Penelitian Terdahulu Tentang Tanaman Hias

tujuan. Hal ini dilakukan karena permintaan bunga jenis ini semakin berkurang setiap tahunnya. Menambah ketersediaan modal setiap triwulannya sebesar yang menjadi pembatas dalam kegiatan produksi di Pri’s Farm.

2.5 Penelitian Terdahulu Tentang Tanaman Hias

Sejauh ini, penelitian tentang tanaman hias telah banyak dilakukan diantaranya mengenai kepuasan konsumen, usahatani tanaman hias, strategi pemasaran, peramalan penjualan, studi kelayakan usaha tanaman hias dan lain- lain. Anwari 2006 meneliti tentang peramalan penjualan bunga potong. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga dan Tanama Hias PPBTH, Rawa Belong Jakarta Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer dengan waktu pengambilan data pada bulan Januari 2004 hingga Juli 2006 yang diperoleh dari PPBTH Rawa Belong dan beberapa literatur yang relevan dengan topik penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari beberapa jenis tanaman hias yang diperjualbelikan di PPBTH Rawa Belong, hasil analisis plot data penjualan ternyata aster dan krisan memiliki memiliki kecenderungan trend yang menurun, pola musiman ini sangat dipengaruhi oleh hari-hari penting misalnya tahun baru imlek. Berdasarkan hasil pengujian beberapa metode peramalan time series didapatkan bahwa metode alternatif yang paling sesuai untuk meramalkan penjualan aster dan krisan adalah metode peramalan Winter’s Multiplikatif. Hasil peramalan dengan metode tersebut didapatkan bahwa penjualan aster dan krisan untuk 22 periode kedepan Minggu I Agustus 2006 sampai Minggu IV Desember 2006 relatif menurun. Dorkas 2004 meneliti tentang kelayakan usaha tanaman hias. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Lestari Bunga Semerbak Lembang, Jawa Barat. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan alat analisis NPV, Net BC, IRR dan Payback Periode, serta analisis sensitifitas untuk menguji kepekaan usaha tanaman hias terhadap peubahan harga output dan harga input. Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif mengenai aspek pasar, aspek teknis dan aspek institusional. Dari hasil pengolahan, menunjukkan bahwa baik secara analisis kuantitatif maupun kualitatif usaha tanaman hias pada perusahaan Lestari Bunga Semerbak Lembang, Jawa Barat layak untuk diusahakan. Kelayakan secara financial ditunjukkan oleh nilai NPV yang lebih dari nol NPV0 yaitu ebesar Rp 1.444.836.506, Net BC lebih dari satu yaitu sebesar 2,92 serta nilai IRR lebih dari tingkat diskonto yaitu sebesar 35,53, dan payback periode yang lebih pendek dari umur proyek yaitu tiga tahun empat bulan. Saepuloh 2005 meneliti tentang analisis pendapatan usaha dan pemasaran tanaman hias florikultur. Penelitian ini dilakukan pada responden pedagang pengecer tanaman hias bunga dan daun di Kota Bogor. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran usaha tanaman hias di tingkat petani dan pengecer, menganalisis salura pemasaran, fungsi pemasaran, struktur, perilaku dan keragaan pasar tanaman hias, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis RC ratio, analisis marjin, dan analisis elastisitas transmisi Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa usaha yang dilakukan oleh pedagang pengecer tanaman hias di Kota Bogor mengalami keuntungan, walaupun relatif kecil. Secara ekonomis keuntungan inidapat diidentifikasi dari nilai imbangan penerimaan atas biaya RC ratio tunai sebesar 1,34 dan RC atas biaya total sebesar 1,23. Pelaku pasar yang terlibat dalam pemasaran tanaman hias bunga adalah petani, pedagang perantara, pedagang pengecer, dan konsumen akhir sedangkan pada pemasaran tanaman hiasdaun, saluran pemasaran yang terjadi mulai dari petani, pedagang pengecer dan konsumen akhir tanpa melibatkan pedagang perantara. Pedagang perantara pada pemasaran tanaman hias bunga merupakan lembaga yang mendapatkan tingkat keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan petani dan pedagang pengecer. Pemasaran tanama hias daun lebih efisien dibandingkan pemasaran tanaman hias bunga. Hal ini dapat dilihat dari nilai farmer’s share yang lebih tinggi dan jumlah pelaku pemasaran yang lebih sedikit.

2.6 Penelitian Lainnya