam tanah dapat diperbaharui. Pupuk organik yang digunakan oleh perusahaan adalah pupuk kandang dari kotoran hewan yang dicampurkan dengan bahan tambahan yang lain yang dilarutkan dalam air dengan komposisi tertentu. Koefisien pertidaksamaan kendala larutan pupuk organik ini merupakan kebutuhan larutan pupuk organik yang digunakan untuk menghasilkan satu jenis bibit tanaman hias. Nilai ruas kanan adalah larutan pupuk organik yang tersedia selama satu tahun. Fungsi kendala larutan pupuk organik ini daat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: a n = Penggunaan larutan pupuk organik jenis produk ke-n kgbibit tanaman PO = Total ketersediaan larutan pupuk organik liter 7. Kendala Indukan Jumlah bibit yang diproduksi tergantung pula banyaknya jumlah indukan untuk menghasilkan bibit tanaman hias. Bibit yang memiliki indukan diantaranya bibit yang diproduksi sendiri, diantaranya bibit indukan krisan yang dinamakan indukan untuk induk, serta indukan untuk produksi yang dinamakan indukan untuk produksi yang terdiri dari indukan krisan dan indukan anyelir. Koefisien untuk fungsi kendala indukan setiap bibit merupakan banyaknya bibit yang dihasilkan dalam satu indukan. Nilai ruas kanan adalah banyaknya indukan masing-masing jenis bibit yang tersedia selama satu tahun. Model pertidaksamaan untuk program linier adalah sebagai berikut: Dimana: a n = Kebutuhan indukan untuk jenis produk ke-n I n = Jumlah indukan jenis produk ke-n bibit tanaman 8. Kendala Pasar Kendala yang dihadapi oleh PT. Inggu Laut Abadi ini tidak hanya pada kendala yang berada di sektor produksi tetapi ada pula di sektor hilir yaitu pasar. Kendala pasar ini merupakan jumlah total permintaan yang dihadapi oleh perusahaan untuk masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai ruas kanan dalam kendala pasar ini yaitu jumlah permintaan yang dihadapi oleh perusahaan untuk masing-masing produk yang dihasilkan. Secara matematis kendala pasar ini dapat dituliskan sebagai berikut: Dimana: Pn : Jumlah permintaan produk ke-n bibit tanaman 9. Kendala Stock Indukan Botolan Produksi bibit dengan teknologi kultur jaringan memanfaatkan media agar-agar sebagai media tanam in vintro tanaman yang disebut eksplan. Eksplan ini ditanam dalam botol. Bakal bibit dalam botol ini dapat menghasilkan lebih dari seribu bibit sebar. Nilai ruas kanan pada kendala indukan botolan ini merupakan ketersediaan indukan botolan untuk masing-masing bibit selama satu tahun. Dimana: IB : Jumlah indukan botolan produk ke-n botol

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Inggu Laut Abadi didirikan oleh keluarga besar Bambang Haryanto. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 10 Mei 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 2002. Pendirian perusahaan ini diawali dengan pembelian lahan seluas 3.600 m 2 di daerah Simpang Galudra, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Sebelumnya, pada lahan tersebut terdapat kebun bunga krisan yang telah dikelola oleh pemilik kebun selama tujuh tahun, tetapi karena usaha tersebut mengalami kebangkrutan, maka kebun tersebut dijual. Setelah kebun tersebut dibeli oleh PT. Inggu Laut Abadi, pihak perusahaan mencoba untuk mengelola kembali lahan tersebut. Produk yang dihasilkan oleh PT. Inggu Laut Abadi ini mayoritas krisan karena krisan memiliki jumlah permintaan yang tinggi di Indonesia, tetapi setelah berkembang, PT. Inggu Laut Abadi mengembangkan usahanya dengan menyediakan bibit tanaman hias yang lain seperti anyelir, mawar dan gerbera. Visi perusahaan adalah pengembangan inovasi sistem perbenihan tanaman hias dalam usaha agribisnis bunga potong, sedangkan misinya adalah menciptakan dan mengembangkan inovasi sistem perbenihan tanaman hias dalam usaha agribisnis bunga potong. Adapun tujuan perusahaan adalah mengembangkan agribisnis florikultura dengan mengembangkan teknik kultur jaringan sebagai metode pengadaan bibit untuk tanaman hias yang mempunyai kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang baik, khususnya tanaman bunga krisan, anyelir dan mawar. Selain itu, dengan mengembangkan agribisnis florikultura PT. Inggu Laut Abadi dapat ikut serta