Skenario 1 Analisis Post Optimal

nilai batas penurunan, karena jika terjadi penambahan atau pengurangan di luar selang akan menyebabkan perubahan sebesar nilai shadow pricenya.

6.6 Analisis Post Optimal

Analisis post optimal dilakukan untuk mencari kemungkinan- kemungkinan dan besarnya perubahan pada solusi optimal atau nilai dual jika terjadi perubahan pada koefisien nilai fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala. Pada penelitian yang dilakukan, akan dilakukan analisis post optimal yang terfokus pada beberapa skenario, diantaranya: 1. Mengasumsikan harga input berubah yaitu mengalami peningkatan. Nilai input yang diasumsikan berubah yaitu nilai harga bahan kimia untuk pembuatan kultur jaringan. Kenaikan harga input ini didasari oleh harga input yang dipakai perusahaan merupakan harga input untuk pembelian lima tahun yang lalu, padahal pada kenyataannya harga bahan kimia ini telah mengalami peningkatan. 2. Perusahaan mengurangi jam tenaga kerja karena kendala tenaga kerja termasuk kendala yang berlebih. Hal ini dilakukan untuk lebih mengefisienkan jam tenaga kerja yang ada. Berdasarkan solusi optimal dari skenario post optimal maka diperoleh kombinasi jumlah tanaman dalam satu tahun dan keuntungan maksimum perusahaan sebagai berikut.

6.6.1 Skenario 1

Perubahan harga input produksi yaitu naiknya harga kimia untuk bahan pembuatan media tanam ini dapat mengubah koefisien fungsi tujuan. Selain itu, total biaya per bibit tanaman hias khususnya untuk bibit botolan akan meningkat. Koefisien fungsi tujuan setelah adanya peningkatan harga media tanam dapat dilihat sebagai berikut: Maksimun Z 656.47X1 + 75.61X2 + 440.97X3 Perubahan koefisien fungsi tujuan serta meningkatnya total biaya untuk bibit botolan tersebut tidak berpengaruh terhadap kombinasi jumlah bibit yang optimal tetapi dapat berpengaruh pada keuntungan yang diterima perusahaan. Hal ini disebabkan karena perubahan koefisien fungsi tujuan masih berada pada batas sensitivitasnya. Selang sensitivitas untuk kendala bahan kimia untuk media tanam kultur jaringan ini yaitu tidak terbatas untuk batas kenaikannya serta untuk batas penurunannya tidak lebih dari 8337.80371. Selain itu, biaya yang timbul untuk kendala bahan kimia ini sangat kecil yaitu sebesar 0,02 persen dari total biaya yang dikeluarkan untuk satuan bibit yang diproduksi. Sehingga kenaikan harga bahan kimia ini tidak merubah solusi optimal tetapi mengurangi sedikit keuntungan optimal perusahaan. Keuntungan yang diterima perusahaan untuk skenario satu ini lebih rendah jika dibandingkan dengan solusi optimal . Jumlah keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 101.320.764,46. Selisih keuntungannya lebih kecil Rp 2.051.814,52 .. Hal ini disebabkan karena alokasi dana yang harus dikeluarkan untuk kegiatan produksi akan lebih besar jika dibandingkan dengan total biaya yang harus dikeluarkan pada kondisi optimal. Tetapi keuntungan yang diterima perusahaan setelah terjadi kenaikan harga bahan kimia ini tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi aktual perusahaan. Selisih keuntungannya lebih besar Rp 147.667,85. Kombinasi produksi setelah diterapkannya skenario ini dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil output LINDO pada Skenario 1 dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 14. Kombinasi Jumlah Produksi Bibit Tanaman Hias Skenario 1 Jenis Produk Variable Keputusan Skenario 1 Bibit indukan krisan X1 13091 Bibit produksi krisan X2 1226188 Bibit produksi anyelir X3 4320

6.6.2 Skenario 2