Pemasaran GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.8 Pemasaran

Produk yang dihasilkan oleh PT. Inggu Laut Abadi ada dua macam yaitu bibit botolan yaitu bibit hasil kultur jaringan yang masih di dalam botol dan belum diaklimatisasi serta bibit stek yang sudah berakar. Bibit botolan biasanya dijual dalam kemasan botol yang telah disterilisasi. Selain itu, pada kemasan botol tersebut diberi label PT. Inggu Laut Abadi, tanggal pembuatan serta nama varietas tanaman tersebut. Hal ini dilakukan untuk membedakan varietas yang satu dan varietas yang lain. Dalam satu botol terdapat lima tanaman eksplan. Untuk produk bibit stek krisan yang sudah berakar dijual dan dikemas dengan plastik yang sudah diberi lubang. Harga jual bibit krisan yang sudah berakar sebesar Rp 200,00 per tanaman, harga jual bibit produksi anyelir Rp 1.000,00. Namun perusahaan biasanya akan memberikan potongan harga untuk konsumen yang membeli dalam jumlah besar serta untuk konsumen yang telah menjadi pelanggan PT. Inggu Laut Abadi. Harga jual produk PT. Inggu Laut Abadi dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Harga Jual per Jenis Bibit Tanaman Hias per Satuan Tanaman pada PT.Inggu Laut Abadi Jenis Produk Variabel Keputusan Harga Jual Bibit indukan krisan bibitRp X1 1.500 Bibit produksi krisan bibitRp X2 200 Bibit produksi anyelir bibitRp X3 1.000 Sumber: PT. Inggu Laut Abadi, 2008 diolah Produk yang paling mahal yaitu bibit indukan krisan, sedangkan harga paling murah yaitu bibit produksi krisan. Bibit indukan biasanya dipesan oleh perusahaan tanaman hias yang tergolong besar untuk dibibitkan kembali, sedangkan untuk bibit produksi krisan dan anyelir umumnya dipesan oleh perusahaan sampai golongan petani. Produk yang sering dipesan adalah bibit krisan yang telah berakar karena sebagian besar konsumen yang membeli bibit ini adalah para petani maupun perusahaan budidaya bunga krisan yang belum menerapkan teknik kultur jaringan. Pelanggan PT. Inggu Laut Abadi cabang Cipanas terdiri dari para petani, lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan perusahaan produksi bunga krisan yang terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera. Untuk pelanggan yang terdapat di luar Cipanas, pengiriman bibit dilakukan melalui jasa pengiriman barang. Untuk mengantisipasi adanya kerusakan bibit, perusahaan biasanya akan melebihkan pengiriman bibit sebanyak lima persen dari total jumlah bibit yang dipesan konsumen. Selain itu, perusahaan juga akan mengganti bibit yang rusak dalam bentuk bibit yang baru apabila konsumen komplain karena ada bibit rusak ataupun tidak sesuai dengan pesanan.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis optimalisasi produksi pada penelitian ini dilakukan untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan. Produk yang dihasilkan perusahaan terdiri dari bibit indukan krisan, bibit produksi krisan serta bibit produksi anyelir. Berdasarkan metode penelitian, untuk menganalisis optimalisasi produksi pada perusahaan didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan dan fungsi kendala. Penentuan variabel keputusan telah dilakukan pada metode penelitian yang menunjukkan kombinasi jumlah produksi tiga produk yaitu bibit indukan krisan, bibit produksi krisan, dan bibit produksi anyelir yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun yang memberikan keuntungan maksimum.

6.1 Penentuan fungsi tujuan

Tujuan utama penelitian adalah untuk menentukan kombinasi jumlah produksi bibit dalam periode satu tahun yang memberikan keuntungan maksimum. Koefisien fungsi tujuan menunjukkan keuntungan per jenis bibit tanaman hias dalam satu tahun. Nilai tersebut diperoleh dari selisih penerimaan setiap jenis bibit tanaman hias dengan total biaya produksi per bibit. Penerimaan dari setiap jenis bibit diperoleh dari harga jual per jenis bibit tersebut. Biaya produksi untuk kegiatan produksi bibit di PT. Inggu Laut Abadi terdiri dari biaya media tanam kultur jaringan, biaya pupuk daun, biaya pupuk kimia, biaya pupuk kandang, biaya sekam bakar, biaya larutan HPT pestisida, biaya larutan nutrisi, dan biaya tenaga kerja. Biaya tersebut disusun berdasarkan